Rabu, 31 Maret 2021

KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING (KIP/K)

 

KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING (KIP/K)

 

Dalam tugas kesehariannya, bidan selalu berhubungan dengan klien dimana dalam berhubungan tidak lepas dari penggunaan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Tanpa kita sadari, dalam melakukan komunikasi ternyata kita lebih banyak menggunakan komunikasi secara non verbal dibandingkan dengan yang verbal. Dalam,berkomunikasi, sekitar 55% kita menggunakan bahasa tubuh seperti mengangguk, menggeleng, melambaikan tangan, dan lain-lain, 38% menggunakan nada suara (nada suara yang tinggi bisa diartikan kemarahan), dan hanya sekitar 7% yang menggunakan bahasa verbal. Jadi, sekitar 93% kita menggunakan bahasa non verbal dalam berkomunikasi.

 

A. KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING

1. Jenis-Jenis Komunikasi

Komunikasi bisa dibagi menjadi empat jenis.

1)    Komunikasi massa, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan seseorang kepada kelompok besar orang, biasanya kepada sebagian besar masyarakat.

2)   Komunikasi intrapersonal, aitu jenis komunikasi di mana penyampaian pesan seseorang kepada dirinya sendiri.

3)   Komunikasi interpersonal, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain bersifat dua arah, secara verbal dan non verbal.

4)   Komunikasi kelompok, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari seseorang kepada individu di dalam kelompok kecil.

 

A.  Pengertian Komunikasi Interpersonal / Konseling ( KIP / Konseling )

Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP bukan hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang atau lebih dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau bekerja untuk suatu tujuan. Beberapa pengertian tentang KIP/K adalah sebagai berikut.

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah (Bari dkk, 2002).

Konseling merupakan suatu proses yang mempunyai orientasi pada belajar, dilakukan dalam lingkungan sosial dari seseorang kepada orang lain (konselor kepada konseli), dengan memberikan bantuan dengan metode yang disesuaikan dengan masalah yang dihadapi klien, agar klien dapat memahami dirinya dan menggunakan pengertiannya atas tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan dihayati, sehingga konseli dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan bahagia (Gustad dalam Yulifah & Yuswanto, 2009).

Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua arah, lingkaran interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan non verbal.

KIP/K merupakan suatu proses penyampaian informasi secara tatap muka dan saling pengertian antara dua orang atau lebih.

Interpersonal Communication Book”, komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Sedangkan menurut Devino dalam bukunya “The

Komunikasi interpersonal : interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik verbal maupun non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dgn individu atau antar individu dalam kelompok kecil.

Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal.  

Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face), invidu dengan individu (person to person), verbal non-verbal. Karena sifat dari interaksi adalah langsung dan segera, komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antar manusia (all human relation ships).

 

B.  Fungsi

 Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah :

a)    Mengenal diri sendiri dan orang lain.

b)   Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara baik.

c)    Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.

d)   Mengubah sikap dan perilaku.

e)    Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.

f)     Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

Fungsi global dari pada komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan pesan yang umpan baliknya diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung.

 

C.  Proses Komunikasi Interpersonal

Proses komunikasi interpersonal merupakan suatu proses dua arah, lingkaran interaktif di mana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan nonverbal. Kedua pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam prosesnya, penerima pesan menafsirkan pesan dari pengirim pesan sebelumnya dan memberikan tanggapan dengan pesan yang baru.

 

D.  Ciri-ciri Konseling

Ketika kita membahas konseling, kita harus mengenal dulu ciri-cirinya agar lebih

mudah memahaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konseling.

a.    Interaksi antara dua orang (misalnya antara bidan dengan klien)

b.    Konseli datang dan mempunyai masalah

c.    Konseli datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.

d.    Konselor adalah seorang yang terlatih (profesional) dalam bidang konseling.

e.    Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli agar ia mengerti dan menerima keadaannya serta dapat menemukan jalan keluar dengan menggunakan potensi yang ada pada dirinya.

f.     Proses konseling menitikberatkan kepada masalah yang jelas, nyata dan dalam kesadaran diri (Yulifah &Yuswanto, 2009).

 

E.   Unsur Kegiatan dalam Konseling

Dalam melaksanakan kegiatan konseling, ada empat kegiatan yang harus dilaksanakan agar konseling dapat berjalan dengan baik dan efektif.

1)    Pembinaan hubungan baik (rapport)

2)   Penggalian informasi

3)   Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan

4)   Menindaklanjuti pertemuan

 

F.   Sifat-sifat Komunikasi

Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dbedakan atas dua macam yaitu

1.     Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orag dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni

·         Percakapan : berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.

·         Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal.

·         Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.

2.    Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap mua, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Dan komunikasi kecil ini banyak dinilai dari sebagai type komunikasi antar pribadi karena :

·         Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka.

·         Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua pesertabisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan tunggal yang mendominasi.

·         Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini, semua anggota bisa brperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu, pengaruhnya bisa bermacam-macam. Misalanya : si A isa terpengaruh dari si B, dan si C bisa mempengaruhi si

 

Salah satu cara yang dilakukan dalam konseling untuk menggali informasi dari klien adalah dengan wawancara. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untukmendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan atau keyakinan dari individu atau responden. Wawancara merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam konseling. Perbedaan wawancara dan kuesioner adalah pada wawancara pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan. Bila pertanyaan yang diajukan dan dijawab secara tertulis, maka disebut kuesioner. Kelebihan dari wawancara adalah sebagai berikut.

a.    Pertanyaan bisa lebih bebas dan mendalam.

b.    Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga respon lebih bebas menggunakan pendapatnya.

c.    Dapat direkam dan lebih lengkap.

d.    Sifat data primer.

e.    Dapat mengklarifikasi data yang tidak jelas.

f.     Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan.

 

 

 

Wawancara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a.    Wawancara terstruktur, yaitu wawanacara yang jawabannya telah dipersiapkan (ada alternatif jawaban). Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis.

b.    Wawancara tidak terstruktur (bebas), yaitu wawancara yang jawabannya tidak dipersiapkan (klien bebas menjawab). Keuntungannya adalah informasi yang didapat lebih padat dan lengkap. Kelemahannya adalah jawaban responden sulit dianalisis karena jawabannya beraneka ragam sehingga perlu pengkatagorian

 

G.  Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

1.   Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

2.  Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

3.  Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

4.  Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

5.  Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

6.  Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

 

H. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). ( Devito, 1997, p.259-264 ).

 

Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

Model komunikasi interpersonal memfokuskan kepada diri individu masing-masing dan pesan-pesan saling dipertukarkan. Tidak ada satu pun dari unsur yang ada berdiri sendiri.

onseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan Untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menemukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arahinteraksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.

KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan

 

 

I.   Tujuan Konseling

a)    Meningkatkan penerimaan informasi

Informasi yang benar , diskusi beas dengan cara mendengarkan , berbicara , dan komunikasi non- verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien.

b)   Menjamin pilihan yang cocok

Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien.

c)    Menjamin Penggunaan yang efektif

Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.

d)   Menjamin kelangsungan yang lebih lama

Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut , mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingnya.

 

J.   Proses Konseling

Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses konseling meliputi :

1      Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport)

“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah memberikan salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai; menciptakan suasanan yang aman dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien.

2     Pengumpulan dan pemberian informasi

Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.

3     Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah: menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien); memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya); membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT); memilih alternatif terbaik; menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.

 

K.  Langkah Dalam Konseling

1.     Pendahuluan

Langkah pendahuluan atau Langkah pembuka merupakan kegiatan menciptakan kontak, melengkapi data konseli untuk merumuskan penyebab masalah, dan menetukan jalan keluar.

2.    Bagian Inti/Pokok

Bagian inti/pokok dalam konseling mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan keluar yang tepat bagi konseli, dan melaksanakan jalan keluar.

3.    Bagian Akhir

Bagian akhir kegiatan konseling merupakan kegiatan penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah ini merupakan langkah penutupan dari pertemuan dan juga penetapan untuk pertemuan berikutnya.

 

 

 

 

L.   Hal-hal yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah

1.     Kesiapan Konseling

Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah, dan harapan terhadap peran konselor.

Hambatan dalam persiapan konseling:

a)    Penolakan,

b)   Situasi fisik,

c)    Pengalaman konseling yang tidak menyenangkan,

d)   Pemahaman konseling kurang,

e)    Pendekatan kurang,

f)     Iklim penerimaan pada konseling kurang.

 

2.    Penyiapan klien

a)    Orientasi pra konseling;

b)   Teknik survey terhadap masalah klien;

c)    Memberikan informasi pada klien;

d)   Pembicaraan dengan berbagai topik;

e)    Menghubungi sumber-sumber referal.

 

3.    Memperoleh Riwayat Kasus

Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi ssistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.

 

4.    Psikodiagnostik

Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebsb-sebab kesulitan; kemungkinan teknik konseling; perkiraan hasil konseling.

 

 

M. FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K

1)   Factor individual

Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik maupun kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan jenis kelamin, sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social diantaranya sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam masyarakat, status social dan peran social.

2)  Factor yang berkaitan dengan interaksi

Meliputi tujuan dan harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta pembawaan diri seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian, dukungan.

3)  Factor situasional

Situasi selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi, lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat mendukung, begitu pula sebaliknya.

4)  Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus dipenuhi tersebut meliputi :

a)    Empati (empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain

b)   Perspektif social adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi.

c)    Kepekaan (sensivity) tehadap sesuatu hal dalam KIP/K

d)   Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP/K

e)    Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.

f)     Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam berinteraksi

g)    Keadaan yang Dapat Menyebabkan Putusnya Komunikasi

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan putusnya komuniksai. Bidan harus mengetahui penyebanya sehingga komunikasi yang dilakukan bisa dipahami oleh konseli. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi antara lain:

a.    Kegagalan menyampaikan informasi penting

b.    Perpindahan topik bicara yang tidak lancer.

c.    Salah pengertian.

 

N) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Melakukan Komunikasi Interpersonal/Konseling.

Ketika Bidan melakukan konseling, ada beberapa hal yang harus diketahui karena sangat penting dalam pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif. Hal hal tersebut adalah sebagai berikut.

1)    Perhatian pada tanda verbal dan non verbal.

2)   Tanda verbal dan non verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang terhadap yang ingin kita capai.

3)   Mendapat kepercayaan dari klien

4)   Perlu introspeksi.

5)   Indikator hubungan interpersonal yang positif.

6)   Menyambut klien.

7)   Ramah dan terbuka.

8)   Menyediakan waktu untuk mendengar mereka.

9)   Menjawab semua pertanyaan dengan benar dan memuaskan.

10) Tetap sabar walaupun klien bertanya hal yang sama berulang-ulang.

11)  Percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan untuk membantu.

 

O) Pentingnya KIP

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa manfaat penting sebagai berikut.

1)    Agar dapat memberikan informasi secara efektif kpd klien.

2)   Agar dapat lebih memahami perasaan dan pikiran klien.

3)   Agar lebih siap dan percaya diri dlm menghadapi klien yang sulit.

4)   Agar membantu pekerjaan.

5)   Untuk meningkatkan mutu pelayanan.

6)   Untuk kepentingan pribadi yaitu agar dapat berkomunikasi lebih baik dan lebih luwes

2)   dalam pergaulan.

 

P)  Perilaku dalam KIP

Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal yang harus dipahami oleh bidan

sebagai berikut.

1)    Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi serta dilakukan tanpa sensor dan revisi secara kognisi.

2)   Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan, misalnya mengucapkan selamat pagi.

3)   Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada. Pada saat berada dalam pelayanan, khusunya bidang kesehatan, tidak cukup memberikan pengobatan dan perawatan saja tetapi juga melibatkan klien dalam proses penyembuhannya, yaitu dengan mengajak berkomunikasi. Dalam perawatan, klien mempunyai hak-hak sebagai berikut.

a.    Hak memperoleh informasi

b.    Hak bertanya.

c.    Hak dilayani secara pribadi.

d.    Hak menyatakan pendapat/pandangan.

e.    Hak memutuskan secara bebas

 

 

 

 

 

 

 

PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP PROSES KIP/K

 

Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.

Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.

 

1.   Pengetahuan, Keterampilan, Sikap Yang Harus Dimiliki Konselor

Perilaku seseorang baik konselor maupun konseli dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu

kognitif ( pengetahuan), afektif ( sikap) dan psikomotor (keterampilan). Jika ketiga hal

tersebut dimiliki oleh seorang konselor dengan baik, maka konselor tersebut akan dapat

menfasilitasi kliennya dengan baik serta asertif. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh Bidan adalah tidak hanya ilmu kebidanan akan tetapi ilmu pendukungnya juga seperti psikologi, komunikasi, etika sosbudas dsb.

Seorang Bidan juga harus memiliki keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai kewenangannya agar tidak ada pelanggaran terhadap hak klien. Bidan sebagai konseli juga harus memiliki sikap asertif ketika menghadapi permasalahan, siap membantu orang lain dalam wilayah kerjanya, bersikap sopan, ramah, empati, iklas, dan terbuka dengan pendapat orang lain.

Menurut Rogers, agar konseling efektif maka ada tiga kualitas sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor yaitu :

a)     Empati yaitu mamandang permasalahan dengan kerangka pikir pasien

b)     Otentik, konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan dilakukan adalah nyata dan selaras, tidak berpura-pura

c)     Uncoditional positif regart atau accptance, bahwa konselor harus bisa menerima konseli dengan apa adanya tanpa tendensi apapun selain kebaikan dan kesejahteraan pasien.

 

2.  Pentingnya Pemahaman Diri

Bidan dalam bekerja selalu berinteraksi dengan banyak orang dan banyak permasalahan dari kliennya dengan kondisi masing-masing.Untuk melancarkan tugas tersebut, Bidan perlu mamahami diri sendiri untuk dapat bekerja optimal dan beradaptasi dengan begitu banyaknya tugas yang harus diemban dan begitu banyak karaterisktik orang yang berhubungan dengannya. Bidan harus tahu bagaimana mengambil sikap ketikadihadapkan pada permasalahan klien yang harus direfleksikan kepada dirinya seandainya permaslahan tersebut ada padanya sehingga Bidan bisa bersikap lebih hati-hati dan bijaksana.

Ketika Bidan sulit memahami diri sendiri, maka akan sulit dia menjalankan tugasnya sebagai konselor yang dituntut untuk dapat menfasilitasi klien dalam menyelesaiakan permasalahnnya.

Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun menurut orang lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, aku kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita perlu memahami diri kita agar apa yang menjadi diri kita agar apa yang menjadi potensi dari dalam diri kita pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita bisa kita rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan mengantar kita kearah kesuksesan.

Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi

a)            kesadaran diri

b)           klarifikasi nilai

kebutuhan klien harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya mengklarifikasi nilai agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan antara bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan (misal : kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.

c)            eksplorasi perasaan

bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik., jika bidan terbuka kepada klien, bidan akan mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien.

d)           kemampuan menjadi model.

Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien.BIdan perlu memahami bagaiman menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien.

 

 

 

3.  Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.

Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar