PROSES
NANTOMI
DAN ADAPATSI FISIOLOGIS PADA
KEHAMILAN
TRIMESTER I, II
DAN III
A.
PERUBAHAN
PADA SISTEM REPRODUKSI.
Sebelum kita
mempelajari perubahan organ sistem reproduksi, silahkan mengingat kembali pada
Mata Kuliah sebelumnya yaitu tentang anatomi organ reproduksi wanita. Silahkan
Anda tuliskan pada kertas atau buku catatan Anda. Sekarang marilah pelajari
materi dibawah ini dengan bersungguh-sungguh, sambil menuliskan hal-hal penting
yang perlu diingat pada buku catatan Anda.
1.
UTERUS
Ibu hamil uterusnya
tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen
menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus.Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan
tinggi fundus:
a. Tidak
hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b. Kehamilan
8 minggu : telur bebek
c. Kehamilan
12 minggu : telur angsa
d. Kehamilan
16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e. Kehamilan
20 minggu : pinggir bawah pusat
f. Kehamilan
24 minggu : pinggir atas pusat
g. Kehamilan
28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h. Kehamilan
32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i.
minggu : 3 sampai 1
jari bawah xyphoid
Ismus uteri,
bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada kehamilan
trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu
bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi
segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda
Goodell). Sekresi
lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus
uteri mengalami hipertropi kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda
Hegar.Berat uterus perempuan tidak hamil adalah B30
gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai pada akhir
kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg).
Uterus
Trimester I
a) Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama
oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.
b) pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus.
c) Sejak trimester pertama kehamialn uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.(Kontraksi
Braxton Hicks)
d) posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot
uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan
bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
e) Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti
bentuk aslinya seperti buah alvokat. seiring dengan perkembangan
kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk
sferis pada usia kehamilan 12 minggu. (Prawihardjo:2008)
• Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak
yang dikenal dengan tanda Hegar.
• Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga
hampir menyentuh hati. (Sulistyawati: 2009).
Uterus Trimester II
a) Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima
bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa
tipis.
b) Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga
pelvis, setelah itu memasuki rongga rahim yang dalam pembesarannya mencapai
batas hati.
c) Rahim biasanya mobile.
d) pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi
oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta
telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di
bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat
(Prawirodihardjo: 2008)
Uterus Trimester III
a) Ketebalan Uterus hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.
b) Ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus
c) Pada akhir kehamilan otot-otot uterus akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis.batas tersebut disebut
lingkaran retraksi fisiologi.
Tabel TFU Penambahan
per Tiga Jari
Usia Kehamilan (Minggu) |
Tinggi Fundus
Uteri (TFU) |
12 |
3 jari di atas simfisis |
16 |
Pertengahan pusat-simfisis |
20 |
3 jari di bawah
pusat |
24 |
Setinggi pusat |
28 |
3 jari di atas pusat |
32 |
Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (Px) |
36 |
3 jari di bah prosesus xiphoideus |
40 |
Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (Px) |
( Hanifa,
Prawirohardjo, 2002)
Tabel Bentuk Uterus
Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan |
Bentuk dan
Konsistensi Uterus |
Bulan pertama |
Seperti buah alpukat. Itsmus rahim menjadi hipertrofi dan bertambah panjang,
sehingga bila diraba terasa lunak, keadaan ini yang disebut dengan tanda
hegar |
2 bulan |
Sebesar telur bebek |
3 bulan |
Sebesar telur
angsa |
4 bulan |
Berbentuk bulat |
5 bulan |
Rahim teraba seperti berisi cair ketuban. Rahim terasa
tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan
melalui perabaan dinding perut. |
(Hanifa, Prawirohardjo,
2002)
2. Perubahan Serviks
Serviks Trimester I
a) Serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. (Prawirohardjo:2008)
b) Berkas Kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Karena,
penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.
c) serviks menjadi lunak(soft) yang disebut dengan
tanda Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
Serviks Trimester III
a) Prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan.
b) Pada saat aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari
konsentrasi. Konsetrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif
dilusi dalam keadaan menyebar (dispresi) dan re-remodel menjadi serat. (Prawirodihardjo:
2008)
3. Perubahan Ovarium
Sejak kehamilan
16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus hormonal menstruasi.
Ovarium
Trimester I
•
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu
awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam
jumlah yang relatif minimal.
(Prawirohardjo: 2008)
Ovarium
Trimester II
• Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus
luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
Ovarium Trimester III
• Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.
4.
Perubahan
Vagina
Pada ibu hamil
vagina terjadi hipervaskularisasimenimbulkan warna merah ungu kebiruan yang
disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam, keasaman
(pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina
dapat menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido atau
keinginan atau bangkitan seksual terutama pada kehamilan trimester dua.
a) Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina
tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari
4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami
deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi
estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan
vagina supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang
tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
b) Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan
sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
c) Dinding vagina mengalami persiapan untuk mengalami
peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang menyebabkan
bertambah panjang dinding vagina.
d) Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran
seperti paku sepatu
e) Penignkatan volume sekresi vagina. Dimana berwarna
keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi
dari lactobacillus acidophilus.
B.
Perubahan
Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjarpayudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Akibat pengaruh hormon estrogen maka
dapat memacu perkembangan duktus (saluran) air susu pada payudara. sedangkan
hormon progesterone menambah sel-sel asinus pada payudara. Hormon laktogenik
plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan
sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara
membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor,
puting susu membesar dan menonjol. Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul
pada aeola mamae disebut tuberkel Montgomery yang kelihatan di sekitar
puting susu. Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu,
kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan
sabun. Puting susu akan mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum menjadi
susu yang berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama,
yaitu :
a) Korpus (badan), yaitu bagian yang
membesar.
b) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di
tengah.
c) Papilla atau puting, yaitu bagian yang
menonjol di puncak payudara.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih
besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan
bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang danterbenam(inverted).
Gambar 2. Bentuk puting susu normal
Gambar 3. Bentuk puting susu pendek
Gambar 4. Bentuk puting susu panjang
Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
1.
Proses Laktasi dan Menyusui
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diprosuksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI
·
Fisiologis laktasi
|
skema reflek pada laktasi |
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar
estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan
pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini
terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis,
sehingga sekresi ASI lebih lancer.
Dua
reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan
reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan
oleh bayi.
1. Reflek prolactin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin
dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan,
yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang
payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis
hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin
dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor
pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat
air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3
bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak
akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air
susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis,
anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2. Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise
posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran
darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi Kontraksi dari sel akan memeras
air susu yang telah terbuat, keluar.dari.
C.
SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar eksokrin: Kelenjar yang
mengeluarkan sekresi nya melalui saluran dan dikeluarkan ke suatu permukaan. Kelenjar endokrin:
Kelenjar yang mengeluarkan sekresinya yang disebut hormon langsung masuk
kedalam pembuluh darah.
Hormon :
Hormon adalah protein (bahan kimiawi)
yang bertugas membawa pesan ke sel / organ target; dihasilkan oleh kelenjar
endokrin, masuk kedalam pembuluh darah untuk dibawa ke sel / jaringan / organ
target. Hormon
akan bekerja apabila sel / jaringan target mempunyai reseptor yang pas (cocok,
sesuai). Reseptor
dapat berada pada permukaan sel (membrana sel) atau didalam sitoplasma. Berdasarkan jauh
dekatnya sel, jaringan target maka dikenal :
- Parakrin,
hormon ini bekerja di tempat yang sangat dekat dari tempat produksinya
disalurkan melalui pembuluh darah. (Gastrin, dihasilkan oleh sel pada
pylorus dan bekerja pada kel.fundus gaster menstimuli produksi HCL)
- Juxtacrin,
hormon ini sampai ke sel / jaringan target melalui cairan ekstra
seluler.Contoh. Somatostatin, diproduksi oleh sel Lngerhans dan bekerja
menghambat sekresi insulin.
- Autocrin,
diproduksi dan dipergunakan oleh sel yang sama (Insulin- like growth
factor,IGF, diproduksi oleh beberapa sel dan dipergunakan sendiri)
Hipofisis (Pituitari)
1.
Adenohypopyisis
(hipofise anterior)
a.
Pars distalis (anterior)
b.
Pars intermedia
c.
Pars tuberalis.
2.
Neurohipofise (hipofise
posterior)
a.
Median eminence
b.
Infundibulum
c.
Pars nervosa
Pada kehidupan post natal hanya
ditemukan kelompokan sel yang menonjol kedalam pars nervosa hipofisis,
fungsinya belum jelas benar. Pars
tuberalis, hanya 25-60 mikron tebalnya mengelilingi infundibulum.
-
Sel bentuk kuboid
-
Mengandung granula
berisi lipid droplet, kadang-kadang koloid droplet dan mengandung Glikogen yang
hanya ada dihipofisis.
Suplay darah dan kontrol sekresi. Cabang dari aerteri
carotis interna
-
A.hipofise superior
pars tuberalis dan infundibulum.
-
Plexus capiler primer
median eminence
-
A.hipofise
inferioràlobus post.
Sekresi hipotalamus
1.
Sel “neuroscretory’
pada Hipotalamus mensekresi “releasing dan inhibitory” hormon yang menstimuli
atau menginhibisi aktifitas Hipifise anterior.
2.
Sesuai dengan
rangsangan dari releasing atau inhibitory hormon maka Hipofise akan mensekresi
: GH, Prolactin, LH, FSH, TSH dan ACTH atau penghambat hormon tersebut diatas.
3.
Nukleus supraoptik
memproduksi ADH (Anti Diuretic Hormon ) dan selanjutnta disimpan dalam hipofise
posterior
4.
Nukleus paraventrikuler
memproduksi Oxitocin (vasopresin) dan selanjutnya disimpan dalam hipofise
posterior
Adenohipofise
(Hipofise anterior) Berkembang
dari kantong Rathke suatu divertikuum dari oral ektoderm menjadi :
1.
Pars distalis ( lobus
anterior)
-
Somatotropin( GH) à
dirangsang SRH, dihambat Somatostatin
-
Prolactin dirangsang
PRH, dihambat oleh PIF
-
ACTH dirangsang CRH,
dihambat oleh ACTH IF
-
FSH dirangsang GnRH,
dihambat inhibin
-
LH (pada pria ICSH)
dirangsang GnRH
-
TSH dirangsang
TRH,dihambat oleh negatif feeback hasil sekresi Tiroid
2.
Pars intermedia : Mensekresi MSH
merangsang pembentukan pigmen Melanin, tetapi pada manusia belum jelas betul
3.
Pars Nervosa : Tempat menyimpan hormon
yang diproduksi oleh hipotalamus yaitu:
- Oxitosin
àkontraksi otot polos
- Vasopressin
(ADH) à meningkatkan resorbsi air pada tubulus ginjal à tensi darah
meningkat
- Nukleus
paraventrikuler pada Hipotalamus mensekresi Oxitosin dan disimpan didalam
Neurohipofise.
- Nukleus
supraoptik mensekresi ADH dan disimpan didalam Neurohipofise.
- Neurosekretoric
nukleus memproduksi releasing hormon dan inhibitory hormone
- Masuknya
hormon c) dan d) ke dalam darah atas rangsangan releasing hormone.
Neurohipofise
(Hipofise posterior) : Berkembang
dari pertumbuhan kebawah.
Dari Hipotalamus menjadi:
1.
Median eminence
2.
Infundibulum (lanjutan
Hipotalamus)
3.
Pars nervosa
Neurohipofise
Traktus Hipotalamohipofisis
1.
Axon tidak bermyelin
(ditopang oleh pituisit sebagai sel glia), berasal dari Nukleus supra optic dan
paraventrikuler menuju hipofise posterior (traktus hipotalamohipofisis).
2.
Kedua inti diatas
mensyntesis ADH dan Oxitocin àmenuju ke hipofise posterior à disimpan dalam
granule (Hering bodies).
3.
Kedua nukleus tersebut
juga mensintesis neurophysin suatu “carrier protein” yang mengikat 2 hormon
diatas dalam perjalanan menuju hipofise posterior
Kelenjar Tiroid : Sekresi T4
(tiroxin,tetraiodotironin), T3 (triiodotironin) dan Calcitonin . Terdiri atas lobus
kanan dan kiri dipisahkan oleh istmus. Pada
beberapa orang ditemukan lobus piramidal (lobus tambahan),merupakan sisa dari
Tiroid primordial yang tumbuh dari dasar lidah melalui jalan duktus Tiroglossus
Organisasi seluler :
1.
Sel folikuleràtersusun
mengelilingi folikel tiroid tempat menyimpan hormon Tiroid yang terikat dengan
glikoprotein disebut Tiroglobulin (hormon jenis lain disimpan dalam sel
parenkhim); folikel dikelilingi pembuluh darah kapiler.
2.
Sel parafolikuler
tersebar diantara folikel Tiroid (sel C)
Sel folikuler (sel prinsipal) : Sel pipih sel columnar
rendah.. Inti bulat,RER,Ribosome
bebas, Lysosome, Mitokondria, Aparatus Golgi,banyak vesikel diduga mengandung
tiroglobulin. Jodium berada didalam folikel, penting untuk membentuk T3 dan
T4àmenstimuli metabolisme badan
Sel parafolikuler (sel C,sel jernih
atau clear cells). Tersebar
diantara folikel Tiroid. Sel
ini 2-3 kali lebih besar dari sel folikuler tetapi jumlahnya hanya 0,1 % dari
seluruh sel epitel dalam kelenjar Tiroid. Inti bulat, RER,
mitokondria panjang, Aparatus Golgi, secretory granule berisi Calcitonin
(tirocalcitonin) àmenghambat aktifitas osteoklas dalam meresorbsi tulang
Sintesa dan ekskresi hormon Tiroid
(T3 dan T4). Efek
fisiologi T3 dan T4 :
1.
Meningkatkan
metabolisme Karbohidrat
2.
Menghambat sintesa
cholesterol,fosfolipid dan trigliserde
3.
Menurunkan berat badan
dan menambah denyut jantung
4.
Meningkatkan
metabolisme, aktifitas respirasi, nafsu makan, kontraksi otot (tremor), lelah,
impoten pada pria, DUB pada wanita.
Kelenjar
paratiroid.. Jumlahnya
ada 4 buah terletak pada bagian belakang kel.Tiroid dan masing-masing dibungkus
oleh kapsul jaringan ikat kolagen. Memproduksi
hormon Paratiroid (PTH) yang bekerja pada tulang, ginjal dan intestinum
mempertahankan konsentrasi Calsium darah.
Organisasi seluler.
1.
Panjang 5mm, lebar 4
mm, tebal 2mm, berat 25 – 50 mg.
2.
Dari kapsul septa-septa
mengandung pemb.darah, saraf dan limfe.
3.
Mengandung 2 macam sel
Chief cells dan oxyphyl cells
a.
Chief cells :
-
5-8 mikrometer
mengandung granula lipofuscin mengandung paratiroid hormone
-
Ribosome memproduksi
preproparatiroid hormon dan disimpan dalam RES sebagai proparatiroid hormonà
disimpan dalam granula sekresi sebagai PTH exositosis
b.
Oxyphil cells.
-
Sebagai sel
intermediate ?,penunjang ? belum jelas.
-
Jumlah lebih sedikit
daripada chief cell.
-
Mitokondria lebih
banyak tetapi RES dan Gogi lebih sedikit.
-
Glucosa banyak
disekitar mitokondria.
Efek fisiologi PTH
a.
PTH menstimuli tulang,
ginjal dan secara tidak langsung intestinum.
b.
Bila calsium darah
berkurang àPTH dapat segera dibentuk karena calsium sangat diperlukan dalam
mempetahankan homeostasis dalam impuls saraf, plasmalema dan otot.
Korelasi klinik
a.
Hiperparatiroidisme
primer karena tumor paratiroid.
b.
Hiperparatiroidisme
sekunder karena penyakit Rickets akibat defisiensi vitamin D à absorbsi calsium
intestinum rendah àkonpensasi produksi PTH harus ditambah à keropos tulang,
tumor tulang hiperparatiroidi
Kelenjar suprarenal (Adrenal) : Terletak pada puncak
kedua ginjal manusia. Dibagi
dalam 2 bagian
- Cortex
dibentuk oleh
a.
Zona glomerulosa
aldosteron
b.
Zona fasikulata
Cortison
c.
Zona reticularis
Testosteron
- Medula
Epinefrin dan norepinefrin
Fungsi utama dari kelenjar adrenal
adalah mempertahankan lingkungan dalam badan agar berada dalam keadanan
konstan. Sekresi
kelenjar korteks dirangsang oleh ACTH, Sekresi
kelenjar medula dirangsang oleh nukleus dalam Hipotalamus melelui saraf
Splachnikus melalui saraf simpatis yang berakhir diantara sel medulla.atas
respons terhadap takut, stress menyebabkan denyut jantung naik dan masunya
glukosa dari hati.
Cortex suprarenal
a.
Zona glomerulosa
mineralokortikoid contoh : aldosteron
b.
Zona Fasikulata glukokortikoid ; contoh
: kortison
c.
Zona Retikularis sex hormon
Medula suprarenalis
a.
Sel Chromafin
b.
Menghasilkan epinefrin
dan norepinefrin
c.
Dianggap sebagai “modified
symphatetic ganglion” terdiri atas postganglionic neuron tanpa dendrit dan
akson.
Histofisiologi kelenjar
suprarenalis
a.
Menghasilkan
mineralokortikoid (aldosteron), glukocortikoid, dan androgen.
b.
Mempertahankan
keseimbangan “internal environtment”dengan memberikan respons fisiologis
terhadap stress akut, jejas, atau kekurangan nutrisi dan air dalam kurun waktu
lama.
Kelenjar Pineal (Pineal body). Sekresinya dipengaruhi
oleh periode terang dan gelap dari hari. Projeksi
dari diensefalon. Dilapisi
oleh piamater yang selanjutnya membagi dalam lobus incomplet dimana suplay
darah menuju ke kelenjar. Dibentuk
oleh sel pinealosit dan sel interstisial. Pinealosit. nti sferis, SER,
RER,Golgi, Mitikondria, Cytoskeleton. Produksi
Melantonin (disekresi waktu malam) ngantuk , serotonin
(diproduksi pada siang hari). Dapat
mengeliminasi radikal bebas pada waktu stress. Di negeri kutub melantonin berlebih
àseasonal afective disorder (SAD) malas dan cenderung depresi dan mempengaruhi
cyclic gonadal activity
Sel interstisial
a.
Semacam sel gilia
b.
Mengandung pengendapan
kalsium disebut aranacea (pasir otak)
Kelenjar Timus. Produksi hormon Timosin
alfa, beta 1 sampai lima (B1àB5), timopoietin I dan II, Thimic. Humoral Factor (THF),
Thymostimulin factor thymic serum (FTS). Fungsinya:
maturasi sel T, membantu aktifitas sel limfosit B, mempangaruhi sekresi hormon
reproduksi dari hipofise. Sel
targenya adalah Limfosit T dan B
Hormon pada saluran cerna
1.
Secretin : Hormon
poliperpida yang diproduksi oleh mukosa duodenum. Merangsang sekresi “pancreatic
juice”yang kaya bicarbonate untuk menetralisisir asam dalam usus (sel targetnya
adalah sel pankreas)
2.
Cholecystokinin (CCK). Diproduksi oleh mukosa
duodenum. Menstimuli kontraksi
kantong empedu dan sekresi “pancreatic juice”. Dikenal juga 2 hormon
yang bekerja pada usus (villikinin,merangsang kontraksi villi dan motilin,
merangsang motilitas usus) dan 2 hormon lain yang bekerja pada lambung yaitu
bombesin, merangsang sekresi asam lambung dan menghambat motilitas lambung
serta “gastric – Inhibitory polipeptida”yang menghambat sekresi asam lambung
3.
Gastrin. Diproduksi oleh musosa
lambung. Merangsang sekresi asam
lambung dan enzym digestive
Placenta : Organ yang berkembang
pada wanita hamil merupakan sumber nutrisi bagi fetus yang sedang berkembang. Memproduksi estrogen,
progesteron dan “human choreonic gonadotrofic hormon” (HCG).
Prostaglandin : Substansi asam lemak
tidak jenuh yang terdiri dari 20 Carbon. Dibentuk oleh asam
lemak yang membentuk struktur membrana sel àstruktur tipe khusus prostaglandin
tergantung dari asam lemakyang ada dalam membrana selMula – mula diduga berasal
dari prostat àprostaglandin. Dikenal ada 16 jenis prostaglandin yang termasuk
dalam 9 klas prostaglandin yang diberi nama PGA, PGJ, PGI. Mulai dikenal mula-mula
diproduksi di kelenjar grostat maka diberikan nama prostaglendin, belakangan
dikenal ada 16 jenis prostaglandin yang termasuk dalam 9 klas prostaglandin
yang diberi nama PGA.
Progesteron :
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum dan
setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
meningkat selama hamil dan menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi
maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
Aktivitas
progesterone diperkirakan :
a)
Menurunkan tonus otot
polos:
o Motilitas
lambung terhambat sehingga terjadi mual
o Aktivitas
kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat, menyebabkan reabsorbsi air
meningkat, akibatnya ibu hamilmengalami konstipasi.
o Tonus
otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun.
o Tonus
vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
b) Menurunkan
tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun sehingga terjadi dilatasi
vena.
c) Meningkatkan
suhu tubuh
d) Meningkatkan
cadangan lemak
e) Memicu
over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
f) Memicu
perkembangan payudara
Estrogen Pada
awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya estrone dan
estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat,
out put estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus meningkat menjelang
aterm.
Aktivitas
estrogen adalah :
a)
Memicu pertumbuhan dan
pengendalian fungsi uterus
b)
Bersama dengan progesterone
memicu pertumbuhan payudara
c)
Merubah konsitusi
komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik elastic,
kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.
d) Retensi
air
e)
Menurunkan sekresi
natrium.
Kortisol.
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada kehamilan
lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian
besar diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat
aktif.Kortisol secara simultan merangsang peningkatanproduksi insulin dan
meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa
menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin. Sel- sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi
kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus menerustetap meningkat
sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami peningkatan gula darah hal ini
dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil pada insulin.
Human Chorionic gonadotropin (HCG).
Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon ini
diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat
untuk mendeteksi kehamilan dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan
dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14 hari setelah kehamilan.
Kandungan HCGpada ibu hamil mengalami puncaknya pada 8-11 minggu umur
kehamilan. Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan adanya kehamilan
karena kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya kadar HCG yang meningkat
bukan merupakan tanda pasti hamil tetapi merupakan tanda kemungkinan hamil.
Kadar HCG kurang dari 5mlU/mldinyatakan tidak hamil dan kadar HCG lebih 25
mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil.Apabila kadar HCG rendah maka kemungkinan
kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik. Sedangkan
apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka kemungkinan kesalahan HPMT,
hamil Mola Hydatidosa atau hamil kembar.HCG akan kembali kadarnya seperti
semula pada 4-6 mg setelah keguguran, sehingga apabila ibu hamil baru mengalami
keguguran maka kadarnya masih bisa seperti positif hamil jadi hati–hati dalam
menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami keguguran untuk
menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi memerlukan
pemeriksaan lain.
Human Placental Lactogen.
Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan plasenta selama kehamilan.Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan
antagonis insulin.HPL juga bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan
insulin padawanita hamil meningkat.
Relaxin.
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar
tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga
berperan penting dalam maturasi servik.
Hormon Hipofisis.
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun kadar
prolaktin meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat
persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini
berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui
prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi
mengisap puting susu ibu untuk memproduksi ASI.
D.
SISTEM KEKEBELAN
Pada ibu hamil
terjadi perubahan pH pada vagina, sekresi vagina berubah dari asam menjadi
lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi pada
vagina. Mulai kehamilan 8 minggu sudah kelihatan gejala terjadinya kekebalan
dengan adanya limfosit–limfosit. Semakin bertambahnya umur kehamilan maka
jumlah limfosit semakin meningkat. Dengan tuanya kehamilan maka ditemukan
sel–sel limfoid yang berfungsi membentuk molekul imunoglobulin. Imunoglobulin
yang dibentuk antara lain : Gamma–A imunoglobulin: dibentuk pada kehamilan dua
bulan dan baru banyak ditemukan pada saat bayi dilahirkan. Gamma–G
imunoglobulin: pada janin diperoleh dari ibunya melalui plasenta dengan cara
pinositosis, hal ini yang disebut kekebalan pasif yang diperoleh dari ibunya.
Pada janin ditemukan sedikit tetapi dapat dibentuk dalam jumlah banyak pada
saat bayi berumur dua bulan. Gamma–M imunoglobulin: ditemukan pada kehamilan 5
bulan dan meningkat segera pada saat bayi dilahirkan
1. Trimester
I
Peningkatan
PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi vagina. Sistem
pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam kehamilan tidak
berubah.
2. Trimester
II
Janin
sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan dua gamet
yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas tubuh,
hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang mekanisme
sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam janin
kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 minggu kehamilan dan terus meningkat
ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi diterima janin selama
empat minggu terakhir kehamilan.
3. Trimester
III
Human
chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu,
kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini
hingga trimester terakhir. Perubahan-perubahan ini dapat menjelaskan
peningkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita ham
E.
SISIEM PEREKEMIHAN
Hormon estrogen
dan progesteron dapat menyebabkan ureter membesar, tonus otototot saluran kemih
menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat
sampai 69 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang
terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah
mungkin menurun namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil trimester I dan III
sering mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat
dianjurkan untuk sering mengganti celana dalam agar tetap kering.
Sistem
perkemihan adalah sistem yang berkaitan
dengan fungsi eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap
penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta
tekanan darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan
sebagian di atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi semua
bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan
pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Ada
beberapa organ
perkemihan mengalami perubahan–perubahan selama kehamilan, yang
termasuk organ sistem perkemihan adalah:
- Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang,terletak di belakang
dari bagian abdomen. Ren kiri terletak setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren kiri terletak setengah badan vertebra lebih rendah daripada
yang kiri karena di sebelah kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior (ada
glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan
ekstremitas inferior.Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial (ada
hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya vasa,saraf,limfe dan ureter. Pada
kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang
dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk
metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada panjangnya
dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah ginjal dan volume
vaskuler. Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata
pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Pada
Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada 80-90% wanita.mungkin
disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron dan peningkatan. Tekanan
intraureter superior terhadap tepi pelviks. Hidronefrosis
lebih sering terjadi pada ginjal kanan, dan
kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan distensi urethra kanan.
- Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju
ke vesika Urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau
ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada
Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya menekan
ureter pada tepian pelviks. Kompresi ini menyebabkan peningkatan tonus
intraureter yang terletak di atas pelvis. Hal
ini yang menyebabkan produksi urin yang meningkat. Juga
meningkatkan diameter lumen ureter, dan
hipertonisitas serta hipomotilitas. Karena
perubahan ini, pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, equivalen
dengan peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami
pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan
tetapi, ureter kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak
mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal
ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena
orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester III Akibat
tekanan pada ureter kanan tersebut,
lebih sering terjadi Hidroureter. Hidroureter
terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk kedalam abdomen dan
menekan ureter saat melewati tepi panggul. Hidroureter
lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat
Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
- Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi
untuk menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih menurun
sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron. Kapasitas
kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering
kencing. Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan, kandung kemih terdorong ke arah anterior dan
superior.Perpindahan ini mengubah letak intravesikuler ureter, yang
kemudian menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.Pada
Trmester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan edema sehingga terjadi
peningkatan resiko trauma pada persalinan. Selanjutnya
jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra
- Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran
kemih.Memiliki panjang 4 cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang
berada di dalam lapisan luar dinding vagina anterior. Urethra
bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai
meatus urethra. Selama Kehamilan Trimester I, urethra sedikit
memanjang dan pada Trimester II, Uretrhra akan
lebih memanjang terutama pada Trimester III, urethra
akan lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan
dapat bertambah panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada
siang hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil. Wanita
yang hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama
siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah
panggul dan vena kava inferior. Dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam
hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
1. Trimester
I
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul
kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus
keluar dari rongga panggul. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada
bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal
wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat
dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien
saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien
pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus
akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya
tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan
volume darah ginjal.
2. Trimester
II
Kandung
kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah
mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik ke atas dan
keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil
ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi
ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung
kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar
1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
3. Trimester
III
Pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan
akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar
dan juga memperlambat laju aliran urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar