TEKNIK PENDOKUMENTASIAN
A.
PENGERTIAN TEKNIK PENDOKUMENTASIAN
Tehnik
pendokumentasian adalah merupakan cara menggunakan dokumentasi dalam penerapan
proses asuhan.
Flow sheet atau checklist
merupakan salah satu bentuk catatan perkembangan yang berisi hasil observasi
dan tindakan. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil observasi
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
narative, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan
paling efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat gravik yang terdapat
pada flow sheet. Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di
unit gawat darurat. Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa
grafik atau cheklist. Data yang bisa didokumentasikan yaitu pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh serta kadar glukose urine dan darah.
Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan
tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan, KIE dan
catatan perkembangan.
Dalam
pendokumentasian itu tidak selalu membutuhkan dan menyita waktu yang banyak
karena waktu yang dibutuhkan untuk pendokumentasian itu akan sangat tergantung
dari teknik dokumentasi seperti apa yang kita pakai.
Ada 2 (dua) macam tehnik
pendokumentasian, yaitu:
1.
TEKNIK NARATIEF
Bentuk
naratif merupakan teknik pencatatan tradisional yang bertahan paling lama serta
merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif
dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber.
Teknik
dokumentasi naratif (Narrative Progress Notes) merupakan teknik yang dipakai
untuk mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi, yang
mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Teknik naratif merupakan teknik yang
paling sering digunakan dan yang paling fleksibel. Teknik ini dapat digunakan
oleh berbagai petugas kesehatan (Widan dan Hidayat, 2011).
Sedangkan
menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti(2010), teknik dokumentasi naratif
(Narrative Progress Notes) merupakan bentuk dokumentasi tradisional, paling
lama digunakan (sejak dokumentasi pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling
fleksibel, serta sering disebut sebagai dokumentasi yang berorientasi pada
sumber (source oriented documentation).
Pencatatan
naratif adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk
mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama
jam dinas. Naratif adalah paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien,
intervensi dan pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Sebelum
adanya teknik lembar alur (flow sheet dan checklist, catatan naratif ini adalah
satu-satunya teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan pemberian asuhan
kebidanan.
Sementara
itu, Muslihatun, Mudlilah, dan Setiyawati (2009) menjelaskan bahwa bentuk
naratif merupakan teknik pencatatan tradisional yang bertahan paling lama serta
merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif
dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber.
Sumber
atau asal dokumen dapat siapa saja dari petugas kesehatan yang bertanggung
jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan hasil
observasinya menggambarkan aktivitas dan evaluasinya yang unik. Cara penulisan
ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologis. Biasanya kebijakan
institusi menggariskan siapa mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu akan
dicatat dan harus dicatat dimana. Ada lembaga yang telah dirancang khusus
untuknya, misalnya catatan dokter atau petugas gizi.
Teknik
naratif merupakan teknik yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien.
Berhubung sifatnya terbuka, catatan naratif (orientasi pada sumber data) dapat digunakan
pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya struktur yang harus diikuti
memungkinkan bidan mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan dengan
kejadian kronologis. Dari hari ke hari, dokumentasi bentuk narasi mempunyai
beberapa keuntungan dan kerugian dengan bahasan sebagai berikut. Tehnik
narative merupakan tehnik yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dari
hari ke hari dalam bentuk narasi, yang mempunyai beberapa keuntungan dan
kerugian.
A.
Keuntungan
Berdasarkan
pendapat Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009), keuntungan dari teknik
pendokumentasian naratif, antara lain: merupakan teknik pencatatan yang sudah
banyak dikenal dan dipelajari bidan sejak masih di bangku kuliah, mudah
dikombinasikan dengan teknik pendokumentasian yang lain, seperti pencatatan
naratif dengan lembar alur, atau pencatatan naratif untuk mendokumentasikan
perkembangan pasien.
Jika
ditulis dengan benar, catatan naratif ini berisi masalah pasien, intervensi dan
respon pasien terhadap intervensi. Pencatatan naratif juga berguna pada situasi
darurat, sehingga bidan dapat dengan cepat dan mudah mendokumentasikan
kronologis kejadian pasien. Catatan naratif ini juga membantu bidan melakukan
interpretasi terhadap setiap kejadian pasien secara berurutan, memberi kebebasan
bidan untuk memilih cara menyusun sebuah laporan, sederhana untuk melaporkan
masalah, kejadian, perubahan intervensi dan evalusi pasien
1. Membuat
dokumentasi yang kronologis sehingga membantu mengintepretasikan atau
penafsiran secara berurutan dari kejadian asuhan/tindakan yang dilakukan
(setiap masalah minimal ditulis satu kali setiap giliran jaga dan setiap
masalah di beri nomor sesuai waktu yang ditemukan)
2. Memberi
kebebasan kepada petugas (bidan) untuk memilih dan mencatat bagaimana informasi
yang akan dicatat menurut gaya yang disukainya (catatan menunjukkan
kredibilitas profesional)
3. Membuat
dokumentasi yang kronologis sehingga membantu mengintepretasikan atau
penafsiran secara berurutan dari kejadian asuhan/tindakan yang dilakukan
(setiap masalah minimal ditulis satu kali setiap giliran jaga dan setiap
masalah diberi nomor sesuai waktu yang ditemukan).
4. Format
menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi,
reaksi pasien dan outcomes (proses pencatatan sederhana
5. Mudah ditulis
dan sudah di kenal bidan
6. Bila di
tulis secara tepat dapat mencakup seluruh kondisi pasien
7. Mudah di
kombinasi dengan model lain
B.
Kerugian
Seperti
mata uang yang selalu punya dua sisi, maka dokumentasi naratif pun juga punya
dua sisi yang berbeda yaitu keuntungan dan kerugian. Tapi harapannya, kedua
sisi tersebut akan saling melengkapi. Nah, kerugiannya apa sajakah? Mari kita
pelajari bersama. Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),kerugian
utama dari teknik pendokumentasian naratif ini adalah catatan kurang
terstruktur. Hampir semua catatan naratif tidak teratur, berpindah-pindah dari
satu masalah ke masalah lain tanpa penghubung yang jelas, sehingga hubungan
antar data sulit ditemukan. Catatan ini juga hanya berorientasi pada tugas dan
cenderung menghabiskan banyak waktu. Tidak selalu mencerminkan pemikiran yang
kritis, tidak bisa membantu membuat keputusan, tidak bisa menambah kemampuan
bidan menganalisis dan membuat kesimpulan yang tepat.
Catatan
naratif ini memungkinkan terjadinya kumpulan informasi yang terpecahpecah,
terputus dan berlebihan sehingga informasi menjadi tidak berarti. Kadang-kadang
sulit mendapatkan kembali informasi tentang pasien tanpa melihat ulang seluruh
atau sebagian besar catatan pasien tersebut. Mengabadikan sistem "pesan
yang terpendam”, yaitu data yang ingin dimunculkan, justru tidak tampak nyata.
Perlu melihat kembali data awal masing-masing sumber untuk menentukan gambaran
pasien secara menyeluruh. Membutuhkan waktu lama untuk mendokumentasikan
masing-masing pasien, karena teknik yang terbuka ini memerlukan kehati-hatian
saat menyelaraskan semua informasi yang berasal dari masing-masing sumber.
Rangkaian peristiwa bisa lebih sulit diinterpretasikan karena data yang
berkaitan mungkin tidak diletakkan pada tempat yang sama. Perlu waktu lama
untuk mengikuti perkembangan dan kondisi akhir pasien
1. Menyebabkan
data yang didokumentasikan menjadi rancu, berlebihan, atau kurang bermakna.
2. Sulit
untuk mencari sumber masalah tanpa melihat kembali dari awal pencatatan.
3. Data
yang dicatat tidak secara mendalam, hanya informasi yang umumnya saja Memungkinkan
terjadinya fragmentasi kata–kata yang berlebihan, kata yang tidak berarti,
pengulangan dibutuhkan dari setiap sumber sehingga terjadi tumpang tindih.
4. Membutuhkan
waktu yang panjang untuk menulis dan membaca catatan tersebut.
5. Pencatanan
yang tidak terstruktur dapat menjadikan data simpang siur
6. Terkadang
sulit untuk memperoleh kembali informasi tanpa mereview catatan tersebut.
7. Memerlukan
review catatan dari sebagaian sumber untuk menentukan kondisi pasien secara
keseluruhan.
8. Pencatatan
terbatas pada kemampuan bidan dalam mengungkapkan data yang diperoleh.
9. Urutan
kejadian atau kronologis dapat menjadi lebih sulit diinterpretasi karena
informasi yang berhubungan mungkin tidak didokumentasikan ditempat yang sama.
C.
Pedoman dalam tehnik narative :
Ketika
kita menulis dokumentasi naratif juga harus sesuai dengan kaidah/pedoman
penulisan dokumentasi naratif. Bagaimana pedoman penulisan dokumentasi naratif?
Akan kita pelajari bersama. Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),
pedoman penulisan dokumentasi naratif dijelaskan sebagai berikut:
1. Menggunakan
istilah standar, misalnya pengkajian data, diagnosis, tujuan asuhan kebidanan,
rencana, implementasi, intervensi dan evaluasi.
2. Mengikuti
tahap-tahap berikut yaitu pengkajian data pasien, identifikasi masalah dan
kebutuhan asuhan, rencana dan pemberian asuhan, evaluasi respon pasien terhadap
asuhan medis dan kebidanan. Pengkajian ulang untuk melengkapi seluruh proses.
3. Menulis,
memperbaiki dan menjaga rencana asuhan sebagai bagian dari laporan.
4. Membuat
diagnosis secara periodik, memonitor kondisi fisik dan psikis pasien, asuhan
kebidanan, antara lain melaksanakan advis dokter, KIE dan perkembangan pasien.
5. Melaporkan
evaluasi setiap saat, antara lain pada saat pasien masuk, dirujuk, pulang atau
jika terjadi perubahan.
6. Penting
sekali untuk diingat, dalam teknik pencatatan naratif, tidak boleh meninggalkan
bagian/jarak yang kosong. Berikan garis yang melewati bagian yang kosong
tersebut dan berikan inisial nama bidan yang melakukan pencatatan.
Sedangkan
menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010), pedoman/petunjuk penulisan
dokumentasi naratif adalah sebagai berikut:
1. Gunakan
batasan-batasan standar. Maksudnya adalah ketika menuliskan pendokumantasian
naratif harus sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Contohnya:
menggunakan huruf besar diawal kalimat, menggunakan istilah yang lazim
digunakan.
2. Ikuti
langkah-langkah proses asuhan. Maksudnya adalah ketika mendokumentasikan harus
seuai dengan langkah langkah proses asuhan yang meliputi pengkajian, analisa
data, perencanaan, tindakan/implementasi, dan evaluasi.
3. Buat
suatu periode waktu tentang kapan petugas melakukan tindakan. Maksudnya adalah
harus ada keterangan waktu yang berupa hari, tanggal, dan jam saat melaksanakan
suatu tindakan/perasat serta tanda tangan bidan yang telah melaksanakan
tindakan tersebut.
4. Catat
pernyataan evaluasi pada waktu khusus. Maksudnya adalah ketika menuliskan
evaluasi harus menyertakan kapan evaluasi tersebut dilakukan dan dituliskan,
meliputi hari, tanggal dan jam serta tanda tangan bidan yang telah melaksanakan
evalusi.
D.
Pendokumentasian dengan teknik naratif terdiri dari 6
bagian, yaitu :
Setiap
teknik pendokumentasian meliputi bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian tersebut
perlu mendapat perhatian supaya ketika mendokumentasikan bisa dilakukan dengan
tepat sesuai ke dalam bagiannya. Pendokumentasian dengan teknik naratif terdiri
dari 6 bagian, yaitu:
1. Lembar
penerimaan, yaitu lembar yang biasanya berisi tentang kapan pasien masuk rumah
sakit, identitas pasien, alasan masuk rumah sakit.
2. Lembar
muka
3. Lembar
instruksi dari dokter, yaitu lembar yang berisi tentang segala sesuatu yang di
intruksikan oleh dokter untuk pengobatan dan perawatan pasien, misalnya
tindakan medis, terapi dokter.
4. Lembar
riwayat penyakit, yaitu lembar yang berisi tentang riwayat penyakit yang pernah
diderita oleh pasien dan keluarga biasanya riwayat penyakit yang dianggap berat
dan riwayat penyakit keturunan. Contohnya yaitu penyakit jantung, diabetes
melitus.
5. Lembar
catatan perawat/bidan, yaitu lembar yang berisi asuhan keperawatan/kebidanan
yang direncanakan maupun yang sudah dilakukan kepada pasien oleh bidan/perawat beserta
hasil evaluasi dari asuhan tersebut.
6. Lembar
catatan lainnya. Contohnya yaitu lembar catatan fisioterapi, lembar hasil
laboratorium.
E.
Memperhatikan beberapa hal dalam pencatatan naratif
ini, yaitu :
Ketika
melakukan pendokumentasian dengan tehnik naratif, ada hal-hal yang harus
diperhatikan oleh tenaga kesehatan supaya hasil dari pendokumentasian lebih
terstandarisasi (sesuai dengan ketentuan yang berlaku). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pencatatan naratif yaitu:
1. Pakai
terminologi yang sudah lazim dipakai, misalnya : pengkajian, perencanaan,
diagnosa, prognosa, evaluasi dll
2. Dalam
pencatatan perhatikan langkah-langkah : kumpulkan data subjektif, data
objektif, kaji kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa, prognosa, kemudian buat
perencanaan asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk pencapaian hasil
yang diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu untuk evaluasi,
laksanakan rencana itu dan perhatikan perkembangan pasien atau responnya
terhadap tindakan kebidanan/keperwatan kemudian evaluasi sesuai rencana yang
ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi rencana kalau dinilai perlu
3. Tulis,
perbaiki/sempurnakan dan pertahankan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan
anda
4. Buat
penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
dan tindakan perawatan misalnya melaksanakan rencana medik/dokter, penyuluhan
pasien dan perkembangan pasien
5. Catat semua
pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya waktu masuk, pindah pulang atau
pada saat adanya perubahan situasi/kondisi
F.
Contoh pencatatan naratif:
(Tangal 01
MARET 2019, pukul 12.00 WIB, di KIA Puskesmas)
Seorang
perempuan usia 18 tahun G2 P1 A0 hamil 38 minggu mengeluh merasakan mulas mulas
sudah keluar lendir bercampur darah sejak pukul 03.00 pagi, belum keluar air
air.Ibu mengatakan sudah melakukan USG 2 hari yang lalu. Ibu bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Hasil pemeriksaan Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80 x/menit,
Suhu 37 C, Respirasi 20 x/menit. Kandung menih kosong, Tinggi fundus uteri 29
cm, his positif 4 x 10 lamanya 40 detik.
Hasil
Palpasi :Leopold I : bokong, Leopold II : puki, Leopold III : kepala, divergen,
Leopold IV : 1/5 bagian Hasil pemeriksaan dalam dinding vagina tidak ada
kelainan, benjolan, tidak adaa massa, portio tipis lunak, pembukaan 7 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan H II, posisi UUK kanan depan, molase
tidak ada.
Contoh Catatan Naratif
Tanggal / Waktu |
Catatan Bidan |
03 Maret
2019 |
Luka Postsectio sesarea terasa panas, balutan luka ada perdarahan, luka
nyeri bila disentuh. Balutan luka dibuka dilakukan perawatan luka. dokter
diberi tahu adanya perdarahan dan jahitan ada yang terbuka, suhu 38 derajat
C, Instruksi Dokter pasang IV ditempat lain. Bidan Nama dan Tanda Tangan |
Latihan
Untuk
memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah
latihan berikut!
1) Jelaskan
pengertian teknikdokumentasi naratif!
2) Jelaskan
keuntungan dari teknik dokumentasi naratif!
3) Jelaskan
kerugian dari teknik dokumentasi naratif!
4) Jelaskan
pedoman teknik dokumentasi naratif!
5) Jelaskan
bagian – bagian pada teknik dokumentasi naratif!
6) Jelaskan
hal – hal yang perlu diperhatikan pencatatannaratif!
Ringkasan
Teknik
dokumentasi naratif (Narrative Progress Notes) adalah teknik yang dipakai untuk
mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi merupakan
bentuk dokumentasi tradisional, paling lama digunakan (sejak dokumentasi
pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling fleksibel, sering disebut sebagai
dokumentasi yang berorientasi pada sumber (source oriented documentation).
Keuntungan dokumentasi naratif antara lain mudah dikombinasikan dengan teknik
pendokumentasian yang lain, seperti pencatatan naratif dengan lembar alur, atau
pencatatan naratif untuk mendokumentasikan perkembangan pasien, membantu bidan
melakukan interpretasi terhadap setiap kejadian pasien secara berurutan,
memberi kebebasan bidan untuk memilih cara menyusun sebuah laporan, sederhana
untuk melaporkan masalah, kejadian, perubahan intervensi dan evalusi pasien.
Kerugian dokumentasi naratif antara lain yaitu catatan kurang terstruktur,
hanya berorientasi pada tugas dan cenderung menghabiskan banyak waktu, tidak
selalu mencerminkan pemikiran yang kritis, tidak bisa membantu membuat
keputusan, serta tidak bisa menambah kemampuan bidan menganalisis dan membuat
kesimpulan yang tepat.
Tes
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
Pengertian dari teknik dokumentasi naratif adalah...
A. Teknik
yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dalam bentuk narasi dan
bersifat tradisional
B. Teknik
yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dalam bentuk narasidan bersifat
modern
C. Teknik
yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dalam bentuk narasidan
bersifatmengikat
D. Teknik
yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dalam bentuk narasidan bersifat
terbatas
2) Memberi kebebasan
kepada petugas (bidan) untuk memilih dan mencatat bagaimana informasi yang akan
dicatat menurut gaya yang disukainya pentingnya dokumentasi kebidanan
termasuk........dokumentasi naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
3) Menulis,
memperbaiki dan menjaga rencana asuhan sebagai bagian dari laporan adalah
termasuk....dokumentasi naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
4) Data yang dicatat
tidak secara mendalam, hanya informasi yang umumnya saja adalah termasuk....dokumentasi
naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
5) Format
menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi,
reaksi pasien dan outcomes adalah salah satu dari....dokumentasi naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
6) Melaporkan
evaluasi setiap saat, antara lain pada saat pasien masuk, dirujuk, pulang atau
jika terjadi perubahan adalah salah satu dari......dokumentasi naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
7) Asuhan memerlukan
review catatan dari sebagaian sumber untuk menentukan kondisi pasien secara
keseluruhan adalah termasuk....dokumentasi naratif.
A. Pedoman
B. Aturan
C. Keuntungan
D. Kerugian
8) Hal – hal yang perlu diperhatikan pada
pencatatan naratif adalah...
A. Catat
semua pernyataan evaluasi klien
B. Catat
sebagian pernyataan evaluasi klien
C. Catat
semua atau sebagian pernyataan evaluasi klien
D. Catat
sekelompok pernyataan evaluasi klien
9)
Paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien adalah
termasuk....dokumentasi naratif.
A.
A. Pedoman
B.
Kerugian
C.
Pengertian
D.
Kelemahan
10)
Format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan
pada pasien yang terjadi selama jam dinas adalah termasuk ......dokumentasi
naratif.
A. Kerugian
B. Pengertian
C. Kelemahan
D. Pedoman
2.
TEKNIK FLOW SHEET/CHECKLIST
Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Wildan dan Hidayat (2009), teknik dokumentasi flow
sheet (lembar alur) adalah bentuk catatan perkembangan aktual yang dirancang
untuk memperoleh informasi dari pasien secara spesifik menurut parameter yang
telah ditentukan sebelumnya.
Flow
sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang
dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif, termasuk
data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk
mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui
keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow sheet. Flow
sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di unit gawat darurat.
Sementara
itu Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010) menjelaskan bahwa dalam menjalankan
tugasnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan dan
mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk
mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk
mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan dalam melakukan
pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur
atau flow sheet dan checklist ini digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian
data dan mendokumentasikan implementasi kebidanan. Jika lembar alur ini
dipergunakan dengan tepat, maka akan banyak menghemat waktu bidan untuk
mencatat. Pendokumentasian hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat rutin
akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data yang bersifat rutin ini dapat
didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan lembar alur. Penting di sini
untuk tidak menulis ulang data di dalam lembar alur ke dalam catatan
perkembangan, karena sama saja hal ini akan mengabaikan tujuan pembuatan lembar
alur dan melakukan pekerjaan yang sia-sia
Flowsheet
merupakan salah satu bentuk catatan perkembangan yang berisi hasil observasi
dan tindakan. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil observasi
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
narative, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan
paling efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat gravik yang terdapat
pada flow sheet. Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di
unit gawat darurat.
Dalam
menjalankan tugasnnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan
danmendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk
mendokumentasikan sernua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk
mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan untuk melakur;an
pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur
atau flowsheet dan checklist ini digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian
data dan mendokumentasikan implementasi kebidanan.
Jika lembar
alur ini dipergunakan dengan tepat, maka akan banyak menghemat waktu bidan
untuk mencatat. Pendokumentasian hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat
rutin akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data yang bersifat rutin ini dapat
didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan lembar alur. Penting di sini
untuk tidak menulis ulang data di dalam lembar alur ke dalam catatan
perkembangan, karena sama saja hal ini akan mengabaikan tujuan pembuatan lembar
alur dan melakukan pekerjaan yang sia-sia.
Tujuan
pencatatan menggunakan teknik lembar alur ini, antara lain : untuk kecepatan
dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan, menggabungkan data yang jika
tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien, mempermudah
kontinuitas asuhan, mengurangi duplikasi dalam pencatatan, melindungi aspek
legal pasien dan bidan, dapat melakukan pengkajian data pasien dengan cepat,
mudah membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.
Format
pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau cheklist. Data yang
bisa didokumentasikan : pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan asuhan
kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, kadar glukose urine dan darah.
Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan
tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan,
perkembangan.
A.
Tujuan
pencatatan menggunakan teknik lembar alur/flow sheet, antara lain:
1. Untuk
kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan.
2. Menggabungkan
data yang jika tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien.
3. Mempermudah
kontinuitas asuhan.
4. Mengurangi
duplikasi dalam pencatatan.
5. Melindungi
aspek legal pasien dan bidan.
6. Dapat
melakukan pengkajian data pasien dengan cepat.
7. Mudah
membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang akan digunakan
dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.
Format
pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau checklist. Data yang
bisa didokumentasikan antara lain yaitu pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, serta kadar
glukosaurine dan darah. Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan
hasil observasi dan tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan
pengobatan, KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) dan catatan perkembangan.
B.
Keuntungan
Berdasarkan
pendapat Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009), keuntungan teknik
pendokumentasian flow sheet adalah sebagai berikut
1.
Meningkatkan kualitas pencatatan observasi
2.
Memperkuat aspek legal
3.
Memperkuat atau menghargai standar asuhan
4.
Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat
5.
Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan
6.
Membatasi narasi yang terlalu luas
Sedangkan
menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010) keuntungan dokumentasi flow sheet
adalah:
1. Meningkatkan
kualitas catatan.
2. Lebih
mudah dibaca.
3. Memperkuat
standar asuhan.
4. Dokumentasi
lebih tepat.
5. Mengurangi
adanya fragmentasi data, data mudah diperoleh.
6. Memungkinkan
untuk melakukan perbandingan data beberapa periode.
7. Informasi
yang dicatat benar-benar yang bermanfaat dan legal.
8. Narasi
sedikit.
C.
Kerugian
Menurut
Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),kerugian utama dari teknik
pendokumentasian flow sheet ini adalah:
1. Catatan
medik pasien menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada saat
penggunaan dan penyimpanan.
2. Potensial
terjadi duplikasi catatan, antara lain catatan perawatan di ruang ICU dan
catatan pengobatan.
3. Desain
ini memungkinkan adanya bagian yang tidak diisi. Bagian yang kosong ini
potensial menimbulkan kesalahan saat melakukan interpretasi dan memunculkan
tanda tanya.
4. Keterbatasan
ruang untuk melakukan pencatatan secara menyeluruh terhadap kejadian luar
biasa.
5. Adanya
penolakan terhadap penggunaan model flow sheet.
Sedangkan menurut
Fauziah, Afroh, Sudarti, (2010) kerugian dokumentasi flow sheet disebutkan
sebagai berikut.
1. Memperluas
catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan.
2. Memungkinkan
duplikasi data, rancangan, dan format.
3. Tidak
ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi dan
bertahan untuk menggunakan lembar alur.
D.
Syarat lembar alur/flow sheet/checklist
Menurut
Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),agar lembar alur/flow
sheet/checklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat/pedoman
sebagai berikut
1. Perhatikan
dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus
2. Lengkapi
format dengan kata kunci
3. Gunakan
tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa parameter telah
diobservasi/ diintervensi
4. Jangan
tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0 untuk
mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi
5. Tambahkan
uraian secara detail jika diperlukan
6. Pertahankan
agar letak lembar alur tepat dilokasi yang tersedia (rekam medis)
7. Beri tanda
tangan dan nama jelas pemberi asuhan
8. Dokumentasikan
waktu dan tanggal data masuk
E.
Catatan ini dibuat secara singkat dan jelas serta
mengandung elemen
1. Kolom untuk
menempatkan tanda ceklist
2. Inisial
orang yang melakukan pengkajian
3. Tanda tangan
orang yang melakukan pengkajian
4. Tanggal dan
waktu saat memasukkan data
Keterbatasan
dari teknik flowsheet dan checklist ini, antara lain:
·
Catatan medik pasien menjadi lebih banyak, sehingga
menimbulkan masalah pada saat penggunaan dan penyimpanan,
·
Potensial terjadi duplikasi catatan, antara lain
catatan perawatan di ruang ICU dan catatan pengobatan,
·
Desain ini memungkinkan adanya bagian yang tidak
diisi. Bagian yang kosong ini potensial menimbulkan kesalahan saat melakukan
interpretasi dan memunculkan tanda tanya,
·
Keterbatasan ruang untuk melakukan pencatatan secara
menyeluruh terhadap kejadian luar biasa dan adanya penolakan terhadap
penggunaan model flowsheet.
F.
Desain dan bagian umum dalam flow sheets dan
checklist, antara lain :
1. Kolom untuk
nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan.
2. Hasil pengkajian,
KIE, observasi, tindakan, dan lain-lain.
3. Hasil
observasi atau intervensi khusus.
4. Nama pasien,
waktu (tanggal, bulan dan tahun), nama bidan dan tanda tangan.
5. Hanya
menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan secara
narasi. Misalnya: mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan
perkembangan.
G. Menurut Iyer
and Camp (2005), proses merancang lembar alur dengan tepat sangat bervariasi.
Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur, adalah :
1. Tentukan seberapa
banyak ruangan yang diperlukan untuk isi format.
2. Rancang
sebuah format yang mudah dibaca dan digunakan.
3. Tentukan
apakah format tersebut akan digunakan secara vertikal atau horisontal.
4. Gunakan
huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian atau
informasi penting lainnya.
5. Pertimbangkan
untuk memberi jarak antar informasi.
6. Tentukan
apakah format tersebut akan lebih dari satu halaman.
7. Pertimbangkan
apakah informasi dalam format tersebut akan dikomunikasikan antar bagian.
8. Sediakan
lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan individualisasi
data dan pendokumentasian asuhan pada pasien.
9. Jika catatan
perkembangan rnultidisiplin tidak digunakan, pertimbangkan pemberian ruang
kosong untuk catatan - ¬catatan tersebut di halaman sebaliknya lembar alur
tersebut.
10. Pertahankan
struktur dasar format lembar alur untuk menggambarkan standar asuhan yang
diberikan kepada pasien adalah sama.
11. Berfikir
global saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang format tanpa
berkonsultasi ke profesi/unit lain.
12. Libatkan
staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar alur.
13. Dapatkan
masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
14. Lakukan
koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
15. Harus
disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur membutuhkan waktu
lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.
H.
Beberapa
contoh flow sheet antara lain sebagai berikut.
1. Activity
Daily Living (ADL)
2. Kebutuhan
terhadap bantuan bidan.
3. Tanda-tanda
vital.
4. Keseimbangan
cairan (Intake dan Output).
5. Nutrisi.
6. Pengkajian
kulit.
7. Review
system tubuh.
8. Hasil
laboratorium (kadar gula darah dan urin)
Contoh Pengkajian flow Sheet / cheklist (Pengkajian Luka)
Tanggal |
01/3/2019 |
02/3/2019 |
3/2/2019 |
|||
A P |
A P |
A P |
||||
1.
Kriteria Luka |
||||||
2.
Ukuran Luka |
||||||
3.
Jaringan
Nekrotik |
||||||
4.
Jaringan
Nekrotik yang Lekat |
||||||
5.
Bau |
||||||
6.
Batas Tepi
Luka |
||||||
7.
Temperatur
Kulit |
||||||
8.
Frekuensi
Ganti Balutan Luka |
||||||
9.
Pengobatan
Luka |
Keterangan : A = Tidak Ada
P = Ada
Latihan
Untuk
memperdalam pemahaman Anda mengenai materi praktikum di atas, kerjakanlah
latihan berikut!
1) Jelaskan
pengertian teknik dokumentasi flow sheet!
2) Jelaskantujuan
teknik dokumentasi flow sheet!
3) Pengertian
teknik dokumentasi flow sheet!
4) Jelaskan
keuntungan dari teknik dokumentasi flow sheet!
5) Jelaskan
kerugian dari teknik dokumentasi flow sheet!
6) Jelaskan
pedoman / syarat teknik dokumentasi flow sheet!
7) Jelaskan
anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur / flow sheet!
8) Sebutkan
contoh flow sheet!
Ringkasan
Teknik
dokumentasi flow sheet (lembar alur) adalah bentuk catatan perkembangan aktual
yang dirancang untuk memperoleh informasi dari pasien secara spesifik menurut
parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan pencatatan menggunakan
teknik lembar alur/flow sheet, antara lain untuk kecepatan dan efisiensi
pendokumentasian data dan asuhan, menggabungkan data yang jika tidak
dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien, mempermudah kontinuitas
asuhan, mengurangi duplikasi dalam pencatatan, melindungi aspek legal pasien
dan bidan, dapat melakukan pengkajian data pasien dengan cepat, mudah
membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang akan digunakan
dalam mengevaluasi keefektivan asuhan. Keuntungan dari teknik pendokumentasian
flow sheet diantaranya yaitu untuk meningkatkan kualitas pencatatan observasi,
memperkuat aspek legal, memperkuat atau menghargai standar asuhan, menjadikan
dokumentasi kebidanan lebih tepat, dan mengurangi fragmentasi data pasien dan
asuhan. Sedangkan kerugian utama dari teknik pendokumentasian flow sheet yaitu
catatan medik pasien menjadi lebih banyak, potensial terjadi duplikasi catatan,
memungkinkan adanya bagian yang tidak diisi yang menimbulkan kesalahan saat
melakukan interpretasi dan memunculkan tanda tanya, dan keterbatasan ruang
untuk melakukan pencatatan secara menyeluruh terhadap kejadian luar biasa.
TES
Pilihlah
satu jawaban yang paling tepat!
1)
Bentuk catatan perkembangan aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi
dari pasien secara spesifik menurut parameter yang telah ditentukan sebelumnya
adalah.....teknik dokumentasi flow sheet.
A. Tujuan
B. Pengertian
C. Keuntungan
D. Kerugian
2) Untuk
kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan adalah.....teknik
dokumentasi flow sheet.
a. Tujuan
b. Pengertian
c. Keuntungan
d. Kerugian
3)
Keseimbangan cairan (Intake dan Output) adalah.....teknik dokumentasi flow
sheet.
A. Contoh
B. Bentuk
C. Model
D. Tipe
4)
Melibatkan staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar
alur adalah termasuk ..... dokumentasi flow sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
5)
Melengkapi format dengan kata kunci adalah termasuk ..... dokumentasi flow
sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
6)
Potensial terjadi duplikasi catatan aadalah termasuk ..... dokumentasi flow
sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
7)
Keterbatasan ruang untuk melakukan pencatatan secara menyeluruh terhadap
kejadian luar biasa tanda tangan/paraf bidan termasuk .... dokumentasi flow
sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
8)
Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan adalah termasuk ... dokumentasi
flow sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
9)
Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong adalah
termasuk....dokumentasi flow sheet.
A. Kerugian
B. Keuntungan
C. Anjuran
dalam membuat flow sheet
D. Pedoman
10)
Sediakan lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan
individualisasi data dan pendokumentasian asuhan pada pasien adalah
termasuk.....dokumentasi flow sheet.
B. Kerugian
C. Keuntungan
D. Anjuran
dalam membuat flow sheet
E. Pedoman
Tes
1 1) A 2) C 3) A 4) D 5) C 6) A 7) D 8) A 9) C 10) B
Tes
2 1) B 2) A 3) A 4) C 5) D 6) A 7) A 8) B 9) D 10) C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar