Rabu, 31 Maret 2021

PERUBAHANAN ATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III

 

PERUBAHANAN ATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III

A.    Sistem pencernaan

B.     Sistem Muskuloskeletal

C.    Sistem Kardiovaskuler

D.    Sistem Integumen

E.     Metabolisme

 

1.      Sistem Pencernaan

Nafsu makan mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin pada trimester ketiga (Varney, dkk, 2007). Rahim yang semakin membesar dan menekan rektum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron (Bobak, dkk., 2005).

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae akibat kadar hormon estrogen yang meningkat). Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness hal ini di sebabkan karna hormon Estrogen dan HCG meningkat. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan terhadap suatu makanan. Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung.

Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan, tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun, pembesaran uterus menekan diagfragma, lambung dan intestine. Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat tegang.

 

 

Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat hamil :

A.    Kavitas Mulut (Oral Cavity)

Salivasi meningkat akibat gangguan menelan yang berhubungan dengan mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan. Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya kalsium dalam gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat penurunan pH mulut selama kehamilan. Dentalcalciumis bersifat stabil dan tidak berkurang selama kehamilan seperti halnya kalsium tulang. Hipertrophi dan gusi yang rapuh dapat terjadi akibat peningkatan hormon estrogen. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerpurium.

 

B.     Motilitas Gastrointestinal

Selama kehamilan motilitas gastrointestinal mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal melambat/lebih lama dibanding pada wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan sodium diusus besar yang mengakibatkan konstipasi.

 

C.     Lambung dan Esofagus

Produksi lambung yaitu asam hidroklorik meningkat terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan refluks gastrik akibat dari lamanya waktu pengosongan lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Disamping menyebabkan heartburn, perubahan posisi berbaring seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat meningkatkan regurgitasi dan aspirasi.

 

D.    Usus besar, usus kecil dan Appendik

Usus besar dan kecil bergeser keatas dan lateral, apendik bergeser secara superior Lateral pada ruang panggul. Posisi organ-organ tersebut kembali ke normal pada awal puerpurium. Pada umumnya motilitas mengalami penurunan seperti halnya tonus gastrointestinal yang mengalami penurunan.

 

 

 

E.     Kandung Empedu

Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama kehamilan karena hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan formasi batu empedu.

 

F.      Liver

Tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan. Aktifitas serum alkalin fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena peningkatan isoenzim alkalin fosfatase plasenta. Penurunan rasio albumin/globulin terjadi selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.

 

2.      PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN

       I.            PENGERTIAN SISTEM KARDIOVASKULER

Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah. Sistem peredaran darah, merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.  Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

 

    II.            PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER

Ketika seorang ibu hamil memasuki usia minggu ke-5, maka salah satu organ yang mengalami perubahan fungsi secara fisiologis adalah jantung. Pada saat itu jantung mengalami perubahan yang komplek yang berefek pada perubahan fisiologi tubuh lainnya. Perubahan itu antara lain :

1.            Pada minggu ke 10-20 volume jantung mengalami peningkatan.

2.            Volume Plasma juga mengalami peningkatan sejak usia kehamilan 6-8 minggu sampai dengan usia 32 minggu maximal 4700-5200 ml (sekitar 45 %).

3.            Peningkatan produksi sel darah merah (Red Blood Cell) sekitar 20-30 % Peningkatan volume sirkulasi sekitar 45 %

4.            Peningkatan volume darah pada akhir tekanan diastolik (Trimester II, awal Trimester III)

            Perubahan  sistem kardiovaskuler terjadi selama masa kehamilan dan sangat perlu dipahami bahwa perhatian pada wanita hamil normal sangatlah penting, sama pentingnya dengan perhatian kepada wanita dengan kelainan kardiovaskuler saat hamil. Adaptasi sistem kardiovaskuler akan melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat kehamilan, dan menyuplai kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.   Hipertropi atau dilatasi ringan jantung akan meningkatkan volume plasma darah dan curah jantung. Diafragma akan terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi kedepan atau ke kiri. Peningkatan volume darah dan curah jantung menimbulkan perubahan auskultasi yang terjadi pada masa hamil. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan hingga mencapai 10-15 kali/menit yang terjadi antara minggu ke-14 dan ke-20, kemudian menetap sampai aterm. Berikut perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi pada masa kehamilan yaitu :

1.  Tekanan darah

Tekanan darah arteri brakhialis akan bervariasi berdasarkan usia ibu. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu posisi ibu pada saat pengukuran, kecemasan ibu dan ukuran manset. Posisi ibu akan berpengaruh pada hasil pengukuran karena posisi uterus dapat menghambat aliran balik vena, begitu juga dengan curah jantung dan tekanan darah akan mengalami penurunan. Pada saat wanita duduk akan diperoleh tekanan darah brakhialis yang tertinggi, ketika wanita berbaring dengan posisi recumbent lateral kiri akan diperoleh hasil yang terendah, sedangkan ketika mengambil posisi terlentang tekanan darah berada pada posisi tersebut.

Tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik menurun drastis pada trimester satu, mencapai terendah pada usia kehamilan 16-20 minggu. Pada termin berikutnya kembali pada tekanan yang sama seperti pada trimester satu. Pada saat pertengahan semester perunahan pada tekanan darah dapat menyebabkan ketidaksadaran/pingsan pada ibu hamil. Dengan berlanjutnya kehamilan, keadaan yang tidak mendukung seperti posisi terlentang harus di hindarkan karena dapat menyebabkan hip[ertensi yang terjadi pada 10% wanita hamil, dikenal juga dengan sindrom hipotensif terlentang.

Pada kehamilan uterus menekan vena cava sehingga mengurangi darah vene yang akn kembali ke jantung. Curah jantung mengalami pengurangan sampai 25-30% dan tekanan darah busa turun 10-15% yang dapat membangkitkan pusing, mual, dan muntah. Vena cava menjadi miskin oksigen pada akhir kehamian, sejalan dengan meningkatnya distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva, rektum, dan pelvis akan menyebabkan edema di bagian kaki, vena dan hemoroid.

 

2.      Komposisi dan volume darah

Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardio vaskuler mengalami perubahan , antara lain :

·         Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)

·         Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung, karena volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri

·         Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan Perubahan tekanan darah

Kadar bertambahnya volume darah bervariasi. Peningkatan volume darah ±1500 cc. Nilai normal 8,5%-9% dari berat badan. Peningkatan komposisis plasma sebesar 1000 cc sedangkan sel darah merah 450 cc. Peningkatan aliran darah pada kulit dan membran mukosa dan sebagian kaki dan tangan, mencapai maksimum 500 ml per menit pada kehamilan 36 minggu dan untuk membentuk ekstra panas untuk metabolisme. Ini menerangkan tentang vaso dilatasi yang menyebabkan mengapa wanita hamil merasakan panas dan selalu berkeringat setiap saat dan menderita nasal kongesti.

Peningkatan Volume darah hanya sedikit yaitu sekitar 20% atau 100% atau bervariasi bergantung pada ukuran tubuh wanita, paritas, primigravida, atau multigravida. Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8 minggu dan akan mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu. Peningkatan dimulai dari usia kehamilan 10 minggu dan secara progresif sampai dengan kehamilan 30-34 minggu (peningkatan maksimum). Sirkulasi volume darah yang tinggi diperlukan untuk:

·         Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khori desidual

·         Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin

·         Persediaan untuk perkusi ekstra dari ginjal atau organ lain

·         Sebagai pengimbangan dari arteri yang meningkat dan kapasitas vena

·         Sebagai kompensasi hilangnya darah pada saat transportasi

Selama kehamilan terjadi peningkatan produksi sel darah merah sebesar 4-5,5 juta/mm kubik (normal). Massa sel darah merah meningkat 30-33% pada kehamilan matur dengan pemberian zat besi dan pada wanita yang tidak mendapat suplemen zat besi sel darah merahnya hanya meningkat sebesar 17%. Walaupun terjadi peningkatan sel darah merah tampak terjadi penurunan nilai hemoglobin sebesar 12 hingga 16 gr/dl, dan nilai hematokrit 30-47%.

Apabila hemoglobin turun sampai 10 gr/dl atau kurang dan hematokrit sampai 35% atau kurang, maka wanita tersebut diperkirakan mengalami anemia. Total sel darah putih akan meningkat selama trimester kedua dan akan mencapai puncaknya pada trimester ketiga. Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.

Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :

a)      Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus dan unit foeto-plasenta.

b)      Mengisi peningkatan resevoir vena.

c)      Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.

d)     Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.

Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/hari. Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi.  Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi terhadap fenomena tromboemboli. Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.

3.        Cardiac output

Curah jantung akan meningkat 40% pada usia kehamilan 12 minggu dan 50% pada kehamilan 34 minggu. Peningkatan yang terjadi tergantung dari individu. Pada trimester ketiga, aliran pada curah jantung mengalami pengurangan karena ada penekanan pada vena cava inferior oleh uterus. Adanya perubahan peningkatan aliran atau tidak pada saat kehamilan sangat bersifat individual.

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan maternal, meliputi

a.       Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

b.      Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative, hemoglobin turun sampai 10 %.

c.       Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun

d.      Tekanan darah sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal pada kehamilan.Tekanan darah akan kembali normal pada trimester III kehamilan.

e.       Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan

f.       Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

g.      Trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga timbul palpitasi.

h.      Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

 

3.      PERUBAHAN  SISTEM  MUSKULOSKELETAL  PADA  MASA  KEHAMILAN

       I.            PENGERTIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari :

a)      Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligament

b)      Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.  Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga). Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin betambah. Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum system muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.

 

    II.            PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

Perubahan sistem muskuloskeletal selama masa kehamilan adalah perubahan tulang belakang yang menjadi lordosis yang progresif dan itu menjadi bentuk umum pada masa kehamilan. Hal ini terjadi akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.

Adapun perubahan sistem muskuloskeletal pada masa kehamilan meliputi :

1.        Dinding perut dan peritoneum

Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan lancar selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan permukaan kulit, sekitar dua meter persegi. Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit.

2.        Kulit Abdomen

Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum, sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.

Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.

3.        Striae

Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot menjadi normal.

4.        Perubahan Ligamen

Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

5.      Simpisis pubis

Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain : nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang menetap.

Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan penambahan berat ibu hamil dan semakin besarnya janin, menyebabkan posturdan cara berjalan ibu hamil berubah. Postur tubuh hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi sehingga memaksa tubuh untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibuhamil supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin, selain untuk kenyamanan jugamencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset. Peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi mengakibatkan terjadinya jaringan ikat dan jaringan kolagen mengalami perlunakan dan elastisitas berlebihan sehingga mobiditas sendi panggul mengalami peningkatan dan relaksasi.

Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang 4 mm, tulang pubik melunak seperti tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser kebelakang untuk persiapan persalinan. Otot dinding perut meregang menyebabkan tonus otot berkurang. Pada kehamilan trimester III otot rektus abdominus memisah mengakibatkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap. Di bawah ini gambar perubahan yang mungkin timbul pada otot rektus abdominalis selama kehamilan.

 

4.      PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI  SISTEM INTEGUMEN PADA IBU HAMIL 

Trimester 1

·         Pada ibu hamil trimester 1 biasanya akan timbul cloasma gravidarum pada bagian wajah dan leher, yang dimana ukurannya bervariasi

·         Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat- alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.

·         MSH ini  adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang- kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, atau yang sering di sebut DIASMA GRAVIDARUMDi Daerah leher dan di areola mamae  juga sering terdapat hiperpigmentasi .

·         Pada permukaan telapak tangan pada 60% wanita hamil berkulit putih dan 35 % pada wanita hamil berkulit afrika –amerika terdapat  bercak berbatas  tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan.

·         Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan melakukan insisi, apabila lesi tersebut mengalami pembesaran, menyebabkan rasa nyeri atau berdarah yang agak banyak.Lesi ini biasanya terus membesar seiring bertambahnya umur kehamilan.

·         Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa kehamilan trimester 1,selain itu kulit berminyak,dan acne vulgaris juga  dapat timbul,terkadang kulit bersih dan  berseri juga dapat timbul selama kehamilan .dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus,tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir.

 Trimester II

·         Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama Striae Gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

·         Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spider.

·         Angioma merupakan ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol,berbentuk kecil seperti bintang atau cabang. Vascular spider merupakan hasil peningkatan  kadar estrogen dalam sirkulasi,biasanya ditemukan di leher, dada, wajah dan lengan.Spider biasanya berwarna kebiruan dan tidak hilang bila di tekan.  Vascular spidern terlihat pada bulan  kedua sampai kelima kehamilan pada 65% kulit putih an 10% wanita afrika- amerika. Vascular spidern biasanya akan hilang setelah melahirkan.

 

Trimester III

·         Pada banyak ibu hamil  kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan LINEA GRISEA.

·         Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuh.kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan atau yang disebut striae livide.Setelah partus, striae livide akan berubah menjai putih yang di sebut strai albicans. Pada seorang multigravida sering tampak striae livadean bersama dengan striae albikans.

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

            Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasespsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.

1.      Muka

Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker.

2.      Areola Mamae dan Putting susu

 Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih menonjol. Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar.

 

3.      Linea alba

Garis hitam yg terbentang dari atas symphisis – pusat. Warna lebih hitam, kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit (Striae Gravidarum).

 

Dua macam striae gravidarum :

 A. Striae Livide

    Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan

 

B. Striae albicans (pada multigravida).

     Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya peregangan jaringan yang menyebabkan

 

 

 

4. Hiperpigmentasi.

     Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang meningkat dan mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).

Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hiperpigmentsi dapat terjadi pada muka , leher, payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi. Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat kebawah sampai sympisis yang disebut linea nigra.

 Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat juga menimbulkan perubahan berupa penebalan kulit, pertumbuhan rambut maupun kuku. Perubahan juga terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan. Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna kebiruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida biasanya terdapat striae livide dan striae albikans.

 

4.      PERUBAHAN SISTEM METABOLISME PADA IBU HAMIL

1.    Definisi Metabolisme

Metabolisme ( berasal dari bahasa Yunani, metabole = “berubah”), merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi ,sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau  energi.

Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan pengolahan) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya, kelainan metabolisme sering disebabkan oleh kelainan genetic yang disebabkan hilangnya enzim tertentu yang dipelukan untuk merangsang suatu proses metabolisme.

Metabolisme kehamilan meningkatnya metablisme energi karna itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan,peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,pertaman besarnya organ kandungan perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tubuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,namun yangsering kali menjadi kekuranga adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium,kebutuhan energi untuk kehamilan yang nomal pelu tambahan kira-kira 80000 kalori selam massa kurang lebih 280 hari.hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (nasution 1988). Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan.energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu sepeti penambahan volume darah,pertumbuhan uterus,dan payudara,serta penumpukan lemak.selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuahan janin dan plasenta.

Menurut WHO kebutuhan energi selama hamil menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kalori sehari pada trimester I,350 kalori sehari pada trimester II dan III.Sementara di Indonesia berdasarkan lidia karya nasional pangan dan gizi tahun (1998) ditentukan angka 285 kalori perhari selama kehamilan,sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil, jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehmilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu,plasenta serta janin.

 

2.    Jenis Metabolisme Berdasarkan Proses dan Hasil

Metabolisme dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.    Anabolisme (penyusunan)

Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energi dari luar. Energi yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari (foton) maupun berasal dari pemecahan senyawa kimia anorganik . Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari luar maka reaksinya termasuk endotermis (endergonik).  Contoh peristiwa anabolisme adalah fotosintesis (energinya berasal dari cahaya matahari dan kemosintesis (energinya berasal dari pemecahan senyawa kimia anorganik)

b.    Katabolisme (pemecahan)

Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskan energi. Karena reaksi ini menghasilkan energi maka reaksinya termasuk eksotermis (eksergonik).

Contoh peristiwa katabolisme adalah fermentasi .Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

 

3.    Metabolisme yang Terjadi Selama Kehamilan

a.    Basal metabolic Rate

Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama pada trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya (grandula tireoidea).

b.    Asam Alkali

Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali :

1.         Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter

2.         Wanita hamil : 145 mEq/liter

3.         Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter

4.         Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter

c.    Metabolisme Protein

Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1gram protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.

d.   Metabolisme Hidrat Arang

Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.

e.    Metabolisme Lemak

Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposid lemak lain nya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.

 

 

f.     Metabolisme Mineral

·           Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulangtulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram.

·           Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari

·           Zat Besi. Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.

·           Air . Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

g.    Kenaikan Berat Badan

Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak di temukan pada keracunan hamil ( pre-eklamsi dan eklamsi ). Kenaikan berat badan wanita hamil di sebabkan oleh :

·           Janin, uri, air ketuban, uterus

·           Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.

h.    Kalori

·           Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan tambahan kalori.

·           Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.

 

Perubahan Sistem Metabolisme yang terjadi pada ibu hamil yaitu :

·         Terjadi perubahan metabolism

·         Metabolisme basal meningkat      

·         Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin

·         Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.

·         Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial

Basal Metabolic Rate (BMR) meningkatsampai 15% sampai 20 % pada akhir kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada ibu hamil. BMR akan kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6 setelah persalinan.Peningkatan BMR menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan oksigen. Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan panas akibat peningkatanmetabolisme selama hamil. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui), apabila karbohidrat kurang maka mengambil cadangan lemak ibu untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu hamil sering merasa haus terus, nafsu makan bertambahdan kecil (BAK) dan kadang–kadang mengalami glukosuria (ada glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes militus (DM). Hasil pemeriksaan glukosa tolerence test pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan teliti agar jelas diketahui ibu hamil tersebut mengalami DM atau hanya karena perubahan hormon dalam kehamilannya.

Pembatasan karbohidrat pada ibu hamil tidak dibenarkan karena dikawatirkan akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan,baik kesehatan ibu hamil maupun perkembangan janin. Ibu hamil muslim yang menginginkan puasa pada bulan Romadhon supaya konsultasi dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil trimester III sebaiknya tidak berpuasa karena dapat mengakibatkan dehidrasi atau malnutrisi pada janin.Ibu hamil puasa selama 12 jam dapat mengakibatkan hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh dengan gejala lemah, mual dan dehidrasi sampai dapat mengakibatkan gagal ginjal. Kebutuhan protein 1 gram/kg BB/hari untuk menunjang pertumbuhan janin, diperlukan juga untuk pertumbuhan badan, kandungandan payudara. Protein juga diperlukan untuk disimpan dan dikeluarkan pada saat laktasi. Hormon somatomammotropin mempunyai peranan untuk pembentukan lemak danpayudara. Lemak disimpan juga pada paha, badan dan lengan ibu hamil. Kadar kolesterol plasma meningkatsampai 300 g/100ml.

a.    Pada Trimester  I

Segera setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat dari 3-6 satuan dari masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2 minggu. Peningkatan ini terjadi karena ada pertumbuhan dan perkembangan.

Plasenta sendiri menghasilkan enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, hidrolisa, dimana enzim dioksidase merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh plasenta. Diamino oksidase disebut juga histaminase yaitu enzim yang berfungsi agar histamin tidak aktif lagi.

b.    Pada Trimester II

Kadar diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400 – 500 satuan pada kehamilan 16 minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4 kali lipat dengan wanita tidak hamil. Dimana kadar alkalinfosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Kadar gula darah pada ibu hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil.

Hal ini mungkin terjadi akibat zat antagonis options. Pada ibu hamil zat antagonis ibu hamil ini selain dihasilkan oleh kelenjar adrenal juga dihasilkan oleh plasenta zat antagonis insulin (glukagon) menekan kadar insulin sehingga mengakibatkan kadar gula ibu hamil meningkat.

c.    Pada Trimester III

Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari semula. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi apabila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk dapat tambahan kalori.

Pada trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr kalsium untuk pembentukan tulangnya. Peningkatan ini terjadi agar dapat memenuhi kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin agar tidak mengambil kalsium ibu. Sedangkan kadar diamino oksidase menetap sampai akhir kehamilan.

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar