Kamis, 09 April 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI & BENTUK BENTUK KOUNIKASI

HAND OUT KOMUNIKASI (     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI & BENTUK BENTUK KOUNIKASI)

I.                    PENDAHULUAN
 


Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup. 
II.                  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
 


Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
a.           Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b.           Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
c.           Nilai
1.       Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
2.       Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
d.           Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
e.           Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
f.             Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned ( 1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g.           Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h.           Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i.             Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j.             Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k.           Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l.             Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.  

III.                JENIS DAN BENTUK KOMUNIKASI
 


Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau  kelompok
A.  Jenis komunikasi
1.     Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a.   Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.   Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.   Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.   Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e.   Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.     Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2.   Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.      Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan  suasana emosi seseorang.
b.     Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.      Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d.     Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e.      Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
f.      Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

IV.                 BENTUK KOMUNIKASI
 


1.      Bentuk Komunikasi berdasarkan cara
a.       Komunikasi langsung
·         Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
·         Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
        A--------àß-----------B
b.      Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima  penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

Reserved: TEMPAT 
SAMPAH
Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya                     







2.       Bentuk komunikasi berdasarkan  besarnya sasaran :
a.       Komunikasi massa, yaitu komunikasi  dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik  harus :
·         Pesan disusun  dengan jelas, tidak rumit  dan tidak bertele-tele
·         Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
·         Bentuk gambar yang baik
·         Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
b.       Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
                   Perawat----- ®  ¬ ------Pengunjung puskesmas
c.       Komunikasi perorangan.
Adalah  komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
                Perawat----- ®   ¬ ------Pasien


3.       Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
a.       Komunikasi satu arah
Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A  ------------------® B                                                                                                                                                          
b.       Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran  dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya  komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

4.       Komunikasi Interpersonal,  Intrapersonal, Massa, dan Kelompok
 


4.1   Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).
Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
a)       Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
b)       Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.

Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal :
1.       Berada dalam jarak yang dekat.
2.       Mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
3.       Informal
4.       Tanpa terencana 
5.       Efek yang ditimbulkan bisa (kognisi à penambahan wawasan, pengetahuan, Afektif à sikap, psikomotorik à perubahan perilaku / perilaku baru), karena dalam bentuk face to face atau langsung.

3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
a)       Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
b)      Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
c)       Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.

Kompetensi dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.

Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut: Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.
Maha bijaksana Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002).
1.       Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
2.       Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi  dengan orang tersebut?
3.       Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
4.       Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari menjadi lancar.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
1.       Komunikator; Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
2.       Media;
a.       Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
b.       Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
c.       Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
d.       Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
3.        Komunikate;
a.       Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
b.       Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
c.       Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki

4.2   Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawab sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiranyang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini. Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
Namun, pada tahun 1992, sebuah bab dalam Komunikasi Yearbook # 15, berpendapat bahwa “komunikasi intrapersonal” adalah sebuah konsep yang cacat. Bab ini pertama diperinci berbagai definisi.  Komunikasi intrapersonal, tampak, muncul dari serangkaian kejanggalan logis dan linguistik. Pengertian tentang ‘communicaton intrapersonal’ itu sendiri adalah ambigu: banyak definisi tampak melingkar karena mereka meminjam, menerapkan dan dengan demikian mendistorsi fitur konseptual (misalnya, pengirim, penerima, pesan, dialog) ditarik dari komunikasi antar-orang normal, tidak diketahui entitas atau orang -bagian yang diduga melakukan ‘intrapersonal’ tukar, dalam banyak kasus, sebuah bahasa yang sangat pribadi yang mengemukakan, setelah analisis, ternyata benar-benar dapat diakses dan akhirnya tidak dapat dipertahankan. Secara umum, komunikasi intrapersonal tampaknya timbul dari kecenderungan untuk menafsirkan proses mental batin yang mendahului dan menyertai perilaku komunikatif kita seolah-olah mereka juga jenis lain proses komunikasi. Titik keseluruhan adalah bahwa rekonstruksi proses mental batin kita dalam bahasa dan idiom percakapan sehari-hari masyarakat sangat dipertanyakan, lemah di terbaik.

A.     Teori-Teori Komunikasi Intrapersonal
1.       Psikologi Sosial
Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar manusia. Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi social bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :
a.       Kemampuan menggunakan bahasa
b.       Adanya sikap etik
c.       Hidup dalam 3 dimensi

2.       Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan komputer. Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat detik. Supaya dapat diingat, informasi harus dapat disandi (encoded) dan masuk pada STM. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. Jumlah bit informasi disebut rentangan memori (memori span). Untuk meningkatkan kemampuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk mengelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk. Bila informasi dapat dipertahankan pada STM, ia akan masuk pada LTM. Inilah yang umumnya disebut sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak semenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan chunking, rehearsals, clustering, atau method of loci.

3.       Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan memori.


4.3   Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi).

A.     Ciri-ciri komunikasi massa :
·         Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
·         Komunikator memiliki keahlian tertentu.
·         Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
·         Khalayak yang dituju heterogen dan anonym.
·         Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan.
·         Ada pengaruh yang dikehendaki.
·         Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
·         Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

B.      Komponen - Komponen Komunikasi Massa
Menurut M. Rogers dalam kegiatan komunikasi ada empat komponen yang harus diperhatikan, yaitu:
1.       Sumber (source),  adalah pihak yang membutuhkan komunikasi baik itu individu, kelompok, organisasi, perusahaan dan lain-lain.
2.       Pesan (message), pesan merupakan sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Adapun bentuk pesan bisa berupa seperangkat symbol verbal  atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
3.       Saluran atau Media (channel), merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Alat itu yang digunaakan itu bisa berupa media cetak maupun media elektronik.
4.       Penerima (reciever), adalah orang yang menerima pesan (komunikan) dari komunikator. Komunikan akan menerjemahkan dan menafsirkan pesan yang diterimanya. Sehingga pesan yang diterima itu menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami dan diaplikasikan dalam aktivitasnya.
Selain ke empat komponen tadi, menurut Harol Laswell ada komponen ke lima yaitu Efek (Effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Komponen-komponen di atas merupakan suatu syarat yang harus ada dalam setiap komunikasi, baik komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, maupun komunikasi massa. Telah kita ketahui bersama bahwa komunikaski massa bersifat satu arah. Artinya komunikasi massa berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi tersebut. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi massa lainnya. Proses komunikasi massa lebih  kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu.
a.       Komunikator
Jeremy Tunshall mendifisikan komunikator sebagai petugas nonadministratif (non clerical) di dalam organisasi komunikasi, orang-orang yang bekerja dan memilih, menyusun dan merencanakan program-program, cerita-cerita  dan pesan-pesan lainnya untuk akhirnya disebarkan kepada khalayak. Dengan demikian komunikator meliputi para jurnalis, para petugas perusahaan periklanan, produser periklanan, produser siaran radio dan televisi, serta para penyunting.  Melihat uraian tadi, maka dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa pada umumnya adalah suatu organisasi  yang kompleks yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya yang sangat besar.
b.      Pesan
Pesan komunikasi massa bersifat umum, artinya harus diketahui oleh setiap orang. Di dalam pesan ada dimensi seni yang harus senantiasa kita perhatikan. Tanpa dimensi seni menata pesan tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio siaran, telivisi dan film dapat memikat perhatian khalayak. Sehingga  pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan prilaku komunikan.
c.       Media
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instanstaneous). Para sarjana sepakat bahwa jenis-jenis media massa adalah pers, radio siaran, televisi, dan film.
d.      Khalayak
Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sfatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.
e.       Filter dan Regulator Komunkasi Massa
Pesan yang diteriama oleh khalayak itu berbeda-beda.  Sehingga pesan tersebut oleh khalayak harus mempunyai saringan (filter). Filter utama yang dimiliki oleh khalayak adalah indra yang dipengaruhi oleh tiga kondisi:
1.       Budaya, pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa akan diberi arti yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang budaya khalayak.
2.       Psikologikal, pesan yang disampaikan media akan diberi arti sesuai dengan frame of reference dan field of experience (ruang lingkup pandangan dan ruang lingkup pengalaman) khalayak.
3.       Fisikal, kondisi fisik seseorang baik internal maupun eksternal akan mempengaruhi khalayak dalam mempersepsi pesan media massa. Kondisi fisik internal seseorang  dimaksudkan sebagai keadaan kesehatan seseorang, sedangkan kondisi fisik eksternal yaitu keadaan lingkuangan di sekitar komunikan ketika menerima pesan dari media massa.
Regulator adalah lembaga atau individu yang mewakili lembaga yang berwenang yang memberi perhatian atau tekanan yang berlebih terhadap poin-poin/kasus-kasus  tertentu serta mengurangi perhatian pada hal-hal lainnya. Di Uni Soviet terdapat lima regulator, yaitu pemerintah, sumber berita, pemasangan iklan (advertiser), profesi/iklan profesi kewartawanan dan konsumen yang mempunyai kode etik tertentu.
f.        Penjaga Gawang (Gatekeeper)
Gatekeeper dapat berupa seseorang atau suatu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari sumber ke penerima. Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang. Ketika menyampaikan pesan tersebut, gatekeeper mungkin memodifikasi dengan berbagai cara dan berbagai alasan, gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah, penerbit dapat disebut sebagai gatekeeper.  Mereka melewatkan sebgai informasi dan menahan yang lainnya. Seorang gatekeeper  dapat memilih, mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima utama.

4.4   Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi. Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah
1)            Komunikasi kelompok kecil
Adalah kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal ). Dalam kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2)            Komunukasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan ( hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya komunikan bersifat heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dll.


Perbedaan Komunikasi Intrapersonal, Interpersonal, Dan Komunikasi Bermedia
 


Ada perbedaan mendasar dari kata yang mengawali kata personal yaitu intra dan inter. Mari kita sama-sama telaah perbedaannya. Terlebih dahulu kita definisikan kata personal. Personal biasa kita fahami sebagai pengertian lain dari kata individu, pribadi atau diri sendiri. Intra menurut bahasa artinya di dalam. Singkat kata komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri seseorang dengan dirinya pribadi. Hal ini dimaksudkan seseorang untuk mengenal kepribadian dirinya secara mendalam dan juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dalam dirinya. Ketika seseorang melakukan komunikasi intrapersonal, pada saat itu dia sedang terlibat aktif dalam memproses balik (feedback) informasi-informasi yang ada dirinya. Contoh dari komunikasi intrapersonal adalah berimajinasi, berkhayal, berdoa dan bersyukur.
Sedangkan inter menurut bahasa memiliki arti di luar. Jadi dapat dijelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan luar dirinya. Dengan kata lain, komunikasi yang terjadi antara satu orang dengan orang yang lain. Jadi untuk mendapatkan feedback, harus ada pihak lain (orang lain) yang terlibat aktif dalam komunikasi ini.  Contoh dari komunikasi interpersonal adalah wawancara, pidato, mengorol dan mengajar.
Adapun komunikasi bermedia adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui media sebagai sarananya.  Komunikasi secara interpersonal bermedia ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan layanan internet seperti email, facebook, chat-room dan bahkan dengan telepon seluler, apalagi saat ini dikenal adanya telepon pintar (smartphone). Ada beberapa perbedaan antara komunikasi intrapersonal, dan interpersonal dengan komunikasi bermedia. Salah satunya yaitu jika seseorang berkomunikasi secara tatap muka (intrapersonal), ia akan langsung menerima feedback dari komunikannya saat proses interaksi berlangsung. Sedangkan, dalam berkomunikasi melalui media, seorang komunikator tidak dapat menerima feedback dengan segera karena proses pengiriman pesan keduanya berbeda. Dari segi kefektifannya, komunikasi tatap muka lebih efektif daripada komunikasi bermedia. Hal itu karena dalam berkomunikasi secara tatap muka isi atau kedalaman sebuah pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan juga dipertegas dengan komunikasi non verbal dari komunikator yang dapat dilihat langsung. Komunikasi bermedia mungkin lebih efisien daripada komunikasi tatap muka, karena adanya faktor kecepatan dan keluasan informasi. Sedangkan perbedaan komunikasi bermedia dengan komunikasi intrapersonal adalah, jika komunikasi bermedia itu dilakukan dengan orang lain secara tidak tatap muka, sedangkan komunikasi intrapersonal hanya dilakukan dengan dirinya sendiri saja.


PENUTUP

 


Komunikasi dua arah memungkinkan bidan untuk menciptakan hubungan terapeutik dengan klien.Hal ini tergambarkan dalam komunikasi yang efektif, suportif, menyembuhkan dan interaktif. Bidan dapat belajar dari teori dan teknik konseling untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan komunikasi dalam pekerjaannya. Keterampilan komunikasi yang didukung oleh teori yang sesuai dapat membantu bidan dan klien dalam mencapai keberhasilan dalam kualitas pelayanan (excellent service). Keterampilan petugas yang berupa : empati, bersungguh-sungguh, respek dan mampu memberikan kenyamanan akan turut berkembang seiring dengan berjalannya komunikasi yang efektif.
Perbedaan komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi bermedia terletak pada orang yang memerankannya serta media yang digunakannya. Komunikasi intrapersonal dilakukan hanya pribadi orang itu sendiri, seperti berkhayal, melamun, berimajinasi dan lain-lain. Komunikasi interpersonal dilakukan oleh seseorang dengan individu, organisasi dan lain sebagainya, secara tatap muka. Sedang komunikasi bermedia merupakan komunikasi interpersonal namun dilakukan melalui media secara tidak langsung (tidak berhadapan). Adapun komponen-komponen komunikasi massa secara umum ada empat: sumber (source), pesan (message), saluran atau media (channel), penerima (reciever).


2 komentar:

  1. Hallo mba fitria. Thnks ya sangat bermanfaat. Klo blh tau daftar pustakanya apa saja ya?

    BalasHapus
  2. Hallo mba fitria. Thnks ya sangat bermanfaat. Klo blh tau daftar pustakanya apa saja ya?

    BalasHapus