KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING (KIP/K)
Dalam
tugas kesehariannya, bidan selalu berhubungan dengan klien dimana dalam
berhubungan tidak lepas dari penggunaan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Tanpa kita sadari, dalam melakukan komunikasi
ternyata kita lebih banyak menggunakan komunikasi secara non verbal
dibandingkan dengan yang verbal. Dalam,berkomunikasi, sekitar 55% kita
menggunakan bahasa tubuh seperti mengangguk, menggeleng, melambaikan tangan,
dan lain-lain, 38% menggunakan nada suara (nada suara yang tinggi bisa
diartikan kemarahan), dan hanya sekitar 7% yang menggunakan bahasa verbal.
Jadi, sekitar 93% kita menggunakan bahasa non verbal dalam berkomunikasi.
A. KOMUNIKASI
INTERPERSONAL/KONSELING
1. Jenis-Jenis
Komunikasi
Komunikasi bisa dibagi menjadi
empat jenis.
1)
Komunikasi massa,
yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan seseorang kepada kelompok besar
orang, biasanya kepada sebagian besar masyarakat.
2)
Komunikasi
intrapersonal, aitu jenis komunikasi di mana penyampaian pesan seseorang kepada
dirinya sendiri.
3)
Komunikasi
interpersonal, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain bersifat dua arah, secara verbal dan non verbal.
4)
Komunikasi kelompok,
yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari seseorang kepada individu
di dalam kelompok kecil.
A. Pengertian Komunikasi Interpersonal / Konseling ( KIP / Konseling
)
Proses
komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang,
dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
KIP bukan hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga
orang atau lebih dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling
berbagi informasi dan perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing
anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau
bekerja untuk suatu tujuan. Beberapa pengertian tentang KIP/K adalah sebagai
berikut.
Konseling
adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan
jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah (Bari dkk, 2002).
Konseling merupakan
suatu proses yang mempunyai orientasi pada belajar, dilakukan dalam lingkungan
sosial dari seseorang kepada orang lain (konselor kepada konseli), dengan
memberikan bantuan dengan metode yang disesuaikan dengan masalah yang dihadapi
klien, agar klien dapat memahami dirinya dan menggunakan pengertiannya atas
tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan
dihayati, sehingga konseli dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih
produktif dan bahagia (Gustad dalam Yulifah & Yuswanto, 2009).
Komunikasi
Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua arah, lingkaran
interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara
verbal dan non verbal.
KIP/K merupakan
suatu proses penyampaian informasi secara tatap muka dan saling pengertian
antara dua orang atau lebih.
Interpersonal
Communication Book”, komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Komunikasi
interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih secara tatap muka. Sedangkan menurut Devino dalam bukunya “The
Komunikasi interpersonal : interaksi yang dilakukan dari
orang ke orang, bersifat 2 arah baik verbal maupun non verbal, dengan saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dgn individu atau antar individu
dalam kelompok kecil.
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar
orang-orang secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi,
perasaan atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to
face), invidu dengan individu (person to person), verbal non-verbal. Karena sifat dari interaksi adalah langsung
dan segera, komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antar
manusia (all human relation ships).
B.
Fungsi
Adapun fungsi lain
dari komunikasi interpersonal adalah :
a) Mengenal diri sendiri dan orang lain.
b) Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita
untuk mengetahui lingkungan kita secara baik.
c) Menciptakan dan memelihara hubungan baik
antar personal.
d) Mengubah sikap dan perilaku.
e) Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai
kesenangan pribadi.
f) Membantu orang lain dalam menyelesaikan
masalah.
Fungsi global dari pada komunikasi antar pribadi adalah
menyampaikan pesan yang umpan baliknya diperoleh saat proses komunikasi
tersebut berlangsung.
C. Proses
Komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi interpersonal merupakan suatu proses
dua arah, lingkaran interaktif di mana pihak-pihak yang berkomunikasi saling
bertukar pesan secara verbal dan nonverbal. Kedua pihak menjadi pengirim maupun
penerima pesan. Dalam prosesnya, penerima pesan menafsirkan pesan dari pengirim
pesan sebelumnya dan memberikan tanggapan dengan pesan yang baru.
D. Ciri-ciri Konseling
Ketika
kita membahas konseling, kita harus mengenal dulu ciri-cirinya agar lebih
mudah
memahaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konseling.
a. Interaksi antara dua orang (misalnya antara
bidan dengan klien)
b. Konseli datang dan mempunyai masalah
c. Konseli datang atas kemauan sendiri atau
saran orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.
d. Konselor adalah seorang yang terlatih
(profesional) dalam bidang konseling.
e. Tujuan konseling adalah menolong dan
memberikan bantuan kepada konseli agar ia mengerti dan menerima keadaannya
serta dapat menemukan jalan keluar dengan menggunakan potensi yang ada pada
dirinya.
f. Proses konseling menitikberatkan kepada
masalah yang jelas, nyata dan dalam kesadaran diri (Yulifah &Yuswanto,
2009).
E.
Unsur Kegiatan dalam Konseling
Dalam melaksanakan kegiatan
konseling, ada empat kegiatan yang harus dilaksanakan agar
konseling dapat berjalan dengan baik dan efektif.
1)
Pembinaan
hubungan baik (rapport)
2)
Penggalian
informasi
3)
Pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan
4)
Menindaklanjuti
pertemuan
F.
Sifat-sifat Komunikasi
Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dbedakan
atas dua macam yaitu
1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orag dalam situasi tatap
muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni
·
Percakapan : berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.
·
Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan
lebih personal.
·
Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada
posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
2. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication)
ialah proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap
mua, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Dan komunikasi kecil
ini banyak dinilai dari sebagai type komunikasi antar pribadi karena :
·
Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung
secara tatap muka.
·
Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua pesertabisa
berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan
tunggal yang mendominasi.
·
Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini,
semua anggota bisa brperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena
itu, pengaruhnya bisa bermacam-macam. Misalanya : si A isa terpengaruh dari si
B, dan si C bisa mempengaruhi si
Salah satu cara yang dilakukan dalam konseling
untuk menggali informasi dari klien adalah dengan wawancara. Wawancara sebagai
alat pengumpul data digunakan untukmendapatkan informasi yang berkenaan dengan
pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan atau keyakinan dari individu
atau responden. Wawancara merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam konseling.
Perbedaan wawancara dan kuesioner adalah pada wawancara pertanyaan yang
diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan. Bila pertanyaan yang
diajukan dan dijawab secara tertulis, maka disebut kuesioner. Kelebihan dari
wawancara adalah sebagai berikut.
a. Pertanyaan bisa lebih
bebas dan mendalam.
b. Hubungan dapat dibina
lebih baik sehingga respon lebih bebas menggunakan pendapatnya.
c. Dapat direkam dan lebih
lengkap.
d. Sifat data primer.
e. Dapat mengklarifikasi
data yang tidak jelas.
f. Banyak digunakan dalam
penelitian sosial dan pendidikan.
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Wawancara terstruktur,
yaitu wawanacara yang jawabannya telah dipersiapkan (ada alternatif jawaban).
Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis.
b. Wawancara tidak
terstruktur (bebas), yaitu wawancara yang jawabannya tidak dipersiapkan (klien
bebas menjawab). Keuntungannya adalah informasi yang didapat lebih padat dan
lengkap. Kelemahannya adalah jawaban responden sulit dianalisis karena
jawabannya beraneka ragam sehingga perlu pengkatagorian
G.
Tujuan Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6
tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
1.
Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan
komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan
kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri
kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan,
pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan
orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan,
pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi
interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan
orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui
datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang
datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya
dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga
Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu
keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan
orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah
Laku
Banyak waktu kita
pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan
interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya
mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca
buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
Kita banyak menggunakan
waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup
semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan.
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya
hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan
melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan
yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan
kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli
kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.
Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal
kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta,
berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan
lain sebagainya.
H.
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality). ( Devito, 1997, p.259-264 ).
Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling
mengubah dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam
komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan
dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik
yang dikaji bersama. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi
adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang
atau lebih di dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan
balik (feed back). Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan
hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita
perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang
mendorong timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling
mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan
ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan
hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Model komunikasi interpersonal memfokuskan kepada diri
individu masing-masing dan pesan-pesan saling dipertukarkan. Tidak ada satu pun dari unsur yang ada
berdiri sendiri.
onseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan Untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menemukan jalan
keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arahinteraksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling
berbagi informasi dan perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari
keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk
suatu tujuan
I.
Tujuan Konseling
a)
Meningkatkan
penerimaan informasi
Informasi
yang benar , diskusi beas dengan cara mendengarkan , berbicara , dan komunikasi
non- verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien.
b)
Menjamin
pilihan yang cocok
Menjamin
petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan
kondisi klien.
c)
Menjamin
Penggunaan yang efektif
Konseling
efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar
dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.
d)
Menjamin
kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan
pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut ,
mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingnya.
Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses konseling meliputi :
1
Pembinaan dan pemantapan hubungan baik
(rapport)
“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal
tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien,
sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport
adalah memberikan salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai;
menciptakan suasanan yang aman dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama,
menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien.
2
Pengumpulan dan pemberian informasi
Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non
verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang
dihadapinya.
3
Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam
pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah: menjajagi masalah
(menetapkan masalah yang dihadapi klien); memahami masalah (mempertegas masalah yang
sesungguhnya); membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan
alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif (menilai setiap
alternatif dg analisis SWOT); memilih alternatif terbaik; menerapkan alternatif
dan menindaklanjuti pertemuan.
K. Langkah Dalam Konseling
1.
Pendahuluan
Langkah
pendahuluan atau Langkah pembuka merupakan kegiatan menciptakan kontak,
melengkapi data konseli untuk merumuskan penyebab masalah, dan menetukan jalan
keluar.
2.
Bagian Inti/Pokok
Bagian
inti/pokok dalam konseling mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih
salah satu jalan keluar yang tepat bagi konseli, dan melaksanakan jalan keluar.
3.
Bagian Akhir
Bagian
akhir kegiatan konseling merupakan kegiatan penyimpulan dari seluruh aspek
kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah ini merupakan langkah penutupan
dari pertemuan dan juga penetapan untuk pertemuan berikutnya.
L. Hal-hal yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah
1.
Kesiapan Konseling
Faktor
yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap
masalah, dan harapan terhadap peran konselor.
Hambatan dalam persiapan konseling:
a)
Penolakan,
b)
Situasi fisik,
c)
Pengalaman konseling yang tidak menyenangkan,
d)
Pemahaman konseling kurang,
e)
Pendekatan kurang,
f)
Iklim penerimaan pada konseling
kurang.
2.
Penyiapan klien
a)
Orientasi pra konseling;
b)
Teknik survey terhadap masalah klien;
c)
Memberikan informasi
pada klien;
d)
Pembicaraan dengan berbagai topik;
e)
Menghubungi sumber-sumber referal.
3.
Memperoleh Riwayat Kasus
Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi ssistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu.
Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.
4.
Psikodiagnostik
Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien,
perkiraan sebsb-sebab kesulitan; kemungkinan teknik konseling; perkiraan hasil konseling.
M. FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K
1)
Factor individual
Orientasi
cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang
dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik
maupun kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan
jenis kelamin, sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social
diantaranya sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam
masyarakat, status social dan peran social.
2) Factor
yang berkaitan dengan interaksi
Meliputi
tujuan dan harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta
pembawaan diri seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian,
dukungan.
3) Factor
situasional
Situasi
selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi,
lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat
mendukung, begitu pula sebaliknya.
4) Kompetensi
dalam melakukan percakapan
Agar
komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang
diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan
kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus
dipenuhi tersebut meliputi :
a)
Empati
(empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain
b)
Perspektif
social adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil
oleh orang yang kita ajak komunikasi.
c)
Kepekaan
(sensivity) tehadap sesuatu hal dalam KIP/K
d)
Pengetahuan
akan situasi pada saat melakukan KIP/K
e)
Memonitor
diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.
f)
Kecakapan
dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam berinteraksi
g)
Keadaan yang Dapat
Menyebabkan Putusnya Komunikasi
Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan putusnya komuniksai. Bidan harus mengetahui penyebanya
sehingga komunikasi yang dilakukan bisa dipahami oleh konseli. Keadaan yang dapat
menyebabkan putusnya komunikasi antara lain:
a.
Kegagalan menyampaikan
informasi penting
b.
Perpindahan topik
bicara yang tidak lancer.
c.
Salah pengertian.
N) Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan Pada Saat Melakukan Komunikasi Interpersonal/Konseling.
Ketika Bidan melakukan konseling,
ada beberapa hal yang harus diketahui karena sangat penting dalam
pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif. Hal hal tersebut adalah
sebagai berikut.
1)
Perhatian pada tanda
verbal dan non verbal.
2)
Tanda verbal dan non
verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang terhadap yang ingin
kita capai.
3)
Mendapat kepercayaan
dari klien
4)
Perlu introspeksi.
5)
Indikator hubungan
interpersonal yang positif.
6)
Menyambut klien.
7)
Ramah dan terbuka.
8)
Menyediakan waktu
untuk mendengar mereka.
9)
Menjawab semua pertanyaan
dengan benar dan memuaskan.
10) Tetap
sabar walaupun klien bertanya hal yang sama berulang-ulang.
11) Percaya,
memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan untuk membantu.
O)
Pentingnya
KIP
Komunikasi
interpersonal memiliki beberapa manfaat penting sebagai berikut.
1)
Agar dapat
memberikan informasi secara efektif kpd klien.
2)
Agar dapat lebih
memahami perasaan dan pikiran klien.
3)
Agar lebih siap
dan percaya diri dlm menghadapi klien yang sulit.
4)
Agar membantu
pekerjaan.
5)
Untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
6)
Untuk kepentingan
pribadi yaitu agar dapat berkomunikasi lebih baik dan lebih luwes
2)
dalam pergaulan.
P) Perilaku
dalam KIP
Ada tiga perilaku
dalam komunikasi interpersonal yang harus dipahami oleh bidan
sebagai berikut.
1)
Perilaku spontan,
yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi serta dilakukan tanpa
sensor dan revisi secara kognisi.
2)
Perilaku menurut
kebiasaan, yaitu perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan
pada suatu keadaan, misalnya mengucapkan selamat pagi.
3)
Perilaku sadar,
yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada. Pada saat berada dalam
pelayanan, khusunya bidang kesehatan, tidak cukup memberikan pengobatan dan
perawatan saja tetapi juga melibatkan klien dalam proses penyembuhannya, yaitu dengan
mengajak berkomunikasi. Dalam perawatan, klien mempunyai hak-hak sebagai berikut.
a.
Hak memperoleh
informasi
b.
Hak bertanya.
c.
Hak dilayani secara
pribadi.
d.
Hak menyatakan
pendapat/pandangan.
e.
Hak memutuskan secara
bebas
PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP PROSES
KIP/K
Pentingnya
pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek,
orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio-
psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk
menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami
untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien.
Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan
sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri,
misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang
memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil
sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan
apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan
tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila
dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan
tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk
meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat
semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami
apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan
baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.
1.
Pengetahuan,
Keterampilan, Sikap Yang Harus Dimiliki Konselor
Perilaku
seseorang baik konselor maupun konseli dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu
kognitif (
pengetahuan), afektif ( sikap) dan psikomotor (keterampilan). Jika ketiga hal
tersebut dimiliki
oleh seorang konselor dengan baik, maka konselor tersebut akan dapat
menfasilitasi
kliennya dengan baik serta asertif. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh Bidan adalah
tidak hanya ilmu kebidanan akan tetapi ilmu pendukungnya juga seperti
psikologi, komunikasi, etika sosbudas dsb.
Seorang
Bidan juga harus memiliki keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai kewenangannya agar tidak ada pelanggaran terhadap hak klien. Bidan
sebagai konseli juga harus memiliki sikap asertif ketika menghadapi
permasalahan, siap membantu orang lain dalam wilayah kerjanya, bersikap sopan,
ramah, empati, iklas, dan terbuka dengan pendapat orang lain.
Menurut
Rogers, agar konseling efektif maka ada tiga kualitas sikap yang harus dimiliki
oleh seorang konselor yaitu :
a)
Empati yaitu
mamandang permasalahan dengan kerangka pikir pasien
b)
Otentik, konselor
tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan dilakukan
adalah nyata dan selaras, tidak berpura-pura
c)
Uncoditional
positif regart atau accptance, bahwa konselor harus bisa menerima konseli dengan
apa adanya tanpa tendensi apapun selain kebaikan dan kesejahteraan pasien.
2.
Pentingnya
Pemahaman Diri
Bidan
dalam bekerja selalu berinteraksi dengan banyak orang dan banyak permasalahan
dari kliennya dengan kondisi masing-masing.Untuk melancarkan tugas tersebut,
Bidan perlu mamahami diri sendiri untuk dapat bekerja optimal dan beradaptasi dengan
begitu banyaknya tugas yang harus diemban dan begitu banyak karaterisktik orang
yang berhubungan dengannya. Bidan harus tahu bagaimana mengambil sikap ketikadihadapkan
pada permasalahan klien yang harus direfleksikan kepada dirinya seandainya permaslahan
tersebut ada padanya sehingga Bidan bisa bersikap lebih hati-hati dan bijaksana.
Ketika
Bidan sulit memahami diri sendiri, maka akan sulit dia menjalankan tugasnya sebagai
konselor yang dituntut untuk dapat menfasilitasi klien dalam menyelesaiakan permasalahnnya.
Memahami
diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah
persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak. Misal mungkin anda
merasa ramah, namun menurut orang lain anda judes dan lain- lain. Pemahaman
diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, aku kelemahanku, bagaimana
perasaanku, apa keinginanku dsb. Kita perlu memahami diri kita agar apa yang
menjadi diri kita agar apa yang menjadi potensi dari dalam diri kita
pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan dan
kekurangan kita bisa kita rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik,
sehingga hal ini akan mengantar kita kearah kesuksesan.
Pemahaman
diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah
mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi
a)
kesadaran diri
b)
klarifikasi nilai
kebutuhan klien
harus selalu diutamakan, bidan sebaiknya mengklarifikasi nilai agar tidak
mempengaruhi keberhasilan hubungan antara bidan dengan klien. Dengan menyadari
system nilai yang dimiliki bidan (misal : kepercayaan, seksual, dan ikatan
keluarga), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system
nilai yang dimiliki.
c)
eksplorasi
perasaan
bidan perlu
terbuka dan sadar terhadap perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan
dirinya secara terapeutik., jika bidan terbuka kepada klien, bidan akan
mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien.
d)
kemampuan menjadi
model.
Bidan yang
mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu, akan
mempengaruhi hubungannya dengan klien.BIdan perlu memahami bagaiman menghadapi
kecemasan, kemarahan, kesedihan , kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana
dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga
bidan tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien.
3. Pengaruh pemahaman
diri terhadap KIP/K
Pentingnya
pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek,
orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio-
psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk
menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami
untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien.
Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan
sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri,
misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang
memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil
sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan
apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan
tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila
dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan
tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk
meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat
semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami
apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan
baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien apa adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar