HAND
OUT KEBUTUHAN FISIK PADA IBU
HAMIL TRIMESTER I, II DAN III
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Kode Mata Kuliah : Bd. 308
Beban Sks : 4 SKS
Pokok Bahasan : Kebutuhan
Fisik Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III
Sub Pokok Bahasan :
a.
Oksigen
b.
Nutrisi
c.
Personal hygiene
d.
Eliminasi
e.
Seksual
f.
Mobilisasi, body mekanik
g.
Exercise/senam hamil
h.
Istirahat/tidur
OBJEK
PRILAKU SISWA
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Oksigen
2. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Nutrisi
3. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Personal hygiene
4. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Pakaian
5. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Eliminasi
6. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Seksual
7. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Mobilisasi, body mekanik
8. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Exercise/senam hamil
9. Memahami
kebutuhan fisik ibu hamil tentang Istirahat/tidur
REFERENSI
1. Erna,
Yuyun, dan Heriyati. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG
2. Martini, Fairus dan Prasetyowati. 2004. Gizi dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Dian Rakyat
KEBUTUHAN
FISIK PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III
1.
Kebutuhan
Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan
akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya
tidak berada di tempat- tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan
mengurangi masukan oksigen.
Kebutuhan Oksigen Bagi Ibu Selama
Kehamilan Trimester I, II, dan III. Oksigen (O2) merupakan kunci segala
kehidupan. Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak
dapat hidup selama 4 menit saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan
mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya oksigen. Setiap sel didalam tubuh
manusia membutuhkan oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan untuk sel
tetap hidup. Pada dasarnya, kebutuhan oksigen pada manusia adalah sama,
termasuk pada wanita yang sedang mengandung/hamil. Betapa pentingnya oksigen
bagi kehidupan menjadikan oksigen tersebut menjadi perhatian khusus terlebih
pada ibu hamil.
Pada ibu hamil, kebutuhan oksigen
meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama dari trimester I, II
dan III. Hal ini merupakan hal yang wajar, karena konsumsi oksigen pada ibu
hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan untuk dirinya dan janin
yang dikandungnya. Oksigen yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah oksigen
yang sehat dan termasuk dalam kriteria oksigen yang baik.
Adapun kriteria oksigen yang baik
dan dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebagai berikut :
a. Bersih dan Segar. Kriteria oksigen ini bisa didapatkan
pada tempat yang bersih dan asri. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil
dianjurkan untuk berolah raga pada pagi hari ( jalan pagi), hal ini dimaksudkan
agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar dapat berlangsung. Oksigen
kotor yang didapatkan sebelumnya bertukar dengan oksigen yang segar dan bersih.
b. Tidak Berpolusi dan
Kotor. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin
rentannya oksigen yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh,
mulai dari udara yang mengandung timbel sampai yang mengandung residu. Polusi
udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara,
antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah
penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan
berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi
perumahan dan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa
seorang ibu hamil dianjurkan untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar
tidak menghirup oksigen yang telah tercemar yang dapat mengganggu perkembangan
janin didalam rahimnya.
c. Tidak Bau. Adapun
alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara yang berbau
dikarenakan indera penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang tidak
tahan terhadap bau yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan
menghirup oksigen yang berbau. Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi
kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Untuk itu seorang ibu hamil harus
menghindari tempat keramaian yang memiliki kualitas oksigen yang buruk, seperti
terminal, ataupun ruangan yangsering digunakan untuk merokok.
Kebutuhan
oksien berhubungan dengan perubahan system perapasan pada masa kehamilan.
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh terhadap
akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada payudara,
hasil konsepsi dan masa uterus dll. Akibat :
a)
Terjadi perubahan anatomi
paru, diameter torak meningkat + 2cm lingkaran dada akan meningkat 5 - 7
cm, sudut Costa + 68° sebelum kehamilan menjadi 103° pada kehamilan trimester
ketiga.
b)
Fungsi Pulmonory
·
Wanita hamil bernapas lebih
dalam (karena meningkatnya tidal volume, jumlah pertukaran gas pada setiap kali
nafas).
·
Meningkatnya volume tidal
respiratory dihubungkan dengan respiratory rate normal akibat dari meningkatnya
volume respiratory kira-kira 26% permenit. Hal ini ang akan menyebabkn menurnnya
konsentrasi CO₂ de alveoli.
·
Perubahan pusat ke
respiratory ini akibat dari menurunnya ambang CO₂, progesterone dan estrogen diduga bertanggungjawab terhadap meningkatnya
sensitifitas pada pusat persyarafan.
c)
BMR. Meningkat 15% - 20%,
vasedilatasi periper dan akselerasi aktifitas kelenjar keringat membantu
menghilangkan panas yang berlebihan dan dihasilkan dari peningkatan metabolism
selama kehamilan.
PERUBAHAN PERNAPASAN AKIBAT KEHAMILAN
Untuk
memelihara kesehatan ibu dan janin dalam kandungan, pada tubuh seorang ibu
hamil akan terjadi upaya mengompensasi pemasukan oksigen ke dalam tubuh ibu
yang semula hanya untuk kebutuhan satu individu pada saat hamil menjadi dua
individu dan 3-4 individu pada kehamilan ganda. Fungsi dan anatomi saluran
pernapasan juga berubah menjadi sebagian besar pernapasan dilakukan secara
diafragmatik. Diafragma terkadang ke atas, sedangkan tulang rusuk lebih
menonjol akibat adanya pembesaran uterus. Adanya peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot-otot polos alveoli menjadi rileks. Uterus menahan
diafragma dari bawah. Dengan demikian, pernapasan pada ibu hamil lebih dalam,
namun frekuensi tidak berubah. (Mandriwati, G.A. 2008. Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil. Jakarta : Buku kedokteran EGC)
Paru paru bekerja lebih berat untuk keperluan
ibu dan janin. Pada hamil aterm sebelum kepala masuk ke panggul, paru paru
terdesak ke atas sehingga menyebabkan sesak nafas. Untuk mencegah hal tersebut
makaibu hamil perlu :
§ Latihan
nafas dengan senma hamil
§ Tidur
dengan bantal yang tinggi
§ Makan
tidak terlalu banyak
§ Hentikan
merokok
§ Konsultasi
ke dokter bila ada ganguan nafas seperti asma uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan vena asenden (hipotensisupine)
2.
Nutrisi
Nutrisi dan gizi yang baik pada
masa kehamilan akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya melewati masa
tersebut. Pada dasarnnya menu makan yang diperlukan adalah pola makan yang
sehat. Hanya saja Ibu hamil harus lebih berhati-hati ketika memilih makanan.
Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat,
dan sebagainya, ibu hamil pun perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan
yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih banyak dari itu
dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita hamil makan
yang secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani dan nabati, karena
kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan wanita hamil
berkisar antara 6,5 – 16 kg selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau
menurun, semua makan yang dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi.
Bila BB naik dari semestinya dianjurkan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak jangan dikurangi apalagi sayur dan buah. Berikut ini daftar
asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil.
a.
Kalori. Pada masa kehamilan
kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal per harinya. Kalori ini dapat
dipenuhi dari sumber makanan yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna
sebagai acuaannya. Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai
sumber karbohidrat, lemak nabati dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur
dan buah-buahan.
b.
Asam folat. Janin sangat
memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak yang berguna untuk pembentukan
syaraf. Pada trimester pertama bayi membutuhkan 400 mikrogram dalam setiap
harinya. Jika kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak
sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya tanpa batok
kepala, bibir sumbing, atau tulang belakang tidak tersambung. Asam folat
diperoleh dari buah-buahan, sayuran hijau, dan beras merah.
andungan nutrisi yang dikenal sebagai asam folat ini berperan penting dalam
mengurangi risiko cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf pada janin yang
memengaruhi otak serta sumsum tulang belakang janin. Contoh cacat lahir lainnya
seperti spina bifida dan anencephaly. Kebutuhan asam folat harian di masa
kehamilan adalah 600 sampai 800 mikrogram. Adapun sumber asam folat bisa Anda
dapatkan pada sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, hati sapi, buah jeruk,
stroberi, lemon, mangga, dan tomat.
c.
Protein.
Asupan protein diperlukan untuk zat pembangun, pembentukan darah, dan sel.
Kebutuhan ibu hamil akan protein adalah 60 gram setiap harinya, atau 10 gram
lebih banyak daripada biasanya. Makanan berprotein didapat dari
kacang-kacangan, tahu-tempe, putih telur, dan daging.
d.
Kalsium. Zat ini berfungsi
untuki pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan kalsium yang
cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini
dikarenakan, jika kebutuhan kalsium sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium
janin diambil dari tulang ibunya. Makanan yang banyak mengandung kalsium
diantaranya susu, dan produk olahan lain seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C.
Vitamin A sangat bermanfaat bagi mata, pertumbuhan tulang, dan kulit. Vitamin D
dapat menyerap kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang
janin.
e.
Zat besi. Berfungsi dalam
pembentukan darah, terutama untuk membentuk sel darah merah hemoglobin, serta
mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Kandungan zat besi sangat
dibutuhkan pada masa kehamilan memasuki usia 20 minggu. Makanan yang banyak
mengandung zat besi diantaranya hati, ikan, dan daging.
Tak hanya penambahan menu makanan, kehamilan juga
dapat berdampak pada masalah makan. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil,
Anda bisa melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:
a)
Makan pagi setiap hari. Jika sulit untuk makan pagi baik karena mual atau
morning sickness yang dialami, cobalah makan roti gandum saat bangun tidur.
Sertakan pula buah, oatmeal, sereal, serta susu rendah lemak atau yoghurt.
b)
Makanlah makanan berserat tinggi dan perbanyaklah asupan cairan, dari air
putih atau pun jus buah, serta rajin berolahraga untuk mencegah konstipasi.
c)
Terapkan pola makan sehat dengan menu sereal gandum, sayuran, buah, dan
kacang-kacangan.
d)
Hindari makanan pedas dan berlemak, terlebih jika Anda menderita penyakit
maag. Disarankan makan dengan porsi kecil namun sering. Serta hindari berbaring
setelah makan.
e)
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, minuman bersoda, ikan
dengan kandungan merkuri tinggi.
2.1 Kebutuhan Gizi Ibu
Hamil Trimester I (1-12 minggu)
Kebutuhan gizi ibu hamil pada
trimester I meningkat secara minimal, karena pertumbuhan janin pada 3 bulan
pertama masih lambat. Akan tetapi seluruh zat gizi yang dikonsumsi ibu hamil
harus memenuhi kebutuhan janin, karena gizi menentukan nasib jabang bayi
dikemudian hari. Pada trimester pertama kebutuhan zat gizi yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a)
Kalori
b)
Protein
c)
Vitamin dan Mineral
Kebutuhan kalori
selama kehamilan adalah sekitar 70.000 - 80.000 kilo kalori (kkal), dengan
pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan
terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan
setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan
amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk
keperluan melahirkan dan menyusui. Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus
menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa
diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula,
kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa
mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin ini dibutuhan
untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan
enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter
(senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak
jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan. Angka
kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan
hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
Kebutuhan ibu hamil
di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat
penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan
danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah
yang meningkat selama masa kehamilan. Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air
besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi
saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air
putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula
seperti sirop dan softdrink.
2.2 Kebutuhan Gizi
Ibu Hamil Trimester II (13-28 minggu)
Kebutuhan gizi pada
trimester kedua dan ketiga perlu diperhatikan karena terkait erat dengan
prkemngan intelegensia janin. Pada usia kehamilan
15-20 mg, otak janin mengalami pertumbuhan pesat sekali. Bahkan memasuki minggu
ke-30 sampai bayi berusia 18 bulan, otak mengalami fase pertumbuhan pesat
kedua. Memasuki trimester kedua dan ketiga ibu hamil membutuhkan zat gizi. Tambahan
kalori pada trimester kedua 285 kalori setiap hari dibandingkan sebelum hamil.
Konsuksi makanan ini setidaknya menghasilkan pertambahan bobot sekitar 8-15 kg
sampai akhir trimester ketiga. Sejak trimester ketiga ini diusahakan untuk
menambah bobot 0,5 kg setiap minggu. Diakhir bulan kelahiran, konsumsi
karbohidrat (50-60% dari total kalori) diperlukan dalam takaran yang cukup
unruk persiapan tenaga ibu dalam persalinan.
Kebutuhan protein
untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi kebutuhan suplai darah
darah. Kebutuhan protein didapat dari bahan makanan hewani seperti daging,
ikan, telur dan nabati sepeti kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Vitamin dan
mineral tetap dibutuhkan pada trimester kedua. Zat besi biasanya mulai
dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua.
2.3 Kebutuhan Gizi Ibu
Hamil Trimester III ( 29-40 minggu )
Pada trimester ke 3
tubuh membutuhkan vitamin B6 dalam jumlah banyak dibandingakn sebelum hamil.
Vitamin ini dibutuhkan membentuk protein dari asam amino , darah merah, saraf
otak, dan otot-otot tubuh. Bila protin tercukupi, maka kebutuhan vitamin B6
akan tercukupi pula. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 ini antara
lain ikan. Selain itu konsumsi juga bahan yang mengandung omega 3 yang banyak
terkandung dalam daging ikan tuna dan salmon. omega 3 juga berperan dalam
perkembangan otak dan retina janin.
Zink dibutuhkan bagi sistem imunologi atau kekebalan tubuh. Konsumsi zink juga
dapat menghindari lahirnya janin premature yang berperan dalam perkembangan
otak janin, terutama trimester terakhir. Diduga kekurangan zink menyebabkan
bibir sumbing. Makanan yang kaya zink antara lain daging sapi dan ikan. Kalsium
dibutuhkan pada trimester I hingga trimester III, karena merupakan zat gizi
penting selama masa kehamilan. Kebutuhan zat besi meningkat terutama pada awal
trimester ke II khamilan. Faktanya hampir 70% ibu hamil di Indonesia
menderita anemia. Sebab itu suplemen zat besi diupayakan untuk diberikan selama
kehamilan guna memenuhi kebutuhan zat besi.
Kebutuhan gizi ibu hamil
dengan bb normal
Kebutuhan energi pada kehamilan
trimester I memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1.900 – 2000 kkal/hari).
Ini berarti sama dengan menambah 1 potong (50 gr) daging sapi atau 2 buah apel
dalam menu sehari. Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang
dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkomsumsi
tambahan 100 gr daging ayan atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya
kenaikan bb sekitar 500 gr/minggu.
Kebutuhan makan ibu
hamil dengan bb normal per hari
Nasi 6 porsi, sayuran 3 mangkuk,
buah 4 potong, susu 2 gelas, daging ayam/ikan/telur 3 potong, lemak/minyak 5
sendok teh, gula 2 sendok makan.
Kebutuhan gizi ibu
hamil gemuk
Ibu hamil yang terlalu gemuk tak
boleh mengkomsumsi makanan dalamn jumlah sekaligus banyak. Sebaiknya berangsur
– angsur, sehari menjadi 4 – 5 kali waktu makan. Penambahan energi untuk ibu
hamil gemuk tidak boleh lebih dari 300 kkal/hari. Semestera penambahan berat
badan tidak boleh lebih dari 3 kg/bulan atau 1 kg /minggu.
Makanan yang harus dikurangi
adalah yang rasanya manis, gurih dan mengandung banyak lemak, seperti daging
sapi, daging ayam dengan kulit, makanan berminyak dan sejenisnya. Daging boleh
dikomsumsi 100 gr atau 1 potong besar/hari. Buah – buahan yang harus dibatasi
adalah durian, nangka, advokad. Sedangkan untuk minyak paling banyak 20
gr/hari. Makanan yang kaya serat lainnya disarankan banyak dikomsumsi.
Kebutuhan makan ibu
hamil gemuk per hari
Nasi 2 gelas, sayuran 3 mangkuk,
buah 4 potong, susu 4 sendok makan, telur 1 butir, daging 1 potong sedang, ikan 1 potong sedang, tahu 1
potong sedang, gula pasir 3 sendok makan, lemak/minyak 3 sendok teh, roti 2
iris.
Kebutuhan gizi ibu
hamil kurus
Pengaturan makanan bagi ibu hamil
kurus lebih sederhana. Yang harus
diperhatikan adala jumlah cairan yang terkandung dalam makanan. Air, baik air
minum, jus atau makanan yang mengadung kadar air tinggi, selain mudah
mengenyangkan juga memacing timbulnyarasa mual. Supaya kebutuhan ibu yang
terlalu kurus tercukupi, disarankan mengkomsumsi makanan dengan sedikit kuah.
Setelah makan, beri jeda ½ hingga 1 jam sebelum minum. Mengenai jenis dan
jumlah makanan tidak ada pantangannya.
Kebutuhan makan ibu
hamil kurus per hari
Nasi 4 gelas, sayuran 3 mangkuk,
buah 1 potong, susu 9 sendok makan, telur 2 butir, daging 1 potong sedang, ayam 1 potong besar, ikan 1
potong sedang, tempe 3 potong sedang, tahu 1 potong sedang, gula pasir 5 sendok
makan, lemak/minyak 5 sendok teh, roti 4 iris, biscuit 6 keping.
3.
Personal
hygiene
Kebersihan badan mengurangi
infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau terbasahi oleh kolostrum.
Perawatan gigi harus dilakukan karena gigi yang bersih menjamin pencernaan yang
sempurna. Personal hygine yang
perlu diperhatikan
a)
Perawatan rambut
b)
Perawatan gigi
c)
Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi
d)
Perawatan payudara
e)
Perawatan vulva danan vagi
Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil
a.
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini
mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan.
b.
Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses
persalinan.
o
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah
untuk mengeluarkan feses.
o
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian
yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah
penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
o
Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan
untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
o
Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan
untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai dan
jengkol.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal
hygiene pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan
payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
a. Kebersihan Rambut & Kulit Kepala
§
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama
kehamilan karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin
memerlukan keramas lebih sering.
§
Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan
mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit
kepala pada ibu hamil sangatlah penting.
§
Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara
teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang
menumpuk pada rambut kita membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah pada
kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut dan kulit kepala.
Dengan keramas, dimana cara ini
dapat membersihkan kotoran yang menyumbat pori-pori di kulit kepala yang bisa
menghambat pertumbuhan rambut. Selain itu, keramas juga merupakan kegiatan
pemijatan yang baik pada kulit kepala ibu hamil untuk menstimulasi dan
menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah.
b. Kebersihan Gigi dan Mulut
§
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan
mulut untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal
didalam gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada
dokumentasi yang mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan.
§
Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan
oral hygiene dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, sedangkan kebersihan area
mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur dengan
antiseptik. Penjadwalan untuk
trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut haruis selalu terjaga, misalnya
pencegahan caries pada gigi.
§
Sedangkan pada trimester ketiga, terkait dengan adanya
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah
terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu
menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya
carries dan ginggivitis. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan
baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.
Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak
berbeda jauh dengan jaringan gusi ibu yang tidak hamil, di antaranya :
·
Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan
berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
·
Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat
di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat.
·
Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi
terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk
bila ditekan, lunak, dan lentur.
·
Risiko perdarahan, warna merah tua menIbukan
bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko perdarahan
gusi.
·
Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat
terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai
di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada
struktur tersebut.
c. Kebersihan Payudara
Pemeliharaan payudara juga
penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Kalau
dibiarkan dapat terjadi edema pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang
masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan
benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim
sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat
mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering
pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan
alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).
d. Kebersihan Vulva
Vulva hygiene adalah membersihkan
vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak
dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur
(misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali
sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan
bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap
memerlukan perhatian serta perawatan protektif. Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina
kecuali dengan nasihat dokter karena irrigasi dalam kehamilan dapat menimbulkan
emboli udara.
Hal – hal yang harus diperhatikan adalah:
a)
Celana dalam harus kering.
b)
Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina.
c)
Sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus.
Setelah ibu mampu mandi sendiri
(idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri dengan
menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus untuk
keperluan tersebut.
e.
Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan
salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri, melalui kuku
berbagai kuman dapat masuk kee dalam tubuh, untuk itu seharusnya kuku tetap
dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan
kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal
kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar
kuku berwarna warna merah muda.
Masalah/gangguan pada kuku :
·
Ingrown Nail. Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan
dirasakan sakit pada dacrah tersebut.
·
Paronychia. Radang di sekitar jaringan kuku.
·
Ram's Horn Nail. Gangguan kuku yang ditIbui
pertumbuhan yang lambat discrtai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
·
Bau Tidak Sedap. Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan
bau tidak sedap.
f.
Kebersihan Kulit
Kelenjar kulit mungkin lebih
aktif selama kehamilan dan pasien mungkin cenderung lebih berkeringat. Ada yang mengalami stretch mark, perubahan
warna kulit (pigmentasi), kulit menjadi berjerawat, dan sebagian ibu hamil
merasakan kulitnya menjadi lebih sensitif.
g. Kebersihan Pakaian
Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau
mungkin bahkan lebih sedikit perhatian dari pada waktu lain. Pakaian
harus ringan, nonconstrictive, disesuaikan, penyerap, dan meningkatkan rasa
kesejahteraan pasien. Pada Ibu hamil Trimester II sebaiknya pakaian yang nyaman
dan berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat dan tidak menekan badan,
karena pakaian yang menekan badan menyebabkan bendungan vene dan mempercepat
timbulnya varises.(Kusmiati, 2009)
Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a.
Body image Adalah gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik pada
ibu hamil sehingga ibu hamil tidak peduli terhadap kebersihannya.
b.
Praktik sosial. Pada anak-anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c.
Status sosial ekonomi. Personal hygiene pada ibu hamil
memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d.
Pengetahuan. Pengetahuan personal hygiene pada ibu
hamil sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan
pada ibu hamil itu sendiri.
e.
Kebiasaan. Adalah ada kebiasaan seseorang yang
menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
sampo dll.
f. Kondisi
fisik
Pada kondisi fisik ibu hamil, kemampuan untuk merawat
diri berkurang, sehingga memerlukan bantuan untuk melakukannya.
Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal
Hygiene
a.
Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi pada ibu hamil adalah gangguan sistem perkemihan sehingga
daerah genetal kurang diperhatikan, gangguan membrane mukosa mulut yaitu
terjadi hipersalivasi yang menyebabkan caries gigi, gangguan fisik pada kuku,
rambut mudah berkeringat sehingga menyebabkan gatal dan bau pada rambut.
b.
Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
4.
Pakaian
Pakaian yang baik untuk dikenakan pada ibu hamil harus
nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang
menekan dibagian perut atau pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu
ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus
ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan bertambah menjadi besar.
Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung
lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas
tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi. Pakaian Yang Memenuhi
Kriteria Pada Ibu Hamil
c.
Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada
penekanan-penekanan pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas
bergerak.
d.
Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar,
tapi yang dapat bergerak bebas.
e.
Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa
panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak.
f.
Menarik : enak dipIbung mata.
g.
Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak
keringat, maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini
ditekankan pada bahan dasarnya
1)
Cara memilih busana untuk ibu hamil
a.
Sebaiknya pilih ukuran busana yang bisa disesuaikan
dengan bentuk tubuh yang akan semakin membesar. Model dengan karet di bagian
dada serta ikatan tali yang bisa disesuaikan dengan ukuruan tubuh, bisa menjadi
pilihan yang tepat.
b.
Pilih busana yang simple bagi ibu hamil. Karena selain
membuat nyaman, busana dengan model simple juga akan lebih mudah dipermak.
c.
Karena metabolisme wanita hamil lebih tinggi dari pada
biasanya, maka tubuh akan terasa lebih hangat. Dengan begitu pilihlah bahan
bahan katun yang tipis, bahan tenunan yang membuat merasa sejuk.
d.
Setelah memiliki busana hamil yang tepat, belilah
celana atau rok sebagai padanan yang pas. Jika kehamilan telah memasuki
trimester kedua, berarti badan akan semakin membesar. Untuk itu, gunakan celana
khusus wanita hamil yang telah dirancang secara khusus karena menggunakan karet
dan memiliki kantung untuk perut.
2) Pakaian pada ibu hamil
a.
BH. Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga
payudara dan nyeri punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan
memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus memiliki ukuran tali yang besar
sehingga tidak terasa sakit dibahu. Pemakaian BH dianjurkan terutama pada
kehamilan dibulan ke 4 sampai ke 5 , jika sudah mulai terbiasa , sudah dapat
menggunakan BH tipis atau tidak memakai BH sama sekali jika tanpa BH terasa
lebih nyaman. BH katun biasa dan BH nylon
b.
Korset yang khusus untuk ibu hamil dapat membantu
menekan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Korset ibu
hamil didesain untuk meyangga bagian perut diatas sympisis pubis disebelah
depan dan masing-masing di sisi bagian tengah pinggang disebelah belakang.
Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan ketat
tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang
mempunyai tonus otot perut yang rendah. Untuk kehamilan dapat menimbulkan
ketidak nyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil tidak dianjurkan
untuk mengenakannya.
5.
Eliminasi
a)
Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena
kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.
b)
Trimester II : frekuensi BAK normal
kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul
c)
Trimester III : frekuensi BAK meningkat
karena penurunan kepala ke PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering obstipasi
(sembelit) karena hormone progesterone meningkat.
Keluhan yang
sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot
polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin
juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air
putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat
ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus. Jika
ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak
terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan
keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III.
Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal
kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih sehingga
kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi.
Masalah buang air
kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi
perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah
ini menyebabkan jamur (trichomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal
dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering
digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke
belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus
menggunakan tissue atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya.
Membersihkan dan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari
daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya
gunakan tissue yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih,
tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar diberi wewanggian atau bergambar
apat menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung
celana dalam.
Dianjurkan minum
8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup minum agar produksi air
kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih.
Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan, menahan berkemih akan
membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus berkemih
dulu jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk
waktu yang lama (misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu berkemih
sebeblum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum
dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kandung kemihnya.
Defekasi menjadi tidak teratur karena :
1.
Pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen
2.
Tekanan uterus yang membesar
3.
Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala
yang telah masuk panggul
Konstipasi di cegah dengan :
1.
Cukup banyak minum
2.
Olahraga
3.
Pemberian laksatif ringan seperti jus
buah-buahan
Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine
a.
Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang
memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan
jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
b.
Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih
dapat menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi
ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine
c.
Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan
kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
d.
Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat
meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya
6.
Seksual
Hubungan seksual
selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti
berikut ini.
a) Sering abortus dan kelahiran
premature
b) Perdarahan pervaginam
c) Coitus harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
d) Bila ketuban sudah
pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri
e) Bila dalam anamnesis
ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya coitus ditunda sampai
kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan
abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya coitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, coitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Sebagian
perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah
seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap
bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat
yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual.
Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.
1.
Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester
Trimester pertama: minat menurun
pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah seks menurun. Jangankan
kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah, lemas, malas,
segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi,
kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan
hubungan seks.
Trimester kedua: minat meningkat
(kembali) memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tu buh sudah
dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat
menikmati aktifitas dengan lebih leluasa dari pada di trimester pertama.
Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester
ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang
dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat
meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.
Trimester ketiga: minat menurun lagi
libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa
nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah
berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan
lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat
seksual. Tapi jika termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester
ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa
kehamilan.
2.
Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
Hal diatas berlaku
bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila kehamilan berisiko seperti:
a. Ancaman keguguran
atau riwayat keguguran, akan berisiko terjadi keguguran berulang
b. Plasenta letak rendah
(ari-ari tertanam di segmen bawah rahim),
c. khawatir terjadi
perdarahan hebat saat hubungan seksual Riwayat kelahiran prematur, ini juga
mengancam terjadinya persalinan sebelum waktunya.
d. Keluar cairan
ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang berfungsi
sebagai pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina robek, akibatnya
hubungan seksual akan mengantarkan kuman di vagina ke dalam rahim melalui
sel-sel sperma, risikonya dapat menyebabkan infeksi pada janin
e. Penyakit hubungan
seksual (PHS),seperti: GO, siphilis, HIV/Aids, dll.
Suami atau istri yang
sedang hamil atau tidak hamil bila menderita penyakit ini sebaiknya tidak
melakukan hubungan seksual, sampai benar-benar sembuh berdasakan penilaian dan
pemeriksaan dokter yang ahli dalam bidangnya.Bila hubungan seksual tidak dapat
di hindari sebaiknya menggunakan kondom. Dampak yang paling ditakuti bukan saja
penularan ke janin, namun penularan ke pasangan juga.
3.
Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan
Hubungan Seksual
a.
Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya.
b.
Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman
keguguran.
c.
Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat
keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman
keguguran.
d.
Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
e.
Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di
dekat atau di atas leher rahim), sehingga dapat keluar terlalu dini pada
hubungan seksual, menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu serta janinnya.
f.
Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.
4.
Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita
Hamil
a. Pria di atas tapi ia
miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak
menekan wanita.
b. Wanita di atas tapi
hindari penetrasi yang dalam.
c. Pria duduk di kursi
atau tempat tidur dan wanita berada di atasnya. Selain tak membebani kehamilan,
posisi ini juga memudahkan wanita mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi
tekanan di dinding rahim.
d. Pria-wanita berbaring
menghadap satu arah dengan posisi wanita di depan pria. Penetrasi dilakukan
pria dari belakang.
e. Wanita dalam posisi
lutut-siku (menungging). Penetrasi dilakukan pria dari belakang.
f.
Hubungan Seks Gaya koboi
Posisinya, ibu berada di atas
tubuh suami, tapi dengan wajah membelakangi wajah suami. Ibu layaknya
penunggang kuda yang siap menyentak “kuda liar” suami.
g. Hubungan Seks Posisi
Membelakangi
Dengan posisi berdiri, tubuh ibu
berada di depan suami di mana kedua kakinya terbuka di antara kaki ibu. Jadi, ketika
merasakan penetrasi, ibu bisa menyelipkan kedua kaki dan memanfaatkan posisi
yang menurut ibu tepat.
5.
Rambu – Rambu dalam Melakukan hubungan seksualitas
pada Ibu Hamil
Berikut rambu-rambu
yang perlu Anda ketahui untuk melakukan seks yang aman ketika hamil :
–
Posisi woman on top atau menyamping
adalah posisi yang nyaman untuk wanita hamil.
-
Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus
diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
-
Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat
bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
-
Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah
aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
-
Kapan pun, ibu hamil berhak mengatakan ’Tidak’
-
Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi
dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan
melalui puting juga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
-
Hindari penetrasi jika air ketuban bocor atau pecah.
-
Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari
jika ibu hamil atau pasangannya telah terkontaminasi atau terkena virus HIV.
Gunakan kondom jika memang tetap ingin melakukan aktivitas seksual.
6.
Memahami Hubungan Seksualitas pada Ibu Hamil
Menurut ahli
andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Hubungan
seksual selama hamil tetap boleh dilakukan. Tapi, pada 3 bulan
pertama kehamilan, sebaiknya frekuensi hubungan seksual tak dilakukan sesering
seperti biasanya. Pasalnya, jika hubungan seksual dipaksakan pada masa 3 bulan
pertama usia kehamilan, dikhawatirkan bisa terjadi keguguran spontan. Selain 3
bulan pertama kehamilan, pasangan sebaiknya juga lebih berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual pada saat 3 bulan menjelang waktu melahirkan. Sebab,
menurut Wimpie, dikhawatirkan terjadi kelahiran dini. Selain itu,
keguguran juga bisa terjadi akibat kekejangan otot Rahim. Kekejangan otot Rahim
bisa terjadi karena benturan, misalnya karena jatuh. Disisi lain,kekejangan
otot Rahim juga bisa terjadi karena hubungan seksual. Tak jarang, wanita yang
tengah hamil mengalami perdarahan setelah berhubungan badan.
Saat usia kehamilan
mendekati waktu melahirkan, pada umumnya dorongan seksual wanita akan hilang.
Pasalnya, saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di Rahim, serta semakin
besarnya beban yang di pikul karena kehamilan yang semakin besar. Faktor lain
yang juga patut mendapat perhatian adalah perlunya mengatur posisi hubungan.
Apalagi jika wanita sedang dalam kondisi hamil tua. Perut yang semakin
membuncit tentu tak bisa lagi memberi keleluasaan bagi wanita untuk melakukan
hubungan seksual dalam berbagai posisi. Ada sebagian orang berteori, hubungan
seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah kelahiran karena pada saat itu
terjadi kekejangan pada otot Rahim. Yang terjadi ialah pria mengalami ejakulasi
dan sperma masuk ke vagina. Di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni
hormone yang bisa menimbulkan kontraksi. Bagian dari prostaglandin
ini memang bisa menyebabkan kekejangan otot Rahim meski kontraksinya tak cukup
besar untuk menimbulkan kekejangan.
7.
Mobilisasi,
body mekanik
Kemampuan bergerak bebas,
melangkah dengan baik, dan berirama, dengan maksud dan tujuan tertentu
merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan hidup atau suatu usaha dari
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui bergerak. Kemampuan seseorang
bergerak dalam upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari disebut dengan Mobilisasi. Pembatasan pergerakan
oleh karena suatu kondisi dan keadaan disebut dengan Imobilisasi. Pergerakan seseorang
yang dibantu dengan alat disebut Ambulasi.
a.
Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi
dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas (Kosier, 1989).
b.
Tujuan Mobilisasi
Tujuan dari mobilisasi antara lain:
1)
Memenuhi kebutuhan dasar manusia,
2)
Mencegah terjadinya trauma,
3)
Mempertahankan tingkat kesehatan,
4)
Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari,
dan
5)
Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
1)
Gaya Hidup. Gaya hidup seseorang sangat
tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas, seseorang akan
senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI
akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang
pemabuk.
2)
Proses Penyakit dan Injuri. Adanya penyakit
tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya;
seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi, karena adanya nyeri mereka
cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di
tempat tidur karena mederita penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat
kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
3)
Kebudayaan. Kebudayaan dapat mempengaruhi
pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa
jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa
pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita keraton akan berbeda mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4)
Tingkat Energi. Setiap orang mobilisasi jelas
memerlukan tenaga atau energi, orang yang sedang sakit akan berbeda
mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
5)
Usia dan Status Perkembangan. Seorang anak akan
berbeda tingkat kemampuan mobilitasnyadibandingkan dengan seorang remaja. Anak
yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang tidak sering sakit.
d.
Tipe Persendian dan Pergerakan Sendi
Dalam sistim muskuloskeletal
dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digerakkan (diartroses) dan
sendi yang tidak dapat digerakkan (siartrosis).
e.
Toleransi Aktifitas
Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama
pada klien dengan gangguan kardiovaskuler, seperti Angina Pektoris, Infark,
Miocard atau pada klien dengan immobiliasi yang lama akibat kelumpuhan. Hal
tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisai, saat
mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda-tanda yang dapat di kaji pada
intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976):
1)
Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan dan irama tidak teratur,
2)
Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic,
3)
Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal,
4)
Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan,
5)
Kecepatan dan posisi tubuh akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak
stabilan posisi tubuh, dan
6)
Status emosi labil.
f.
Masalah Fisik
Masalah fisik yang dapat terjadi akibat immobilitasi
dapat dikaji / diamati pada berbagai sistim antara lain:
1)
Masalah Musculoskeletal. Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi,
kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit.
2)
Masalah Urinaria. Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran
infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine.
3)
Masalah Gastrointestinal. Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan,
diarrhoe dan konstipasi.
4)
Masalah Respirasi. Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam
saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 dan O2).
5)
Masalah Kardiofaskuler. Terjadinya hipotensi orthostatic, dan pembentukan
trombus.
g.
Upaya Mencegah Terjadinya Masalah akibat Kurangnya
Mobilisasi
Upaya mencegah terjadinya masalah
akibat kurangnya mobilisasi antara lain:
1)
Perbaikan status gizi,
2)
Memperbaiki kemampuan mobilisasi,
3)
Melaksanakan latihan pasif dan aktif,
4)
Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan body aligmen
(struktur tubuh), dan
5)
Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk
menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap
pada bagian tubuh.
h.
Macam-Macam Posisi Klien di Tempat Tidur
1)
Posisi fowler (setengah duduk)
2)
Posisi litotomi
3)
Posisi dorsal recumbent
4)
Posisi supinasi (terlentang)
5)
Posisi pronasi (tengkurap)
6)
Posisi lateral (miring)
7)
Posisi sim
8)
Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki).
i.
Manfaat Mobilisasi
1)
Meningkatkan harga diri dan body
image,
2)
Memperbaiki sistem tubuh dan aktifitas
yang teratur,
3)
Meningkatkan derajat kesehatan,
4)
Mencegah ketidakmampuan, dan
5)
Memperlambat serangan penyakit degenerative.
Kebutuhan Body Mekanik
a.
Body mekanik penting untuk koordinasi dan keamanan menggunakan tubuh dalam
menghasilkan pergerakan dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
b.
Pergerakan yang tepat meningkatkan fungsi muskuloskeletal tubuh, mengurangi
energi yang digunakan untuk pergerakan dan memelihara keseimbangan sehingga
dapat mengurangi kelelahan (fatique) dan menurunkan resiko terjadinya injury.
c.
Tujuan utama dari body mekanik adalah untuk memfasilitasi keamanan dan
efisiensi penggunaan sesuai dari otot-otot.
d.
Body mekanik terdiri dari 3 elemen dasar yaitu: Body Aliegment, Body
Balance, dan Body Movement.
8.
Senam
hamil
Senam hamil adalah
terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental,
pada persalinan cepat, aman, dan spontan (Arief, 2008). Senam hamil merupakan
bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat pelayanan kesehatan
tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, ataupun pusat pelayanan
kesehatan yang lainnya. Senam hamil bermanfaat untuk mempertahankan dan
mengoptimalkan keseimbangan fisik, memelihara kesehatan kehamilan,
menghilangkan keluhan yang terjadi karena perubahan-perubahan akibat proses
kehamilan, dan mempermudah proses persalinan (Muhimah dan Safe’I, 2010). Dapat
dijelaskan bahwa kehamilan mempengaruhi perubahan fisik dan emosi ibu hamil.
Pada masa kehamilan, emosi mudah turun dan naik. Muncul rasa cemas juga takut
menghadapi persalinan dan kondisi bayi dalam kandungan. Hal tersebut bisa
diakibatkan perubahan hormon dalam tubuh serta adanya keinginan ibu mendapat
perhatian suami dan lingkungannya. Karenanya, ibu hamil perlu memantau
perkembangan kesejahteraan janin dengan bertanya ke bidan atau dokter dan
mengikuti kursus persalinan. Selama hamil, aktivitas fisik seperti olahraga
harus tetap dilakukan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Latihan fisik pada
ibu hamil akan meningkatkan proses metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme
ini akan meningkatkan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan selama proses
metabolisme itu sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa latihan fisik
pada senam hamil akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan oksigen (Muhimah dan
Safe’I, 2010). Selain manfaat di atas, gerakan-gerakanya disusun dalam senam
hamil dirancang untuk menghilangkan kecemasan yang timbul menjelang persalinan
karena mengandung unsur rileksasi yang dapat menstabilkan kondisi emosi ibu
hamil. Beberapa jenis rileksasi yang diterapkan dalam senam hamil ada rileksasi
pernafasan dan rileksasi otot. Relaksasi pernafasan dilakukan dengan cara
menaikkan perut saat menarik napas dan mengempiskan perut saat membuang napas
dari mulut secara perlahan, sedangkan rileksasi otot dilakukan melalui penegangan
otot-otot tertentu selama beberapa detik untuk kemudian dilepaskan. Bila ibu
hamil melakukan latihan tersebut dengan benar, akan terasa efek rileksasi pada
diri ibu hamil yang akan berguna untuk mengatasi tekanan atau ketegangan yang
ia rasakan selama masa kehamilan berlangsung (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Metoda senam hamil
Saat ini ada beberapa metode yang digunakan dalam senam hamil. Sebaiknya dalam
memilih metode mana yang terbaik dan paling sesuai dengan kondisi kehamilan
terlebih dahulu mengkonsultasikannya kepada 17 dokter atau pusat pelayanan
kesehatan yang tersedia. Metode dalam senam hamil bermacam-macam menurut
Muhimah dan Safe’i (2010), di antaranya:
a.
Metode Yoga Metode yoga menjadi salah
satu metode yang umum dilakukan dalam senam hamil. Metode yoga dalam senam
hamil didasarkan pada gerakan-gerakan dasar dalam yoga sendiri, seperti
pernafasan tafakkur dan postur lainnya yang akan membantu ibu hamil dalam
menghadapi persalinan nanti selain juga berfungsi menjaga kesehatan si ibu
selama masa kehamilan. Namun, untuk melakukan senam dengan metode yoga harus
menggunakan pelatih yang ahli dalam bidang tersebut. Kalau sembarangan,
dikhawatirkan akan timbul ada efek negatifnya.
b.
Metode Tari Perut (Dancing Belly)
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini ada juga senam hamil yang
memanfaatkan tari perut (dancing belly) yang dari Timur Tengah. Menurut
beberapa sumber tari perut bagi para wanita hamil akan membantu menjaga
kesehatan ibu hamil dan lebih memawaskan diri dalam menghadapi persalinan
nantinya. Selain membentuk kelenturan
tubuh tarian ini juga berfungsi menguatkan otot-ctot perut dan sekitarnya,
serta menjaga aturan napas. Menurut para ahli di bidang kesehatan ibu hamil
senam dengan metode tari perut untuk ibu hamil aman dipraktikkan. Direkomendasikan
senam hamil dengan metode ini sebaiknya dilatih lima hingga tujuh kali dalam
seminggu selama kehamilan berlangsung. Metode Hypno Birthing Hypno Birthing
merupakan salah satu metode senam hamil yang relatif baru. Metode ini adalah
sebuah paradigma baru dalam pelatihan persiapan melahirkan secara alami.
Gerakan-gerakan dalam senam hamil dengan metode ini melibatkan rileksasi yang
mendalam (relaksasi alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses
kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses pembedahan
c.
Metode pilates Metode senam hamil
dengan metode pilates telah dikenal di banyak negara dan terbukti mampu
membantu ibu-ibu yang hamil mempertahankan kebugarannya dan mempermudah proses
persalinan Gerakan-gerakan senam hamil dengan metode ini dipusatkan pada
otot-otot yang berfungsi pada proses persalinan.
Manfaat dari senam
prenatal dengan metode pilates antara lain:
1.
Membantu proses melahirkan.
2.
Membuat ibu hamil lebih bugar
3.
Mempertahankan bentuk tubuh baik
selama kehamilan maupun setelah melahirkan.
Senam hamil bertujuan
untuk mempersiapkan dan melatih otototot sehingga dapat dimanfaatkan untuk
berfungsi secara optimal 19 dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi
ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan,
hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil
dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu (Manuaba, 1998).
Manfaat dan Tujuan
Tujuan dan manfaat senam hamil menurut Muhimah dan Safe’i (2010) antara lain: Tujuan
senam hamil Tujuan dari seluruh gerakan-gerakan dari latihan senam hamil yang
dilakukan adalah:
1.
Melalui latihan senam hamil yang
teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses
mekanisme persalinan.
2.
Melalui senam hamil yang teratur dapat
dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme
persalinan.
3.
Memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan
jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian yang
berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima,
sehingga dapat membantu mengatasi keluhankeluhan, letak janin, dan mengurangi
sesak nafas, menguasai 20 teknik-teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur
diri pada persalinan.
4.
Mempertinggi kesehatan fisik dan
psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi
persalinan.
5.
Membimbing wanita menuju suatu
persalinan yang fisiologis.
6.
Melonggarkan persendian, yaitu
persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
7.
Membentuk sikap tubuh yang prima,
sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi
sesak nafas
8.
Menguasai teknik-teknik pernafasan
dalam persalinan.
9.
Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
10.
Penguatan otot-otot tungkai, mengingat
tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan.
11.
Latihan mengejan. Latihan ini khusus
untuk menghadapi persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat
lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.
9.
Istirahat/tidur
Istirahat dan tidur yang sesuai
adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik, dengan nutrisi yang baik dan
olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk
istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup,
kemampuan untuk berkonsentrasi membuat keputusan dan berpartisipasi dalam
aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan iritabilitas (Potter, dkk,
2005).
Tidur
merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan
mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Tidur yang cukup dapat memainkan peranan dalam membantu tubuh kita untuk pulih
dari penyakit atau luka. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur
mengakibatkan kehilangan kekuatan, kerusakan pada sistem kekebalan dan
meningkatkan tekanan darah (Nancy W, 2006).
Tidur
merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami oleh seseorang, yang dapat
dibandingkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Robert Priharjo,
1993). Memperoleh
kualitas tidur yang terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang
baik dan pemulihan individu yang sakit. Secara umum, sebagian besar orang dewasa yang sehat rata-rata memerlukan
tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam, walaupun kebutuhan tidur setiap
orang berbeda. Kebutuhan akan tidur tidak berkurang karena usia, walaupun
kemampuan untuk mempertahankannya mungkin menurun (Nancy W, 2006). Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya
waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang
seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat control
irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian
susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada
substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat
tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi
terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah
atau aurosal state(Iskandar J, 2002).
Tidur juga
penting bagi fungsi emosional dan mental. Kurang tidur dapat mempengaruhi
konsentrasi dan merusak kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan
memori, belajar, pertimbangan logis, dan penghitungan matematis. Sebuah
penelitian yang baru-baru ini dilaporkan dalam New York Times mengesankan bahwa
kurang tidur yang kronis bisa semakin membuat proses penuaan terasa menyulitkan.
Bagi Odha, ganggauan tidur dapat mengakibatkan kemerosotan mutu hidup.
Misalnya, gangguan tidur dapat menyebabkan kelelahan pada siang hari dan
mempengaruhi status fungsional dan mutu hidup (Nancy W, 2006). Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa
kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran
tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur
setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan
berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari
populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan kronik (10-15%)
disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol (Iskandar
J, 2002).
Wanita hamil harus mengurangi
semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk
menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga harus
menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus
mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri,
maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan
malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal
mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam. Jadwal
istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur
yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani, dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin.
1. Posisi Tidur Ibu Hamil
Posisi aman untuk ibu hamil
sekitar 16 minggu sebaiknya ibu tidur dengan posisi miring ke sisi kiri karena
posisi ini memberi keuntungan untuk janin untuk mendapatkan aliran darah dan
nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena cava inferior di bagian
belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah
ke jantung. Juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan
dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan (edema) di tangan, kaki dan
pergelangan kaki. Tips untuk tidur dengan posisi yang lebih nyaman
letakkan bantal diantara dengkul dan satu di punggung atau memilih bantal tidur
untuk ibu hamil.
Hal utama yang menyebabkan
kesulitan tidur ibu hamil, hal ini terjadi karena peningkatan ukuran janin berubah,
yang membuat ibu hamil sulit menentukan posisi tidur yang enak. Buat ibu yang
terbiasa tidur terlentang atau tengkurap sebelum hamil, kehadiran janin tentu
akan menyulitkan. Selain persoalan kenyamanan, ada cukup banyak pula penyebab
lainnya. Beberapa diantaranya, ada yang bersumber dari factor fisik, dan
psikologis. Factor fisik, misalnya:
a)
Sering berkemih pada ibu hamil, ginjal bekerja lebih
berat dari biasanya karena organ harus menyaring volume darah yang lebih banyak
30-50% dari sebelum hamil, proses penyaringan inilah yang menghasilkan lebih
banyak urine. Selain itu, karena janin dan
plasenta membesar maka tekanan kandung kemih juga meningkat keseringan berkemih
juga akan bertambah.
b)
Peningkatan
detak jantung, selama hamil kerja jantung juga meningkat, jantung akan memompa
lebih banyak darah selain mengirim suplay ke rahim, darah juga akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
c)
Pernafasan
lebih pendek karena rahim membesar, maka kondisi ini menghasilkan tekanan pada
rongga diafragma.
d)
Kram kaki dan nyeri punggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar