PERUBAHANAN ATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL
TRIMESTER I, II DAN III
A. Sistem pencernaan
B. Sistem Muskuloskeletal
C. Sistem Kardiovaskuler
D. Sistem Integumen
E. Metabolisme
1. Sistem Pencernaan
Nafsu makan mengalami
peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin pada trimester ketiga
(Varney, dkk, 2007). Rahim yang semakin membesar dan menekan rektum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat
karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron
(Bobak, dkk., 2005).
Pada bulan pertama
kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae akibat kadar hormon estrogen
yang meningkat). Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada
dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus.
Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan
morning sickness hal ini di sebabkan karna hormon Estrogen dan HCG meningkat.
Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan
terhadap suatu makanan. Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone
yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan penurunan
asam lambung, melambatkan pengosongan lambung.
Sistem gastrointestinal
terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan, tingginya kadar progesteron
mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan
melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan
lebih banyak dan asam lambung menurun, pembesaran uterus menekan diagfragma,
lambung dan intestine. Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang
bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas
(pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas
dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi.
Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat tegang.
Perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi saat hamil :
A.
Kavitas Mulut (Oral Cavity)
Salivasi meningkat akibat gangguan menelan
yang berhubungan dengan mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan.
Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya kalsium dalam
gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat penurunan pH mulut selama
kehamilan. Dentalcalciumis bersifat stabil dan tidak berkurang selama kehamilan
seperti halnya kalsium tulang. Hipertrophi dan gusi yang rapuh dapat terjadi
akibat peningkatan hormon estrogen. Defisiensi vitamin C juga dapat
mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali
normal pada awal masa puerpurium.
B.
Motilitas Gastrointestinal
Selama kehamilan motilitas gastrointestinal
mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat menurunkan
produksi motilin yaitu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot
usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal melambat/lebih lama
dibanding pada wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan
penyerapan air dan sodium diusus besar yang mengakibatkan konstipasi.
C.
Lambung dan Esofagus
Produksi lambung yaitu asam hidroklorik
meningkat terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman
lambung menurun. Produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan
mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. Produksi
gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus menurun,
menyebabkan refluks gastrik akibat dari lamanya waktu pengosongan lambung dan
dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih banyak terjadi
pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus.
Disamping menyebabkan heartburn, perubahan posisi berbaring seperti posisi
litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat meningkatkan regurgitasi
dan aspirasi.
D.
Usus besar, usus kecil dan
Appendik
Usus besar dan kecil bergeser keatas dan
lateral, apendik bergeser secara superior Lateral pada ruang panggul. Posisi
organ-organ tersebut kembali ke normal pada awal puerpurium. Pada umumnya
motilitas mengalami penurunan seperti halnya tonus gastrointestinal yang
mengalami penurunan.
E.
Kandung Empedu
Fungsi kandung empedu mengalami perubahan
selama kehamilan karena hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu
pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu
yang stasis menyebabkan formasi batu empedu.
F.
Liver
Tidak terjadi perubahan morfologi pada hati
selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan. Aktifitas serum
alkalin fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena peningkatan
isoenzim alkalin fosfatase plasenta. Penurunan rasio albumin/globulin terjadi
selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.
2. PERUBAHAN KARDIOVASKULER
PADA MASA KEHAMILAN
I.
PENGERTIAN SISTEM
KARDIOVASKULER
Kardiovaskular adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah. Sistem
peredaran darah, merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan
pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh
dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama,
darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua,
yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
II.
PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER
Ketika seorang ibu hamil
memasuki usia minggu ke-5, maka salah satu organ yang mengalami perubahan
fungsi secara fisiologis adalah jantung. Pada saat itu jantung mengalami
perubahan yang komplek yang berefek pada perubahan fisiologi tubuh lainnya.
Perubahan itu antara lain :
1.
Pada minggu ke 10-20 volume
jantung mengalami peningkatan.
2.
Volume Plasma juga
mengalami peningkatan sejak usia kehamilan 6-8 minggu sampai dengan usia 32
minggu maximal 4700-5200 ml (sekitar 45 %).
3.
Peningkatan produksi sel
darah merah (Red Blood Cell) sekitar 20-30 % Peningkatan volume sirkulasi
sekitar 45 %
4.
Peningkatan volume darah
pada akhir tekanan diastolik (Trimester II, awal Trimester III)
Perubahan sistem kardiovaskuler terjadi selama masa
kehamilan dan sangat perlu dipahami bahwa perhatian pada wanita hamil normal
sangatlah penting, sama pentingnya dengan perhatian kepada wanita dengan
kelainan kardiovaskuler saat hamil. Adaptasi sistem kardiovaskuler
akan melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh saat kehamilan, dan menyuplai kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin. Hipertropi
atau dilatasi ringan jantung akan meningkatkan volume plasma darah dan curah
jantung. Diafragma akan terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan
berotasi kedepan atau ke kiri. Peningkatan volume darah dan curah jantung
menimbulkan perubahan auskultasi yang terjadi pada masa hamil. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan hingga
mencapai 10-15 kali/menit yang terjadi antara minggu ke-14 dan ke-20, kemudian
menetap sampai aterm. Berikut perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi
pada masa kehamilan yaitu :
1. Tekanan darah
Tekanan darah arteri brakhialis
akan bervariasi berdasarkan usia ibu. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu
posisi ibu pada saat pengukuran, kecemasan ibu dan ukuran manset. Posisi ibu
akan berpengaruh pada hasil pengukuran karena posisi uterus dapat menghambat
aliran balik vena, begitu juga dengan curah jantung dan tekanan darah akan
mengalami penurunan. Pada saat wanita duduk akan diperoleh tekanan darah
brakhialis yang tertinggi, ketika wanita berbaring dengan posisi recumbent
lateral kiri akan diperoleh hasil yang terendah, sedangkan ketika mengambil
posisi terlentang tekanan darah berada pada posisi tersebut.
Tekanan sistolik hampir konstan,
tekanan diastolik menurun drastis pada trimester satu, mencapai terendah pada
usia kehamilan 16-20 minggu. Pada termin berikutnya kembali pada tekanan yang
sama seperti pada trimester satu. Pada saat pertengahan semester perunahan pada
tekanan darah dapat menyebabkan ketidaksadaran/pingsan pada ibu hamil. Dengan
berlanjutnya kehamilan, keadaan yang tidak mendukung seperti posisi terlentang
harus di hindarkan karena dapat menyebabkan hip[ertensi yang terjadi pada 10%
wanita hamil, dikenal juga dengan sindrom hipotensif terlentang.
Pada kehamilan uterus menekan
vena cava sehingga mengurangi darah vene yang akn kembali ke jantung. Curah
jantung mengalami pengurangan sampai 25-30% dan tekanan darah busa turun 10-15%
yang dapat membangkitkan pusing, mual, dan muntah. Vena cava menjadi miskin
oksigen pada akhir kehamian, sejalan dengan meningkatnya distensi dan tekanan
pada vena kaki, vulva, rektum, dan pelvis akan menyebabkan edema di bagian
kaki, vena dan hemoroid.
2. Komposisi dan volume darah
Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem
kardio vaskuler mengalami perubahan , antara lain :
·
Penebalan otot dinding
ventrikel (trimester I)
·
Terjadi dilatasi
(pelebaran) secara fisiologis pada jantung, karena volume rongga perut
(abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser
ke atasdan ke kiri
·
Pada fonokardiogram
terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan Perubahan
tekanan darah
Kadar bertambahnya volume darah
bervariasi. Peningkatan volume darah ±1500 cc. Nilai normal 8,5%-9% dari berat
badan. Peningkatan komposisis plasma sebesar 1000 cc sedangkan sel darah merah
450 cc. Peningkatan aliran darah pada kulit dan membran mukosa dan sebagian
kaki dan tangan, mencapai maksimum 500 ml per menit pada
kehamilan 36 minggu dan untuk membentuk ekstra panas untuk metabolisme. Ini
menerangkan tentang vaso dilatasi yang menyebabkan mengapa wanita hamil
merasakan panas dan selalu berkeringat setiap saat dan menderita nasal kongesti.
Peningkatan Volume darah hanya
sedikit yaitu sekitar 20% atau 100% atau bervariasi bergantung pada ukuran
tubuh wanita, paritas, primigravida, atau multigravida. Volume darah Ibu akan
meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8 minggu dan akan mencapai
maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu. Peningkatan dimulai dari usia
kehamilan 10 minggu dan secara progresif sampai dengan kehamilan 30-34 minggu
(peningkatan maksimum). Sirkulasi volume darah yang tinggi diperlukan untuk:
·
Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khori desidual
·
Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin
·
Persediaan untuk perkusi ekstra dari ginjal atau organ
lain
·
Sebagai pengimbangan dari arteri yang meningkat dan
kapasitas vena
·
Sebagai kompensasi hilangnya darah pada saat transportasi
Selama kehamilan terjadi
peningkatan produksi sel darah merah sebesar 4-5,5 juta/mm kubik (normal).
Massa sel darah merah meningkat 30-33% pada kehamilan matur dengan pemberian
zat besi dan pada wanita yang tidak mendapat suplemen zat besi sel darah
merahnya hanya meningkat sebesar 17%. Walaupun terjadi peningkatan sel darah
merah tampak terjadi penurunan nilai hemoglobin sebesar 12 hingga 16 gr/dl, dan
nilai hematokrit 30-47%.
Apabila hemoglobin turun sampai
10 gr/dl atau kurang dan hematokrit sampai 35% atau kurang, maka wanita
tersebut diperkirakan mengalami anemia. Total sel darah putih akan meningkat
selama trimester kedua dan akan mencapai puncaknya pada trimester ketiga. Delapan
minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
Peningkatan
volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
a)
Untuk memelihara kebutuhan
peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus dan unit foeto-plasenta.
b)
Mengisi peningkatan
resevoir vena.
c)
Melindungi ibu terhadap
perdarahan pada saat melahirkan.
d)
Selama kehamilan ibu
menjadi hiperkoagulopati.
Perubahan-perubahan
tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar
500 mg/hari. Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam
beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia fisiologis (
keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami
hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi. Walaupun
begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu. Namun
pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini memperburuk
keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung
sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Perubahan perubahan ini
adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan katastropik tetapi juga akan
merupakan predisposisi terhadap fenomena tromboemboli. Karena plasenta kaya
akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio plasentae terdapat risiko
terjadinya DIC.
3.
Cardiac output
Curah jantung akan meningkat 40% pada usia kehamilan 12 minggu dan 50%
pada kehamilan 34 minggu. Peningkatan yang terjadi tergantung dari individu.
Pada trimester ketiga, aliran pada curah jantung mengalami pengurangan karena ada penekanan pada vena cava
inferior oleh uterus. Adanya perubahan peningkatan aliran atau tidak pada saat kehamilan sangat bersifat individual.
Perubahan
fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan maternal, meliputi
a.
Retensi cairan,
bertambahnya beban volume dan curah jantung
b.
Terjadi hemodilusi sehingga
menyebabkan anemia relative, hemoglobin turun sampai 10 %.
c.
Akibat pengaruh hormon,
tahanan perifer vaskular menurun
d.
Tekanan darah sistolik
maupun diastolik padaibu hamil trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan
disebabkan karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal pada
kehamilan.Tekanan darah akan kembali normal pada trimester III kehamilan.
e.
Curah jantung bertambah
30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
f.
Volume darah maternal
keseluruhan bertambah sampai 50%
g.
Trimester kedua denyut
jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga timbul palpitasi.
h.
Volume plasma bertambah
lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai
akhir kehamilan.
3. PERUBAHAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL PADA MASA
KEHAMILAN
I.
PENGERTIAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal
merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan.
Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri
dari :
a)
Muskuler/Otot : Otot,
tendon,dan ligament
b)
Skeletal/Rangka : Tulang
dan sendi
Otot
adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal
melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak,
jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk
oleh tulang-tulang kostae (iga). Perubahan
sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin betambah.
Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post
partum system muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.
II.
PERUBAHAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Perubahan
sistem muskuloskeletal selama masa kehamilan adalah perubahan tulang belakang
yang menjadi lordosis yang progresif dan itu menjadi bentuk umum pada masa
kehamilan. Hal ini terjadi akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada
bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.
Adapun
perubahan sistem muskuloskeletal pada masa kehamilan meliputi :
1.
Dinding perut dan
peritoneum
Peritoneum
adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan mengeluarkan
cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan lancar
selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan
permukaan kulit, sekitar dua meter persegi. Dinding perut akan longgar
pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada saat
wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum,
fasia tipis, dan kulit.
2.
Kulit Abdomen
Abdomen
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada di
antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya.
Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di
belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum,
sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh
abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama
masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga
berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali
dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.
3.
Striae
Striae
adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen.
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk
garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu
post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot
menjadi normal.
4.
Perubahan Ligamen
Ligamen
(ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Setelah janin lahir,
ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi.
5.
Simpisis pubis
Pemisahan
simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain : nyeri
tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ini dapat
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang
menetap.
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan
penambahan berat ibu hamil dan semakin besarnya janin, menyebabkan posturdan cara berjalan ibu
hamil berubah. Postur tubuh hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi sehingga memaksa
tubuh untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibuhamil supaya memakai alas kaki yang
tipis dan tidak licin, selain untuk kenyamanan jugamencegah terjadi kecelakaan
atau jatuh terpeleset. Peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi mengakibatkan
terjadinya jaringan ikat dan jaringan kolagen mengalami perlunakan dan elastisitas
berlebihan sehingga mobiditas sendi panggul mengalami peningkatan dan relaksasi.
Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang 4 mm, tulang pubik melunak seperti
tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser kebelakang
untuk persiapan persalinan. Otot dinding perut meregang menyebabkan tonus otot
berkurang. Pada kehamilan trimester III otot rektus abdominus memisah mengakibatkan isi perut
menonjol di garis tengah tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan
tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap. Di bawah
ini gambar perubahan yang mungkin timbul pada otot rektus abdominalis selama
kehamilan.
4.
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
PADA IBU HAMIL
Trimester 1
·
Pada ibu hamil trimester 1 biasanya akan timbul cloasma gravidarum pada
bagian wajah dan leher, yang dimana ukurannya bervariasi
·
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat- alat
tertentu, pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang meningkat.
·
MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang- kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi,
hidung, atau yang sering di sebut DIASMA GRAVIDARUM. Di Daerah
leher dan di areola mamae juga sering terdapat hiperpigmentasi .
·
Pada permukaan telapak tangan pada 60% wanita hamil berkulit putih dan
35 % pada wanita hamil berkulit afrika –amerika terdapat bercak
berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan.
·
Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk
nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan
biasanya berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan
dengan melakukan insisi, apabila lesi tersebut mengalami pembesaran,
menyebabkan rasa nyeri atau berdarah yang agak banyak.Lesi ini biasanya
terus membesar seiring bertambahnya umur kehamilan.
·
Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa kehamilan trimester
1,selain itu kulit berminyak,dan acne vulgaris juga dapat
timbul,terkadang kulit bersih dan berseri juga dapat timbul selama
kehamilan .dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus,tapi akan hilang
setelah kehamilan berakhir.
Trimester II
·
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan
ini dikenal dengan nama Striae Gravidarum.
Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
·
Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spider.
·
Angioma merupakan ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit
menonjol,berbentuk kecil seperti bintang atau cabang. Vascular spider merupakan
hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi,biasanya ditemukan di
leher, dada, wajah dan lengan.Spider biasanya berwarna kebiruan dan tidak
hilang bila di tekan. Vascular spidern terlihat pada bulan kedua
sampai kelima kehamilan pada 65% kulit putih an 10% wanita afrika- amerika.
Vascular spidern biasanya akan hilang setelah melahirkan.
Trimester III
·
Pada banyak ibu hamil kulit di garis pertengahan perutnya (linea
alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan LINEA GRISEA.
·
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian
atas fundus di garis tengah tubuh.kulit perut juga tampak seolah-olah
retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan atau yang disebut
striae livide.Setelah partus, striae livide akan berubah menjai putih yang di
sebut strai albicans. Pada seorang multigravida sering tampak striae livadean
bersama dengan striae albikans.
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan
paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara
selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau
yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Pada
banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan
chloasma atau pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.
Kontrasespsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
1.
Muka
Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan)
Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker.
2.
Areola Mamae dan Putting susu
Areola Mamae daerah yang warnanya
hitam disekitar putting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah
sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih menonjol. Payudara secara bertahap mengalami pembesaran
Karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal
kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola)
tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.
3.
Linea alba
Garis hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih
hitam, kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat
ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi
adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).
Dua
macam striae gravidarum :
A.
Striae Livide
Garis-garis yang warnanya biru pada kulit
(pada primigravida). Striae terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada
pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler
halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan
menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya
biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan
B. Striae albicans (pada multigravida).
Biasanya terdapat pada buah dada, perut
dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita,
yang disebabkan adanya peregangan jaringan yang menyebabkan
4.
Hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar
pituitari yang meningkat dan mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi
oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).
Ibu hamil sering mengalami perubahan pada
kulit yaitu terjadi hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hiperpigmentsi
dapat terjadi pada muka , leher, payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada
muka disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi.
Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat kebawah
sampai sympisis yang disebut linea nigra.
Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil
dapat juga menimbulkan perubahan berupa penebalan kulit, pertumbuhan rambut maupun kuku. Perubahan juga
terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih
banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan. Peregangan kulit pada
ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah sehingga timbul striae gravidarum
yaitu garis–garis yang timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna
kebiruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan berubah menjadi striae albikans.
Pada ibu hamil multigravida biasanya terdapat striae livide dan striae albikans.
4. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME PADA IBU HAMIL
1. Definisi Metabolisme
Metabolisme ( berasal dari bahasa Yunani, metabole =
“berubah”), merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di
dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi ,sehingga diperlukan atau
dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau energi.
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
pengolahan) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya, kelainan metabolisme sering disebabkan oleh kelainan genetic yang
disebabkan hilangnya enzim tertentu yang dipelukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme.
Metabolisme kehamilan meningkatnya metablisme energi
karna itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan,peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin,pertaman besarnya organ kandungan perubahan komposisi
dan metabolisme tubuh ibu.sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tubuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan,namun yangsering kali menjadi kekuranga adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium,kebutuhan energi untuk kehamilan
yang nomal pelu tambahan kira-kira 80000 kalori selam massa kurang lebih 280
hari.hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori
setiap hari selama hamil (nasution 1988). Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.kemudian
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan.energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran
jaringan ibu sepeti penambahan volume darah,pertumbuhan uterus,dan
payudara,serta penumpukan lemak.selama trimester III energi tambahan digunakan
untuk pertumbuahan janin dan plasenta.
Menurut WHO kebutuhan energi selama hamil menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 kalori sehari pada trimester I,350 kalori sehari
pada trimester II dan III.Sementara di Indonesia berdasarkan lidia karya
nasional pangan dan gizi tahun (1998) ditentukan angka 285 kalori perhari
selama kehamilan,sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga
meningkat bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil, jumlah protein yang harus tersedia sampai
akhir kehmilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan
ibu,plasenta serta janin.
2. Jenis Metabolisme Berdasarkan Proses dan Hasil
Metabolisme dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Anabolisme (penyusunan)
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks
(organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energi dari luar.
Energi yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari (foton) maupun berasal
dari pemecahan senyawa kimia anorganik . Karena dalam reaksi ini dibutuhkan
energi dari luar maka reaksinya termasuk endotermis (endergonik). Contoh
peristiwa anabolisme adalah fotosintesis (energinya berasal dari cahaya
matahari dan kemosintesis (energinya berasal dari pemecahan senyawa kimia
anorganik)
b. Katabolisme (pemecahan)
Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks (organik)
menjadi senyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskan energi. Karena
reaksi ini menghasilkan energi maka reaksinya termasuk eksotermis (eksergonik).
Contoh peristiwa katabolisme adalah fermentasi .Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap
organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh
suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap
arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi
berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.
3. Metabolisme yang Terjadi Selama Kehamilan
a. Basal
metabolic Rate
Pada
wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama
pada trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas
kelenjaer gondoknya (grandula tireoidea).
b. Asam
Alkali
Keseimbangan
asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali :
1.
Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
2.
Wanita hamil : 145 mEq/liter
3.
Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
4.
Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
c. Metabolisme
Protein
Protein
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk perkembangan fetus,
alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka
dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama
hamil. Diperkirakan 1gram protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya
penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin. Perubahan-
perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu postpartum kembali kepada
keadaan sebelum adanya kehamilan.
d. Metabolisme
Hidrat Arang
Hidrat
arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering
kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM.
Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti
somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid.
Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT
intravena.
e. Metabolisme
Lemak
Metabolisme
lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100
cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposid lemak lain nya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.
f. Metabolisme
Mineral
·
Kalsium. Dibutuhkan
rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulangtulang terutama
dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram.
·
Fosfor. Dibutuhkan
rata-rata 2 gram/hari
·
Zat Besi. Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.
·
Air . Wanita
hamil cenderung mengalami retensi air.
g. Kenaikan
Berat Badan
Berat
badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang
terlalu banyak di temukan pada keracunan hamil ( pre-eklamsi dan eklamsi ).
Kenaikan berat badan wanita hamil di sebabkan oleh :
·
Janin, uri, air ketuban, uterus
·
Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
h. Kalori
·
Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di
butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya
sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu
untuk mendapatakan tambahan kalori.
·
Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan
vitamin B oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang
berisi mineral dan vitamin.
Perubahan
Sistem Metabolisme yang terjadi pada ibu hamil yaitu :
·
Terjadi perubahan metabolism
·
Metabolisme basal meningkat
·
Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
·
Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis,
diabetes dan lain-lain.
·
Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid
interstisial
Basal Metabolic Rate (BMR) meningkatsampai 15% sampai 20
% pada akhir kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid
terlihat jelas pada ibu hamil. BMR akan kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6 setelah
persalinan.Peningkatan BMR menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan oksigen.
Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan panas
akibat peningkatanmetabolisme selama hamil. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300
kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui), apabila karbohidrat kurang maka
mengambil cadangan lemak ibu untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu hamil sering
merasa haus terus, nafsu makan bertambahdan kecil (BAK) dan kadang–kadang
mengalami glukosuria (ada glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes
militus (DM). Hasil pemeriksaan glukosa tolerence test pada kehamilan sebaiknya
dilakukan dengan teliti agar jelas diketahui ibu hamil tersebut mengalami DM
atau hanya karena perubahan hormon dalam kehamilannya.
Pembatasan karbohidrat pada ibu hamil tidak
dibenarkan karena dikawatirkan akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan,baik
kesehatan ibu hamil maupun perkembangan janin. Ibu hamil muslim yang
menginginkan puasa pada bulan Romadhon supaya konsultasi dengan tenaga
kesehatan. Ibu hamil trimester III sebaiknya tidak berpuasa karena dapat
mengakibatkan dehidrasi atau malnutrisi pada janin.Ibu hamil puasa selama 12
jam dapat mengakibatkan hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh dengan
gejala lemah, mual dan dehidrasi sampai dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Kebutuhan protein 1 gram/kg BB/hari untuk menunjang pertumbuhan janin,
diperlukan juga untuk pertumbuhan badan, kandungandan payudara. Protein juga
diperlukan untuk disimpan dan dikeluarkan pada saat laktasi. Hormon
somatomammotropin mempunyai peranan untuk pembentukan lemak danpayudara. Lemak
disimpan juga pada paha, badan dan lengan ibu hamil. Kadar kolesterol plasma
meningkatsampai 300 g/100ml.
a. Pada Trimester I
Segera
setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat dari 3-6 satuan dari
masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2 minggu. Peningkatan ini
terjadi karena ada pertumbuhan dan perkembangan.
Plasenta
sendiri menghasilkan enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, hidrolisa, dimana
enzim dioksidase merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh plasenta.
Diamino oksidase disebut juga histaminase yaitu enzim yang berfungsi agar
histamin tidak aktif lagi.
b. Pada Trimester II
Kadar
diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400 – 500 satuan pada kehamilan 16
minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4 kali lipat dengan wanita tidak
hamil. Dimana kadar alkalinfosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi
plasenta. Kadar gula darah pada ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak
hamil.
Hal
ini mungkin terjadi akibat zat antagonis options. Pada ibu hamil zat antagonis
ibu hamil ini selain dihasilkan oleh kelenjar adrenal juga dihasilkan oleh
plasenta zat antagonis insulin (glukagon) menekan kadar insulin sehingga
mengakibatkan kadar gula ibu hamil meningkat.
c. Pada Trimester III
Basal
Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari semula. Kalori yang
dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya
sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi apabila dibutuhkan dipakai
lemak ibu untuk dapat tambahan kalori.
Pada
trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr kalsium untuk pembentukan
tulangnya. Peningkatan ini terjadi agar dapat memenuhi kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin agar tidak mengambil kalsium ibu. Sedangkan kadar diamino
oksidase menetap sampai akhir kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar