KOMUNIKASI EFEKTIF |
Mata Kuliah :
Komunikasi dalam Pelayanan Kebidanan
Topik :
Komunikasi efektif
Sub Topik :
1. Pengertian Komunikasi efektif
2. Proses Komunikasi efektif
3. Unsur-unsur Komunikasi
4. Bentuk komunikasi efektif
Dosen :
Fitria Desi Natalina, SST
Waktu : 100 menit
OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
a.
Menjelaskan Pengertian Komunikasi efektif
b.
Menjabarkan Unsur-unsur Komunikasi efektif
c.
Menjelaskan Komponen Komunikasi efektif
d.
Menguraikan Proses Komunikasi efektif
|
|||
Refrensi
|
1) Anwar A, Ilmu
Komunikasi
2) Pusdiknakes, Komunikasi Teurapetik Kebidanan
3) Enjang AS, 2009, Komunikasi Konseling ,PT. Nuansa, Bandung
4) MNH ( 2002 ) Modul Pelatihan Ketrampilan KIP/K
5) M.Taufik dan Juliane,
2010, Komunikasi dan Konseling Dalam
Praktik Kebidanan, PT.Salemba Medika, Jakarta
6) Tyastuti,
dkk., 2008, Komunikasi & Konseling
Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya
7) Uripni,
Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi
Kebidanan, Jakarta: EGC.
Kemampuan berkomunikasi pada dasarnya merupakan kompetensi
paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan
sebagian besar waktu sejak bangun di pagi hari untuk berkomunikasi. Itu
sebabnya kita merasa bahwa komunikasi sama mudahnya seperti kita menghela
napas. Komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja,
sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.
Misalnya, kita jarang secara khusus belajar bagaimana cara menulis, membaca
dengan cepat, berbicara secara efektif, atau kita bahkan tidak merasa perlu
menjadi pendengar yang baik. Padahal, semua kemampuan itu penting artinya dalam
interaksi kita sebagai mahluk sosial.
Komunikasi
adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber)
melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan
maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan
komunikator.
Komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan,ide,sikap atau gagasan ) dari komunikator atau penyampaian
berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku pandangan dan pemahamannya,ke
pemahaman yang dikehendaki bersama.
Komunikasi adalah proses dimana orang yang
bekerja dalam organisasi saling mentransmisikan informasi dan
menginterpretasikan artinya. Yang penting komunikasi dalam organisasi
diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif. Komunikasi yang efektif
terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang
ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan komunikasi yang
efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang dimanfaatkan.
Proses
pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau
arti, berate dalam komuniksi terjadi penambahan pengertian antara pemberi
informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan (taylor).
Proses
penyampean informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima
pesan (burgess).
Suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam (roger).
Ada pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif
antara lain yaitu bahwa seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan
memberikan umpan balik, lansung pada masalah, mengambarkan situasi,dan
meringkas. Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung
jawabnya dan informasi harus dikomunikasikan jepada para manajer sebagai dasar
pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi manajer baik secara lisan maupun
tulisan.
DEFINISI
·
Komunikasi
Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
·
Komunikasi
Efektif adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap
antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai
dengan harapan.
TUJUAN
Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima
informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan
lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima
informasi, atau komunikan.
Tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi
monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
Komunikasi efektif menurut Mc. Crosky
Larson dan Knapp dalam bukunya An
Introduction to Interpersonal Communication mengatakan
bahwa komunikai yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan ( acurancy ) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Komunikasi yang lebih
efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam
pengertian, sikap dan bahasa. Melakukan komunikasi efektif tidak mudah,
beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan
komunikasi yang benar- benar efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak
komunikasi.
Proses komunikasi efektif
Suksesnya proses komunikasi sehingga dapat menghasilkan
komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak factor baik itu
factor komunikator maupun dari komunikan. Faktor dipengaruhi antara lain :
1. Pesan yang dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Untuk
meracang suatu pesan yang dapat menarik perhatian ini sebaiknya sebagai
komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang yang akan kita beri
pesan. Selain itu komunikator harus mempunyai kemampuan sebagai penyampai pesan
yang menarik dan mudah dipahami.
2. Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan, sehingga sama-sama mengerti. Sebaiknya pesan disampaikan dengan
beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan yang disampaikan dengan
melibatkan beberapa panca indera misalnya dapat dilihat, didengar, diraba akan
lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya disampaikan secara
lisan.
3. Pesan harus
membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi pesan harus sesuai harapan atau sesuai
kebutuhan penerima pesan. Pesan yang disampaikan akan terasa membosankan dan
tidak ada arti bagi penerima pesan apabila pesan itu tidak dibutuhkan.
4. Pesan harus menyarankan
suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan dimana komunikan digerakkan untuk
memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan masalah harus
dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
5. Pesan yang dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Untuk
meracang suatu pesan yang dapat menarik perhatian ini sebaiknya sebagai
komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang yang akan kita beri
pesan. Selain itu komunikator harus mempunyai kemampuan sebagai penyampai pesan
yang menarik dan mudah dipahami.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi 3 hal
berikut :
a. Pesan dapat diterima dan
dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
b. Pesan yang disampaikan
oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan tindak lanjuti dengan perbuatan
yang diminati oleh pengirim.
c. Tidak ada hambatan yang
berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindak lanjuti
pesan yang dikirim
Unsur-unsur komunikasi efektif
Egan mengidentifikasi unsur dalam komunikasi efektif ke dalam lima sikap
( cara ) dan teknik untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat
memfasilitasi komunikasi yang terapeutik sebagai berikut :
a.
Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “ saya siap untuk anda” .
b.
Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti mengahrgai klien
dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c.
Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau
mendengarkan sesuatu.
d.
Mempertahankan sikap terbuka.
Dalam arti tidak melipat
kaki atau tangan. Menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
e.
Tetap relaks. Sikap relaks dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada klien.
f.
Isyarat vokal. Yaitu isyarat paralinguistik, termasuk semua kualitas
bicara nonverbal. Misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan
kecepatan bicara.
g.
Isyarat tindakan. Yaitu semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan
sikap tubuh.
h.
Isyarat objek. Yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak
sengaja oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
i.
Ruang.
Memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang, hal ini
didasarkan pada norma- norma sosial budaya yang dimiliki.
j.
Sentuhan. Yaitu kontak fisik antara dua orang dan merupakan
komunikasi nonverbal yang paling personal. Respons seseorang terhadap tindakan
ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan,
jenis kelamin, usia dan harapan.
Prinsip Dasar Komunikasi Efektif
1)
Respect (respek)
Respect adalah perasaan
positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Anda menghargai lawan
bicara sama halnya menghargai diri sendiri. Prinsip menghormati ini harus
selalu anda pegang dalam berkomunikasi.
Kaidah pertama dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu
yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa
hormat dan saling menghargai merupakan kaidah pertama dalam kita berkomunikasi
dengan orang lain. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai
dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan
seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerja sama yang
menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita, baik
sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Bahkan menurut mahaguru
komunikasi Dale Carnegie, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang
jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi lain yang sangat terkenal William James
juga mengatakan bahwa ”prinsip paling dalam
pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Carnegie mengatakan
ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda
atau tidak harus dipenuhi) yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar
manusia yang tak terperikan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap
individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam
telapak tangannya.
Charles Schwab, salah satu
orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari
satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki
adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Cara untuk
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik
adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
2)
Empaty (empati)
Empaty adalah kemampuan
untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dihadapi orang
lain. Anda mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga
komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan
bicara anda.
Empati adalah kemampuan kita
untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang
lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan
kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti orang lain. Bahkan kemampuan untuk mendengarkan telah diidentifikasi
sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu
kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan memahami
dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerja sama atau sinergi dengan
orang lain.
Rasa
empati akan membuat kita dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang
akan memudahkan orang menerima pesan kita. Itu sebabnya dalam bidang pemasaran
memahami perilaku konsumen merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku
konsumen, maka kita dapat bersikap empati dengan apa yang menjadi kebutuhan,
keinginan, minat, harapan, dan kesenangan konsumen. Demikian halnya dengan
bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerja sama tim.
Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita.
Rasa empati akan menimbulkan hormat, dan rasa hormat ini akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun kerja tim. Oleh sebab
itu, sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu
memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Dengan cara ini, pesan kita
dapat diharapkan akan sampai tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima.
Empati bisa juga berarti
kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan
ataupun balikan apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang
tidak mau mendengarkan saran, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi
dari komunikasi adalah proses dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif
manakala tidak ada balikan yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh
karena itu, dalam kegiatan komunikasi pemasaran, misalnya, diperlukan kemampuan
untuk mendengar dan menangkap balikan dari audiens atau penerima pesan.
3)
Audible (dapat didengar)
Audible mengandung makna
pesan yang harus dapat didengarkan dan dapat dimengerti. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang harus anda perhatikan, yaitu :
a) Pertama, pesan harus
mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari bahasa yang
tidak dipahami oleh lawan bicara.
b) Kedua, sampaikan yang
penting.pastikan yang penting. Sederhanakan pesan anda. Langsung saja pada inti
persoalan
c) Ketiga, gunakan bahasa
tubuh anda. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi badan bisa
dengan mudah terbaca oleh lawan bicara anda. Tunjukan kesejatian anda dengan
mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan
d) Keempat, gunakan
ilustrasi atau contoh.karena analogi sangat membantu dalam menyampaikan pesan.
e)
Makna dari audible
antara lain dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti
kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima balikan dengan
baik, maka audible berarti pesan yang
kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Kaidah ini mengatakan bahwa
pesan harus disampaikan melalui saluran tertentu sehingga dapat diterima dengan
baik oleh penerima pesan. Kaidah ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai cara atau alat bantu audio-visual yang akan membantu kita
agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam
komunikasi pribadi hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau
sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4)
Clarity (klariti)
Clarity adalah kejelasan
dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya salah paham
antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang
mereka terima.
Selain
bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka kaidah keempat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri. Hal ini agar tidak
menimbulkan tafsiran yang berlainan. Kaidah paling utama dalam menyiapkan
korespondensi di setiap tingkat pemerintahan adalah kejelasan pesan. Tidak
boleh terjadi multi tafsir. Kesalahan penafsiran pesan dapat menimbulkan berbagai
dampak yang tidak sederhana.
Kejelasan
dapat pula berarti keterbukaan. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan
sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan. Tanpa keterbukaan akan timbul
sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme
kelompok atau tim kita.
5)
Humble (rendah hati)
Sikap rendah hatianda
rendah diri, rendah hati memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara
terlebih dahulu, dan anda menjadi pendengar yang baik bentuk.
Kaidah
kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini terkait dengan kaidah pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
yang biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada
intinya antara lain sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak
sombong, dan tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela
memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan yang lebih besar.
Karakter
Anda dapat diindikasikan dari cara Anda memperlakukan orang yang Anda pandang
tidak bermanfaat bagi Anda atau orang-orang yang tidak berdaya. Berkomunikasi
dengan seseorang dapat mencirikan karakter Anda itu dan sayangnya hal ini
sangat sukar diubah, kecuali Anda benar-benar bertekad mengubahnya. Dengan
kata lain, hindari sikap tinggi hati yang mengesankan Anda angkuh. Berfokuslah
pada orang yang kita ajak berbicara. Hindari kesan terlalu memonopoli
pembicaraan dengan hal-hal yang penting bagi diri Anda sendiri. Jangan
lupa, orang sangat suka diperhatikan karena dengan demikian mereka merasa
dihargai.
Jika
komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima kaidah pokok komunikasi yang
efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang andal. Pada
gilirannya hal itu dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang
penuh dengan penghargaan Inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang
yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
Bentuk Komunikasi Efektif
1) Komunikasi verbal
efektif
a) Berlangsung secara
timbal balik
b) Makna pesan ringkas dan
jelas
c) Bahasa mudah dipahami
d) Cara penyampaian mudah
diterima
e) Disampaikan secara tulus
f)
Mempunyai tujuan yang jelas
g) Memperlihatkan norma
yang berlaku
h) Disertai dengan humor
Komunikasi verbal sangat
penting dalam interaksi manusia. Dapat dikatakan hampir semua interaksi
dilakukan secara verbal, apakah secara langsung (tatap muka) atau tidak
langsung, seperti pembicaraan melalui telepon. Ada komunikasi verbal yang
dilakukan secara spontan, seperti ketika kita bertemu seseorang apakah dikenal
atau tidak di tempat tertentu. Ada pula komunikasi verbal yang direncanakan,
seperti ketika kita berencana mengutarakan maksud tertentu yang penting kepada
seseorang. Apapun situasi yang Anda hadapi, Anda
ingin komunikasi verbal Anda berlangsung dengan baik.
Apapun bentuk komunikasi
yang kita lakukan, semuanya berpotensi terkendala oleh hambatan tertentu.
Begitu juga halnya dengan komunikasi verbal yang dilakukan. Pesan yang kita
sampaikan kemungkinan tidak dipahami dengan baik. Atau
andaipun dipahami tetapi menimbulkan reaksi (balikan) yang tidak kita harapkan.
Itu sebabnya kita perlu menghindari hal-hal yang dapat menghambat komunikasi
kita.
Dalam
Bab ini, Anda akan mempelajari komunikasi verbal sebagai inti komunikasi. Anda
akan lebih memahami bagaimana melakukan komunikasi verbal untuk menghasilkan
komunikasi yang efektif. Pertama, memualai percakapan dengan menyampai-kan
pesan. Kedua, mengendalikan kualitas suara ketika berbicara.
Setelah mempelajari bahasan
ini Anda diharapkan dapat memahami aspek-aspek yang terkandung dalam komunikasi
verbal. Dengan pemahaman yang lebih baik, komunikasi Anda secara verbal akan
membuahkan hal-hal yang produktif.
MEMAHAMI KOMUNIKASI VERBAL
Kepribadian seseorang tampak
ketika dalam suatu pertemuan ia mampu menempatkan diri dalam kelompok,
memperkenalkan diri, dan kemudian memulai pembicaraan atau melibatkan diri
dalam suatu percakapan. Mungkin Anda pernah mengalami suatu suasana yang kurang
nyaman ketika menghadiri suatu pertemuan, dan tidak seorang pun yang hadir yang
Anda kenal. Keadaan seperti itu tentu tidak Anda
harapkan, tetapi hal ini sering dan kemungkinan akan terus kita hadapi. Bab ini
dapat membantu Anda menghilangkan ketidaknya-manan tersebut dan membuat Anda
percaya diri, karena Anda akan mampu melakukan percakapan dengan nyaman dan
dapat dipahami orang lain. Pertanyaannya adalah apa yang harus Anda perhatikan?
Kualitas Suara
Pertama-tama adalah nada suara ketika berbicara. Kesan
pertama lawan bicara biasanya muncul pada saat Anda menyampaikan pesan pertama
dengan cara berjabat tangan, memperkenalkan diri, dan menatap lawan bicara.
Cara berbicara mengonotasikan perasaan
atau nilai tentang apa yang hendak dikatakan seseorang. Nada suara yang tegas
menunjukkan kondisi stabil dan tenang, sebaliknya nada suara yang monoton,
sumbang, dan bernada sangat tinggi mencerminkan kondisi pembicara yang kurang
nyaman, dan dapat dikonotasikan oleh pendengarnya sebagai suatu
ketidaknyamanan. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan tenang dan hindari suara
yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Ucapan yang jelas disertai
tatapan mata yang ramah akan menimbulkan respek positif dari lawan bicara.
Hindari suara sengau atau suara hidung (kecuali terpaksa karena kondisi
biologis) dan berlatihlah mendengarkan suara Anda sendiri melalui perekam suara. Sangat
baik apabila berlatih berbicara dengan mulut dibuka wajar serta intonasi dan
kecepatan yang sedang.
Penyampaian Pesan
Unsur yang paling penting
dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan,
tetapi pada karakter kita dan
bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Dalam konteks ini terdapat apa yang diacu
sebagai konsep kesaling-tergantungan (interdependency)
untuk menjelaskan hubungan antarmanusia.
Jika kata-kata ataupun
tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika
kepribadian) dan bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka
orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Oleh karena itu, syarat utama
dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi
integritas pribadi yang kuat.
Dalam melakukan komunikasi verbal, kita dapat menggunakan
analogi sistem dari cara bekerjanya sebuah bank. Jika kita mendepositokan kepercayaan
kita, ini akan tergambar dalam perasaan aman yang kita miliki ketika kita
berhubungan dengan orang lain. Jika saya membuat deposito di dalam rekening
bank emosi dengan Anda melalui integritas, yaitu sopan santun, kebaikan hati,
kejujuran, dan memenuhi setiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangan
kepercayaan Anda terhadap saya. Kepercayaan Anda menjadi lebih tinggi, dan
dalam kondisi tertentu, jika seandainya saya melakukan kesalahan berkomunikasi,
Anda masih dapat memahami dan memaafkan saya, karena anda mempercayai saya.
Ketika kepercayaan semakin tinggi, komunikasi pun akan mudah, cepat, dan
efektif.
Ada beberapa deposito utama yang dapat menambah rekening
bank emosi dalam hubungan kita dengan orang lain.
1. Berusaha
benar-benar memahami orang lain. Ini adalah dasar
dari apa yang disebut komunikasi empatik. Ketika
kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam salah satu dari lima
perilaku berikut.
Kita
mungkin mengabaikan orang itu dan tidak ingin memba-ngun hubungan yang baik.
Kita mungkin berpura-pura.
Kita mungkin secara selektif
berkomunikasi pada saat kita memerlukannya
Kita membangun komunikasi
yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri
kita.
Bentuk komunikasi tertinggi
adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu
mengerti orang lain--memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain.
Untuk
itu sangat ditekankan pentingnya memelihara sopan santun dalam suatu hubungan
komunikasi verbal.
2.
Memenuhi komitmen atau janji. Hal ini
laiknya deposito besar. Apapun yang telah
disepakati ketika berkomunikasi jangan sekali kali diingkari. Melanggar janji adalah
seumpama penarikan deposito yang besar.
3. Menjelaskan harapan. Hampir semua kesulitan dalam hubungan
komunikasi berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda dari
kenyataan.. Harapan harus dinyatakan secara
eksplisit oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.
4.
Meminta
maaf dengan tulus. Meminta maaflah dengan tulus ketika
Anda membuat kekeliruan dalam pernyataan, tidak menepati janji, atau
menyebabkan orang lain salah persepsi. Artinya, tunjukkanlah integritas
pribadi. Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari
banyak jenis deposito yang berbeda. Integritas merupakan dasar utama dalam membangun
komunikasi yang efektif. Hal ini karena idak ada persahabatan atau kerja tim
tanpa adanya kepercayaan, dan tidak pula akan ada kepercayaan tanpa ada
integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran.
Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan
realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita.
Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.
2) Komunikasi Non Verbal
Yang perlu diperhatiakan
dalam berkomunikasi nonverbal adalah :
a) Penampilan fisik
b) Sikap tubuh dan cara
berjalan
c) Ekspresi wajah
d) Sentuhan
ISYARAT
NON-VERBAL
Komunikasi
nonverbal dalam organisasi dapat dilihat dengan banyak cara. Perhatikan beberapa contoh
berikut.
• Waktu. Salah satu cara untuk
mengetahui penting tidaknya seseorang dalam situasi tertentu adalah dengan
melihat berapa lama ia harus menunggu orang lain. Jika Anda disuruh menunggu
agak lama, Anda mungkin tidak dipandang sangat penting.
• Ruang. Pada waktu kita memasuki
ruang kerja seseorang, kita menerima isyarat tentang siapa dan seberapa penting
orang bersangkutan. Kantor pribadi, meja besar, panel kayu, lukisan indah, atau
sekretaris pribadi--semuanya menunjukkan kadar penting seseorang.
• Pakaian. Hanya dengan melihat
seseorang berpakaian kita "dapat" menggolongkan orang itu. Apakah
pakaiannya menunjukkan ia pimpinan atau karyawan biasa?
• Tampilan fisik.
Panjang rambut, postur tubuh, dan tampilan lainnya mengirim isyarat (apakah
salah atau benar) tentang kepribadian, status, dan bahkan mungkin kecenderungan
kepemihakan kepada organisasi politik tertentu.
• Gelar atau pekerjaan.
Reaksi kita terhadap seseorang dapat sangat dipengaruhi oleh gelar atau jabatan
yang mereka miliki. Misalnya, doktor, dokter, pengacara, akuntan, anggota DPRD,
camat, petani, atau tukang sapu.
MEMAKNAI
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Bagaimana membangun sebuah
komunikasi efektif tidak terlepas dari kemampuan seseorang memahami isyarat
non-verbal. Berikut beberapa hal yang
sebaiknya dipertimbangkan untuk memahami komunikasi non-verbal.
Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah
menatap lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini
merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan
bicara. Namun,
ada kalanya lawan bicara Anda tak melakukan kontak mata, sehingga Anda merasa
diabaikan. Asumsi Anda ini mungkin benar, tetapi Anda perlu menggali penyebab
yang sesungguhnya.Kemungkinan seseorang tidak melakukan kontak mata dengan
lawan bicara adalah disebabkan rasa
malu, rasa bersalah, merasa takut, atau merasa tidak suka berbicara dengan
lawan bicaranya. Beberapa kemungkinan ini
harus dipikirkan secara arif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan lawan
bicara Anda.
Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian seseorang. Ekspresi wajah
mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagai contoh:
sebuah senyum mengungkap keramahtamahan dan kasih-sayang; Mengangkat alis mata
menunjukan ekpresi heran. Mengernyitkan dahi menunjukkan kesan takut atau
gelisah. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam
emosi yang berbeda yang tergambar di wajah. Jadi, saat melakukan komunikasi
perhatikanlah ekspresi lawan bicara Anda. Meskipun kadang kadang terjadi
manipulasi terhadap ekspressi wajah, tetapi secara keseluruhan dapat dikenali
apakah seseorang memang menunjukkan sikap positif terhadap Anda atau tidak.
Berjabatan Tangan
Berjabatan tangan atau bersalaman sudah merupakan kebiasaan
untuk menghormat, baik bagi laki-laki maupun perempuan.Ulurkan tangan Anda
dengan cepat, ayunkan dengan pasti, dan genggaman tangan cukup keras, tetapi
tidak boleh terlalu keras sehingga menyakitkan. Ini menunjukkan rasa percaya
diri dan keyakinan Anda. Ayunan tangan dan jabatan tangan yang hangat merupakan
komunikasi verbal yang mudah ditangkap.
Bahasa Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti
dikoordinasikan dan konsisten dengan isi pesan Anda. Misalnya,
akan terlihat aneh jika Anda menceritakan peristiwa menyedihkan dengan
tertawa-tawa. Atau sebaliknya. Gerak tubuh Anda
dapat menjadi pelengkap efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada
secara verbal. Sebagai contoh, menundukkan kepala menunjukkan penyelesaian
pernyataan dan mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan. Terlalu sering
menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan.
Bahasa tubuh yang kita perlihatkan dapat menimbulkan
persepsi yang tepat dan dapat juga keliru. Ini terjadi jika yang bahasa tubuh
itu tidak menunjukkan isyarat yang sudah lazim. Di
sinilah arti penting konsistensi pesan kita dengan isyarat tubuh yang kita
peragakan. Berikut ini adalah contoh bahasa tubuh yang lazim dikenal sebagai
makna tindakan atau sikap seseorang. Anda perlu mempelajarinya untuk membantu
Anda memahami komunikasi non-verbal dari orang yang sedang Anda hadapi.
Ruang pribadi
Anda sedang bertamu ataupun sedang berada di ruang pribadi
pimpinan. Kedatangan Anda ke situ tentulah dengan maksud tertentu. Dalam hal
ini, Anda perlu memperhatikan beberapa isyarat yang tampak di ruang pribadinya.
Pandangan
lepas ke arah dua sisi luar gedung. Anda kemungkinan menghadapi adalah seorang
pengambil keputusan. Lebih baik bertanya apakah kedatangan Anda mengganggu
konsentrasinya atau tidak. Anda harus pandai-pandai menyesuaikan waktu agar
tidak membosankan atau malahan Anda ditolak untuk berbicara..
Sebuah
ruang kantor yang penuh dengan piala atau sertifikat yang terpajang di tembok
mengisyaratkan bahwa yang bersangkutan sangat bangga dengan hal-hal yang telah
dicapainya. Dia ingin mendapatkan perhatian Anda. Oleh karena itu, berilah
respon positif. Anda dapat memberikan komentar kekaguman Anda atau mengajukan
pertanyaan mengenai hal itu.
Seorang atasan yang duduk
bersandar di kursinya dengan kaki menjulur ke depan dan kedua tangannya di atas
paha. Ini dapat dimaknai sebagai petunjuk bahwa yang bersangkutan sedang santai
atau sedang merasa gembira.
Dengan benar-benar memperhatikan isyarat
komunikasi non-verbal Anda dapat meningkatkan efektivitas komunikasi Anda.
Dengan cara ini Anda dapat memutuskan untuk mengutarakan maksud Anda pada saat
yang tepat. Namun, Anda juga harus hati-hati karena
komunikasi non-verbal sering digunakan untuk mengelabui. Seseorang yang tampak
berpakaian rapi yang duduk di sebelah Anda di atas bus, belum tentu beritikad
baik dengan isi kantung Anda. Atau seorang wanita muda berdandan rapi dengan
seragam sekolahnya, belum tentu pelajar sungguhan. Masih banyak contoh lain dan
Anda sendiri mungkin pernah mengalami langsung atau mendengar kejadian konyol
tentang penipuan yang memanfaatkan isyarat nonverbal seperti ini.
No
|
Bahasa Tubuh
|
No
|
Makna
|
1
|
Berdiri tegap dan lurus
|
1
|
Ekstrovert, memandang diri sehat
|
2.
|
Berdiri seperti
kecapekan dengan kepala menunduk
|
2
|
Introvert, tidak merasa
nyaman dengan situasi
|
3
|
Menggunakan gerakan badan secara bebas
|
3
|
Terbuka, berpandangan maju
dan luas, percaya kepada diri sendiri
|
4.
|
Menggunakan gerakan badan
secara terbatas
|
4
|
Malu, tidak mampu memiliki
kepastian dan sifat tertutup
|
5
|
Tetap menyendri dan
menjaga jarak
|
5
|
Cenderung penyendiri,
mungkin karena malu atau tertekan.
|
6
|
Condong ke arah posisi
yang dapat didekati, sedikit maju
|
6
|
Ingin meninggalkan
tempatnya dan sikap diikut
sertakan dalam percakapan
|
7
|
Duduk gelisah, sering
melihat ke arah jam
|
7
|
Ingin mengakhiri
percakapan, ada acara yang mendesak harus dilakukan
|
8
|
Menunduk sambil menjawab
pertanyaan, tidak melakukan kontak mata
|
8
|
Kesal, atau malu, bisa
juga karena tidak berani
|
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Komunikasi Efektif
1. Berkomunikasi pada suasana
yang menguntungkan
2. Menggunakan bahasa yang
mudah ditangkap dan dimengerti
3. Pesan yang disampaikan
dapat menggugah perhatian atau minat dipihak komunikan
4. Pesan dapat menggugah
dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya
5. Pesan dapat menumbuhkan
sesuatu penghargaan atau reward dipihak komunikan
Ciri-ciri Komunikasi yang
Efektif
1)
Langsung ke inti
persoalan, tidak ragu menyampaikan pesan.
2)
Asertif, yang artinya tegas sekalipun jauh dari kesan keras
atau mendikte.
3)
Bersahabat.
4)
Isi pesan jelas dan mudah dipahami.
5)
Terbuka, tidak ada
pesan dan makna yang tersem-bunyi.
6)
Dapat berlangsung secara lisan atau tulisan.
7)
Dua arah (seimbang
antara berbicara dan mende-ngarkan).
8)
Responsif (memperhatikan keperluan dan pandang-an orang
lain).
9)
Nyambung
(menafsirkan pesan dan kebutuhan orang lain dengan tepat).
10)
Jujur dalam pengungkapan gagasan, perasaan, atau kebutuhan
yang sesungguhnya.
Ciri-ciri komunikasi yang
Tidak Efektif
1)
Tidak langsung (bertele-tele), tidak mengatakan maksud dan
tujuan secara jelas.
2)
Pasif (malu-malu, tertutup).
3)
Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada kebencian).
4)
Kabur (pesan atau maksud yang disampaikan tidak jelas dan
memerlukan penafsiran).
5)
Tidak terbuka
(maksud yang sesungguhnya tidak pernah diungkapkan secara terus terang).
6)
Tidak secara lisan (pesan disampaikan melalui bahasa tubuh,
bukan dengan kata-kata).
7)
Satu arah (lebih banyak berbicara daripada mendengarkan).
8)
Tidak responsif (sedikit/atau tidak ada minat terhadap
pandangan atau kepentingan orang lain).
9)
Tidak nyambung (tanggapan dan kebutuhan orang lain
disalahartikan atau disalahtafsirkan).
10)
Tidak jujur (perasaan, gagasan, atau keputusan diungkapkan
dengan berbohong).