Kamis, 09 April 2015

Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

HAND OUT


MATA KULIAH             : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
WAKTU                        : 100 menit
DOSEN                        : Fitria Desi Natalina, SST

TOPIK        : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan 
SUB TOPIK
1.              Filosofi asuhan kehamilan
2.              Tujuan Antenatal care
3.              Sejarah asuhan kehamilan
4.              Lingkup asuhan kehamilan
5.              Standar asuhan kehamilan
6.              Prinsip pokok asuhan kehamilan
7.              Evidence based dalam praktik kebidanan
8.              Tenaga profesional atau penolong yang terampil
9.              Tipe pelayanan asuhan kehamilan
10.          Asuhan antenatal yang terfokus
11.          Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan
12.          Hak-hak wanita hamil


OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1.              Menjelaskan tentang pengertian asuhan kehamilan
2.              Menjelaskan tentang filosofi asuhan kehamilan
3.              Menjelaskan tentang tujuan antenatal care
4.              Menjelaskan tentang sejarah asuhan kehamilan
5.              Menjelaskan tentang lingkup asuhan kehamilan
6.              Menjelaskan tentang standar asuhan kehamilan
7.              Menjelaskan tentang prinsip pokok asuhan kehamilan
8.              Menjelaskan tentang evidence based dalam praktik kebidanan
9.              Menjelaskan tentang tenaga profesional atau penolong yang terampil
10.          Menjelaskan tentang tipe pelayanan asuhan kehamilan
11.          Menjelaskan tentang Aauhan antenatal yang terfokus
12.          Menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan
13.          Menjelaskan tentang hak-hak wanita hamil.



REFRENSI
1.              Varney. Varney midwifery. Jakarta;1997.
2.              Pusdiknakes;WHO;JHPIEGO. Buku asuhan antenatal. 2001
3.              Saifudin, abdul bari dkk. Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta;2002.
4.              Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Konsep asuhan kebidanan. Jakarta;2001
5.              Standard Pelayanan Kebidanan, IBI; 2002.
6.              Neil, W.R.  Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001.
7.              Departemen Kesehatan RI,. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta; 1992.
8.              Departemen Kesehatan RI. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal), Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta; 1998.



KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN

PENDAHULUAN
Bagaimana cara kita sebagai bidan memastikan bahwa peran kita di dalam masyarakat dan negara dapat membantu ibu-ibu dan bayinya selamat dalam kehamilan dan kelahiran? Jawabannya, baik berbicara sebagai masyarakat atau sebagai seorang wanita secara individual, adalah berfokus pada keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan kesehatan dan tanggung jawab asuhan, serta keterampilan dalm pemecahan masalah. Kita mulai dengan ibu yang sehat. Kita menentukan penyebab-penyabab utama kematian maternal dan untuk mencegah, mendeteksi atau menangani penyimpangan dari sehat yang mengancam keselamatan jiwa melalui jalan menuju keselamatan

1.       PHILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
Philosofi adalah niai atau keyakinan atau keprcayaan yang medasari seseorang untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola kehidupannya.
Filosofi kebidanan adalah falsafah atau keyakinan setiap bidan dalam memebrikan asuhan kehamilan.
Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan kehamilan.
1.       Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal
Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan dalam kehamilan.
2.       Pemberdayaan wanita dan keluarga dalam melaksanakan asuhan.
Salah satu upaya yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan adalah pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan pemantauan ini, bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri, namun membutuhkan bantuan pihak lain, dalam hal ini adalah pasien sendiri beserta keluarganya. Hal ini bertujuan agar pasien dan keluarganya ikut bertanggung jawab terhadap kesehatannya, sehingga jika terjadi gannguan dan membutuhkan suatu tindakan, pasien dan keluarga dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan
3.       Adanya otonomi klien dalam pengambilan keputusan
Dalam pelaksanaan asuhan, bidan sering dihadapkan dalam situasi yang membuatnya harus mengambil langkah terbaik untuk pasien.Dalam penentuan keputusan ini, pasien dan keluarganya sebaiknya diberikan otonomi atau kemandirian. Hal ini akan mempunyai dampak positif bagi pasien dan keluarganya.
a.       Pertama : mereka akan lebih merasa bertanggung jawab terhadap peningkatan kesehatannya
b.       Kedua : mereka akan lebih siap dengan segala konsekuensi yang mungkin muncul dengan keputusannya
c.       Ketiga : mereka akan lebih puas dengan hasil yang dicapai sehingga memudahkan bidan dalam memantau perkembangan kesehatan pasien, karena secara tidak langsung mereka juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kehamilannya hari demi hari serta akan dengan cepat datang ke fasilitas kesehatan jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya.
Dalam roses penambilan keputusan mengenai tidakan untuk kesehatan pasien, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk memberi informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pasien.
4.       Tidak memberikan asuhan yang dapat menimbulkan penderitaan
Filosofi ini mengacu pada konsep asuhan sayang ibu.Dalam pelaksanaan asuhan, posisi pasien bukan sebagai objek bagi bidan, melainkan seorang yang datang dengan kebutuhannya dan menempatkan bidan sebagai orang yang dianggap kompeten dan dapt dipercaya untuk mengatasi masalah dan kebutuhannya.Dengan fakta ini sangat tidak bijaksana jika bidan dalam memberikan asuhan justru menimbulkan penderitaan bagi pasien.Timbulnya penderitaan dalam konteks ini bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan fisik saja tetapi juga psikologis bagi pasien dan keluarganya.
5.       Pemberian asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan klien

2, LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan
1.       Konsepsi :
Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi
2.       Ovulasi :
Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2 x 24 jam → mati/hancur


3.         Inseminasi :
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus → tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma → Ekor dengan panjang rata-rata 10x bagian kepala
4.       Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

3. PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
Antenatal Care merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Saifudin,2007 ).
Kehamilan akibat perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal. Pada umunya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan (saifudin, 2001). Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.nibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (JNPKKR/POGI, 2002).
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan adalah :
1.       Kelahiran adalah proses yang normal : Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.
2.       Pemberdayaan : Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tau kapan mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan padanya dan oleh lingkungan dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya waktu persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu ibu yang melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong persalinan adalah aktor pembantu selama proses kelahiran.
3.       Otonomi :Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat suatu keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-kepercayaan budaya dan agama)
4.       Jangan Membahayakan : Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran atau periode pasca persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tau kapan harus melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan berdasarkan suatu bukti.
5.       Tanggung Jawab :Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.
Pada saat pemberian asuhan, bidan melakukan pengkajian pada pasien yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien sesuai dengan usia kehamilannya. Seluruh rangkaian tahap asuhan dapat dipertanggung jawabkan baik kepada pasien maupun profesi


4. SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Sebagaimana sejarah perkembangan kebidanan dunia maka sejarah asuhan kebidanan pun tidak lepas dari itu. Telah diketahui dalam sejarah bahwa bidan sudah ada sejak jaman prasejarh di jaman Mesir yaitu Simprah dan Poah yang tidak setuju dengan tindakan raja Firaun yang melakukan pembunuhan pada bayi laki – laki yang baru lahir. Dengan perkembangan jaman pada masa sebelum masehi muali diketahui fisiologi dan patologi kehamilan. Pada tahun 1899 di Endiburg mulai disediakan tempat merawat wanita hamil.
Adolphe Pinard dari Prancis tahun 1878 menemukan palpasi abdominal yang dikenal dengan cara pinard, Jean Lubumean dari Perancis menemukan Laenec dan stetoskop pada tahun 18819, dan pertama kali mendengar DJJ (Denyut jantung Janin) tahun 1920.
John Braxton Hicks dati Inggris tahun 1872 menggambarkan kontraksi uterus selama kehamilan yang dikenal dengan kontraksi Braxton Hiks.
Sebelum dieknal asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan tardisional. Asuhan yang banyak berkembang saat ini dari model yang dikembangkan di Eropa awal dekakde abad ini. Lebih mengarah ke frekuensi dari jumlah daripada tujuan yang esensial.
Pada wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun yang menolong persalinan. Biasanya disebut dukun bayi. Dukun dipilih karena biasanya mereka sudah dewasa/tua selain itu seorang dukun adalah seorang yang disegani dan dianggap pula sebagai penasehat dan pendidik yang pengaruhnya besar, maka diperlukan pengetahuan yang luas dan pengalaman yang cukup. Dukun itu biasanya turun temurun. Dukun ini sudah dapat menetapkan wanita hamil atau tidak, bagaimana letak anak.Ia berpendapat bahwarletak yang paling baik kepala di bawah dan kepala dilahirkan lebih dulu. Dukun sudah mengetahui letak yang salah tetapi tidak mampu memperbaikinya. Dukun juga dapat menafsirkan kapan kiranya bayi akan dilahirkan. Disamping itu dukun memberikan nasehat bagaimana bumil harus hidup selama hamil. Hal ini sekarang kita sebut Hygiene Kehamilan.Adapun hygiene kehamilan yang dinasehatkan oleh dukun itu sbb :
1.      Melakukan pantangan
a.      Pantangan terhadap makanan yang dianggap mencelakakan anak, misalnya makan jantung pisang itu sama dengan makan jantung anakny sendiri. Makan dalam kamar menyebabkan buah dada ibu bengkak dan ASI tidak dapat keluar, dll.
b.      Pantang terhadap pakaian, misalnya bila memakai kudung jangan dibelitkan di leher agar tali pusat anak tidak membelit lehernya
c.       Pantang terhadap tindakan, jangan mencela/membenci orang lain, jangan menyiksa/membunuh binatang, jangan pergi malam – malam, jangan duduk di muka pintu, dll.
2.      Kenduri / tingkepan
Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.


5. TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN
Tujuan Asuhan Kehamilan
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3.      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyalit secara umum, kebidanan dan pem,bedahan.
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (JNPKKR/POGI)
Dalam upaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian, asuhan kehamilan berfokus pada :
1.      Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan gawat darurat.
2.      Mengidentifikasi dan menangani masalah dalam kehamilan.
3.      Mempromosikan perilaku sehat yang dapat mencegah komplikasi.
4.      Menangani komplikasi secara efektif dan tepat waktu.
5.      Mengidentifikasi dan mendeteksi masalah–masalah lebih awal, sehingga tindakan yang sesuai dapat dilakukan serta menangani komplikasi yang mengancam jiwa.



Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/ 40 mg) atau 9 bulan 7 hari.
Periode dalam kehamilan terbagi dalam 3 triwulan/trimester :
1.              Trimester I awal kehamilan sampai 14 mg
2.              Trimester II kehamilan 14 mg – 28 mg
3.              Trimester III kehamilan 28 mg – 36 mg/ 40 mg
 

























6. REFOCUSING ASUHAN KEHAMILAN

Refocusing Asuhan Kehamilan
Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah:
1.      Perdarahan
2.      Infeksi
3.      Eklampsia
Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti :
1.      Mengukur tekanan darah
2.      Memeriksa kadar proteinuria
3.      Mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi
4.      Deteksi & penanganan awal terhadap anemia.
Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal & perinatal.
Fokus lama ANC :
1.      Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2.      Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3.      Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa :
1.      Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2.      Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3.      Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
Isi refocusing ANC : Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1.      Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2.      Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3.      Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4.      Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5.      Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6.      Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7.      Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
8.      Untuk populasi tertentu:Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan insidens anemia berat. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemic, Suplementasi yodium, Suplementasi vitamin A


7. STANDAR  ASUHAN KEHAMILAN

Standar Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1.       Standar 1:  Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2.       Standar 2: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.


3.       Standar 3: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.       Standar 4: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.       Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6.       Standar 6: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
(Standard Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002)
1.       Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
Kebijakan program : Anjuran WHO
           Trimester I : Satu kali kunjungan
           Trimester II : Satu kali kunjungan
           Trimester II : Dua kali kunjungan
Kunjungan yang ideal adalah :
           Awal kehamilan – 28 mg : 1 x 1 bulan
           28 mg – 36 mg : 1 x 2 mg
           36 mg – lahir : 1 x 1 mg
Tabel garis besar informasi setiap kali kunjungan
Kunjungan
Waktu
Informasi Penting

TM I
< 14 mg
    Menjalin hubungan dan saling percaya
    Deteksi masalah dan menangani pencegahan tetanus : TT, Anemia dan kesiapan menghadapi kelainan
    Motivasi hidup sehat (Gizi, latihan, istirahat, hygiene)

TM II
< 28 mg
s. d. a + Waspada pre-eklamsia

TM III
28 – 36 mg
> 36 mg
s. d. a + palpasi abdominal
s. d. A + deteksi letak janin dan tanda-tanda abnormal lain


Kunjungan

Waktu
Alasan

Trimester I
Sebelum 14 minggu
      Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
      Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
      Membangun hubungan saling percaya
      Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
      Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).

Trimester II
14 – 28 minggu
      Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III
28 – 36 minggu
      Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.

Setelah 36 minggu
      Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
Pelayanan /asuhan standar minimal termasuk ”7T” :
a.       Timbang berat badan
b.      Ukur Tekanan darah
c.       Ukur Tinggi fundus uteri
d.      Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
e.       Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f.        Tes terhadap penyakit menular
g.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
Pemberian vitamin zat besi,Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FesSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal masing – masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknyatidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan.









Imunisasi TT
Antigen
Interval
Lama Perlindungan
% perlindungan
TT1
Pada kunjungan antenatal pertama


TT2
4 minggu setelah TT1
3 tahun*
80
TT3
6 bulan setelah TT2
5 tahun
95
TT4
1 tahun setelah TT3
10 tahun
99
TT5
1 tahun setelah TT4
25 tahun
99
Ket : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum). (Saifudin, 2002)
2.       Kebijakan teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan bumil secara keseluruhan meliputi komponen – komponen sbb :
a.       Mengupayakan kehamilan yang sehat
b.      Melaklukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan biola diperlukan.
c.       Persipan persalinan yang bersih dan aman
d.      Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. (prawirohardjo, 2002)


8. TIPE PELAYANAN ASUHAN  KEHAMILAN

Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
1.       Mandiri
Manajemen primer. Manajemen pengolaan mandiri dan lengkap dari asuhan kebidanan ibu dan bayi, termasuk mengidentifikasi kebutuhan dan konsultasi dan rujukan untuk petugas kesehatan lainnya
2.       Kolaborasi
Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya, melakukan kosultasi perencanaan dan pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya.
3.       Rujukan
Mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada diluar lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber daya yang sesuai, bermitra dengan wanita yang bersangkutan dan mengalihkan tanggungjawab asuhan klien kepada profesi kesehatan lainnya.



9. HAK HAK WANITA HAMIL

Hak-hak Wanita Hamil
Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2007), yaitu :
1.      Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
2.      Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3.      Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4.      Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
5.      Menerima layanan senyaman mungkin.
6.      Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.


10. TENAGA PROFESIONAL (ASUHAN KEHAMILAN)

Tenaga Profesional (Asuhan Kehamilan)
1.      Bidan : Bidan melaksanakan asuhan kehamilan yang normal, mengawasi persalinan serta melangsungkan proses persalinan yang normal dan merawat ibu post partum serta bayi baru lahir yang normal.
2.      Dokter obstetric : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin & nifas baik secara fisiologis maupun patologis.
3.      Dokter umum : Dokter umum juga terlibat dalam asuhan kebidanan.Dokter umum biasanya memiliki perjanjian dengan sejumlah dokter obgin untuk keperluan konsultasi dan rujukan jika pelayanan spesialis ini diperlukan.
4.      Profesional kesehatan lainnya dalam asuhan kebidanan : Ibu hamil dapat dirujuk kepada professional kesehatan lainnya atau ia dapat memutuskan sendiri konsultasi pada professional kesehatan lainnya untuk memperoleh nasihat, penyuluhan atau tindakan tambahan selama kehamilannya, misalnya : pada ahli gizi, fisioterapis, dll.

11. PERAN & TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN

Peran dan Tanggung jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
Peran bidan :
1.      Sebagai pelaksana
Peran sebagai pelaksana dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a.      Tugas mandiri : Kita sebagai bidan dapat melakukan tindakan tau penyuluhan tanpa bantuan tim kesehatan lain.
b.      Tugas kolaborasi : Bidan bersama tim kesehatan lainnya bekerjasama untuk memberikan penyuluhan atan tindakan kesehatan.
c.       Tugas ketergantungan / rujukan : Peran bidan dalam hal ini merujuk kliennya dimana harus mendapatkan perawatan khusus atau fasilitas yang memadai dan tenaga kesehatan yang ahli
2.      Sebagai pengelola
a.      Mengembangkan pelayanaan dasar kesehatan untuk individu, kelompok,dan masyarakat klien.
b.      Menyusun rencana kerja pelayanaan dasar kesehatan dengan masyarakat.
c.       Mengelola hasil kesehatan pelayanan kesehatan khususnya kepada ibu dan anak serta masyarakat.
d.      Berpartisipasi dan meningkatkan mutu kesehatan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan kegiatan.
e.      Bekerjasama dengan puskesmas insitusi lain dalam memberikan asuhan kepada klien.
3.      Sebagai pendidik
a.      Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada idividu,keluarga, kelompok dan masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.
b.      Melatih dan mendidik karir termasuk bidan dan perawat.
c.       Menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji.
d.      Melaksanakan program atau rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana
e.      Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap.
4.      Sebagai peneliti / Investor
a.  Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan secara mandiri maupun kelompok
b.      Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan
c.       Menyusun rencana kerja pelatihan
d.      Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
e.      Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
f.        Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
g.      Manfaatkan hasil penelitian dan meningkatkan kerja pelayanan kesehatan masyarakat


13. ISSUE TERKINI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Issue Terkini Dalam Praktik Kehamilan
1.         Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
     Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap  perawatan diri sendiri selama hamil  semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,  berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan. Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih  tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
2.         ANC pada usia kehamilan lebih dini
     Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan  profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
3.         Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
     Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. 


13. EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK KEHAMILAN
Evidence Baset Dalam Praktik Kehamilan
Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang bertanggung jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitian yang paling up to date.Hasil penelitian yang didapatkan beserta rekomendasi dari peneliti dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan. Beberapa hasil penelitian mengenai ibu hamil antara lain sebagai berikut:
1.       Penelitian mengenai ibu hamil dan KB yang dilakukan oleh Dra. Flourisa Julian Sudrajad, M. Kes., dari Puslitbang-KR-BKKBN tahun 2003 di 10 kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menemukan bahwa:
a.       Sebanyak 45% Wanita tidak tahu mengenahi jenis komplikasi dalam kehamilan;
Sebanyak 83% wanita hamil memeriksakan kehamilannya difasilitas kesehatan, cakupan inin lebih rendah daritarget PWS-KIA, yaitu 90%;
b.       Cakupan K1 (Kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil trimester 1 dengan tenaga kesehatan) sebesar 56%-90%, belum sesuai dengan cakupan K1, Propenas tahun 2010 sebesar 95%;
c.       Cakupan K4 (Kontak atau kunjungan wanita hamil yang keempat kalinya dengan tenaga kesehatan, dilakukan di trimester 3) sebesar 40-90%, target Propenas tahun 2010, K4 sebesar 90%;
d.       Lebih dari 50% responden tidak tahu mengenai komplikasi dalam masa persalinan dan nifas;
e.       Hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap, sedangkan 8% lainnya tidak dapaGBVt imunisasi sama sekali;
f.        Tingkat pengetahuan tentang KB sudah cukup tinggi yaitu, 90%
Sebanyak 18-70% wanita tidak mengetahui bagaimana cara menghindarik penyakit AIDS.
2.       Penelitian yang dilakukan oleh Jumirah, dkk, tahun 1998 menemukan bahwa ibu hamil penderita anemia berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
3.  Dari staf pengajar FKM UI mengemukakan hasil penelitiannya mengenai pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap pemilihan penolong persalinan, yaitu sebagai berikut ;
a.     Ibu hamil yang melakukan ANC minimal 4 kali mempunyai peluang 2 kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya daripada ibu hamil dengan ANC kurang dari 4 kali.
b.     Ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang 3,7 kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapatkan konseling.
4.       S.M. Willer seorang peneliti dari Utrecth Univercity, Belanda menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi apel selama masa kehamilan dapat mengurangi asma pada bayinya.
5.       Seorang peneliti Denmark mengatakan bahwa ada korelasi yang positif antara meminum susu selama hamil dengan berat badan dan panjang bayi yang dilahirkan.
6.       Ezzra Susser peneliti dari Amerika menemukan bahwa penurunan mental pada anak-anak kemungkinan disebabkan oleh penyakit flu yang diderita oleh sang ibu saat kandungannya berjalan pada tiga bulan pertama pada masa kehamilan (trimester 1).
7.       Rossi Anggraini tahun 2007 menemukan bahwa jarak kelahiran kurang dari 27 bulan meningkatkan resiko kematian perinatal sebesar 4,77 kali dibandingkan dengan jarak kelahiran yang lebih dari 27 bulan.
8.       Dr. Cuno S. P. M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan professor yang bekerja sama dengan klinik Epidemiologi di Univercity Medical Center, Utrecht menemukan bahwa orang tua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk system kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal kehamilannya.
9.       Serta masih banyak lagi penelitian lainnya.



TERMINOLOGI YANG UMUM PADA ANC ( Untuk Role Play)

1.          Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan (hasil konsepsi) sebelum akhir minggu ke 20.
2.         ANC(antenatal care) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan atau prenatal care
3.          Antenatal / antepartum adalah sebelum persalinan
4.         Neonatal dini adalah tujuh hari pertama setelah bayi lahir (usia bayi 0-7 hari)
5.         Ektopik adalah suatu kehamilan yang terjadi diluar rahim
6.         DJJ (Detak Jantung Janin): dihitung selama 1 menit dengan nilai normal 120 sampai 160 permenit
7.          Gestasi adalah usia kehamilan atau lamanya waktu sejak konsepsi
8.         Gravida adalah jumlah berapa kali seorang wanita hamil / jumlah kehamilan
9.         HB/ haemoglobin adalah salah satu tindakan laboratorium yang dilakukan pada masa antenatal care
10.      Intrapartum adalah selama dalam persalinan
11.      IUFD adalah Intra Uterine Fetal Death atau kematian janin dalam rahim
12.      IUGR atau Intra Uterine Growth retardation/ Restriction adalah pertumbuhan janin yang terlambat didalam rahim
13.      LMP adalah Last Menstrual period atau hari pertama haid terakhir
14.      Multigravida adalah seorang wanita yang sudah pernah hamil 2 kali atau lebih
15.      Multipara adalah seorang wanita yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilannya 2 kali atau lebih
16.      Neonatal adalah 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia bayi 0-28 hari)
17.      Nulligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil
18.      Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu/ belum pernah melahirkan janin yang mampu hidup diluar rahim
19.      Paritas atau para adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu)
20.     Parturience adalah seorang wanita yang sedang dalam persalinan
21.      Parturient atau confinement adalah proses persalinan dan kelahiran
22.     Perinatal adalah periode antara  28 minggu usia kehamilan dan hari ke 28 setelah bayi lahir
23.      Postnatal atau postpartum adalah masa setelah persalinan
24.     PPH atau Postpartum Hemorrhage adalah perdarahan yang hebat se5telah persalinan / perdarahan paska persalahan
25.     Premature adalah seorang bayi yang lahir pada usia kehamilan antara 28 dan 37 minggu
26.     Prenatal adalah selama kehamilan
27.      Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
28.     Primipara adalah seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih
29.     Aterm atau full term adalah seorang bayi yang lahir setelah usia kehamilan 37 minggu
30.      Trimester adalah periode selama 3 bulan
(Buku Panduan Asuhan pada Antenatal, Depkes RI) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar