Jumat, 13 November 2015

PARTOGRAF


                                                   HAND OUT PARTOGRAF


Mata Kuliah                   : Komunikasi dalam Pelayanan Kebidanan
Topik                            : Asuhan kala I
Sub Topik                     : 1. Penggunaan parrtograf
                                       2. Memberikan dukungan persalinan
Dosen                             : Fitria Desi Natalina, SST
Waktu                           : 100 menit
 


 OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
a.    Menjelaskan asuhan kala I
b.    Menjelaskan penggunaan partograf
c.    Menjelaskan dukungan persalinan







REFRENSI
APN. 2012. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Asensial Bagi Ibu bersalin & Bayi baru Lahir Serta Penataksanaan komplikasi segera Pasca Persalinan & Nifas. Jakrta : JNPK - KR
Depkes, APN. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : JNPK-KR
Farrer, Helen. 2007. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Ida Bagus Gde Manuaba, 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : ECG
Saifuddin, AB. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


URAIAN MATERI
 




PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang memantau kenajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi.
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepala panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet.

A. Partograf Harus Digunakan Untuk:
1.       Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun dengan adanya penyulit.
2.       Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan, swasta, Rumah sakit, dll)
3.       Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan, asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis obgyn, bidan, Dr umum, Residen, dan mahasiswa bidan serta mahasiswa kedokteran) wajib melaporkan Partografnya.
4.       Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
B. Kegunaan Utama Dari Partograf Adalah :
1.       Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
2.       Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
3.       Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru lahir.
4.       Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu penolong persalinan untuk :
§  Mencatat kemajuan persalinan.
§  Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
§  Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
§  Menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
§  Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

C. Partograf Mulai Diisi Bila :
  1. Ibu yang masuk dalam persalinan :
§  fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’, lamanya<20″.
§  fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’, lamanya<20″.
  1. Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
§  bila infus oksitosin dimulai
§  bila persalinan dimulai
  1. Masuk untuk induksi persalinan :
§  pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
§  induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian prostaglandin)
§  bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.

D. Partograf Tidak Dibuat Pada Kasus-Kasus :
  1. Partus prematurus
  2. Pada saat MRS pembukaan > 9 cm
  3. Akan dilakukan seksio sesar elektif
  4. Pada saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
  5. Bekas seksio sesar 2 kali
  6. Bekas seksio sesar klasik
  7. Kasus preeklampsia dan eklampsia
  8.  
E. Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
  1. DJJ setiap ½ jam
  2. Frekuensi dan lamanya kon taksi uterus setiap ½ jam
  3. Nadi setiap ½ jam
  4. Pembukaan serviks setiap 4 jam
  5. Penurunan kepala setiap 4 jam
  6. Tekanan darah setiap 4 jam
  7. Produksi urin dan protein urin

Description: patograf depan

F. Halaman Depan Partograf 
Halaman depan Partograf mencantumkan hasil-hasil observasi atau pemeriksaan yang dilakukan fase aktif persalinan yang mencakup :
  1. Informasi tentang ibu
    • Nama, umur
    • Gravida ,para, partus
    • Nomor, catatan medis/ nomor puskesmas
    • Tempat dan waktu dimulainya dirawat
    • Waktu pecahnya selaput ketuban
  2. Kondisi Janin
§  DJJ Normal antara 120-160 kali per menit. Denyut jantung janin dihitung dan dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap titik
§  Warna dan adanya air ketuban
U            : ketuban utuh, belum pecah
J             : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M                        : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D                        :  Ketuban sudah pecah dan bercampur darah
K             :  Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
§  Molase (Penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, catat temuan dikotak yang sesuai. Gunakan lambang-lambang sebagai berikut :
0   :       Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1   :       Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2   :       Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih bisa dipisahkan
3   :       Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, dan tidak bisa dipisahkan.





  1. Kemajuan Persalinan
a)       Pembukaan serviks
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
§  Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
§  Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.
b)       Penurunan bagian terbawah janinDescription: penurunan kepala 1

  • Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatanda penyulit).
  • Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
    menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul.
  • Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.
  • Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks.
Description: posisi kepala saat penyusupan

  • Berikan tanda ‘0’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “0” di garis angka 4.
  • Hubungkan tanda ‘0’ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

Description: garis pada patograf

c) Garis waspada dan garis bertindak
  • Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam.
  • Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll)
  • Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri.
  • Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4.       Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lajur kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit disebelah luar kolom paling kiri, setiap kotak menyatakan satu kontraksi setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
  1. Jam dan Waktu
§  Waktu mulainya fase aktif persalinan
§  Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
  1. Obat-obatan dan cairan yuang diberikan
§  Oksitosin
§  Obat-obatan lain dan cairan infus
  1. Kondisi Ibu
§  Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh
§  Volume urine, protein dan asupan
§  Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).
§  Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin
§  Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan kertas celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga mendeteksi pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya, dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.
  1. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom lainnya)
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
a)       Jumlah cairan yang diberikan per oral
b)       Keluhan sakit kepala/ penglihatan kabur
c)       Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
d)       Persiapan sebelum melakukan rujukan
e)       Upaya Rujukan
G. Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf.

Description: PARTOGRAF 1
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.
Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :
1.       Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
2.       Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
3.       Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
4.       Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
5.       Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.
6.       Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan (Depkes RI, 2007).





Dukungan Persalinan
Definisi Persalinan
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi yang diawali dengan kontraksi uterus secara teratur yang memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai plasenta dan selaputnya dengan melalui jalan lahir atau jalan luar yang dapat hidup diluar kandungan.
Pada kala I dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.

2.2       Definisi Dukungan Persalinan
Dukungan Persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.

2.3       Macam-macam Dukungan Persalinan
1.       Dukungan fisik
Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
2.       Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.

2.4       Metode Dukungan Persalinan
1.       Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua)
2.       Pengaturan posisi. Duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
3.       Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas melalui mulut)
4.        Istirahat dan privasi
5.       Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit
6.       Kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan (pada daerah punggung atau tumit)
           

2.5       Dukungan Bidan Pada Kala I
a.       Memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik anak dengan baik
b.       Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
c.       Cukup asupan cairan dan nutrisi
d.       Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil
e.       Penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai
f.        Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
g.       Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
h.       Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
1) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
2) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
3) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
4) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
5) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
i.         Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi. Memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.
j.         Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan. Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
k.       Pencegahan infeksi. Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

2.6       Dukungan Keluarga pada Kala I
Salah satu yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah dukungan dari suami atau keluarga.  Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman serta memberi penguatan pada saat proses menuju persalinan berlangsung hasilnya akan mengurangi durasi kelahiran.
2.7       Dukungan Saat Perubahaan Fisik, Emosi dan Psikologi pada Kala I
A.     Perubahan fisik ibu hamil
1.       Pembesaran pada Payudara
Pada saat hamil perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara menjadi tegang, areola ( puting ) menjadi lebih menonjol dan daerah sekitar puting menghitam ( hiperpigmentasi ). hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah
2.       Sering BAK
Disini ibu merasa ingin kencing secara terus menerus karena pada saat janin semakin membesar, kandung kemih ( vesica urinaria ) tertekan oleh rahim ( uterus ). Namun, dalam hal ini ibu tidak perlu mengurangi asupan cairan pada tubuh karena pada saat hamil sangat membutuhkan cairan lebih dari sebelum hamil.
3.       Konstipasi
Konstipasi atau sulit BAB terjadi karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat Besi ( tablet tambah darah ) yang diberikan oleh dokter biasanya menyebabkan masalah konstipasi dan juga dapat menyebabkan warna feses menjadi kehitaman.
4.       Mual Muntah ( Morning Sickness )
Sebagian besar pada wanita hamil di bulan - bulan awal kehamilan sering mengalami Mual muntah, hal ini disebabkan oleh peningkatan hormonal. Mual muntah dapat diatasi dengan cara makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar karena hal itu akan membuat rasa mual dalam perut. apabila mual muntah terjadi terus menerus sehingga membuat ibu tidak dapat beraktifitas ( Hiperemesis Gravidarum ), maka segera periksa ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
5.       Cepat Lelah
Kelelahan terjadi karena ibu bekerja aktif untuk menyesuaikan diri pada kehamilannya dan karena waktu istirahat yang kurang.
6.       Sakit Kepala
Hal ini bisa terjadi karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi. Dalam kehamilan lanjut, sakit kepala dapat menjadi tanda gejala pre - eklampsia.
7.       Kram Perut
Pada trimester awal, anda mungkin mengalami kram perut atau kram seperti menstruasi atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul sebentar dan tidak menetap. Hal ini sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat apabila kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, segera hubungi dokter karena kedua tanda ini berhubungan dengan keguguran.
8.       Perubahan Emosional
Bulan - bulan awal kehamilan juga berpengaruh pada emosional yang menjadi tak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu.


9.       Berat Badan Naik
Peningkatan berat badan yang banyak terjadi karena rahim anda berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air. Peningkatan berat badan yang masih normal pada ibu hamil adalah 0,5 kg/ minggunya.
B.     Perubahan psikologis pada kala I
Ø  pengalaman sebelumnya
Ø  persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
Ø  lingkungan
Ø  mekanisme koping
Ø  sikap terhadap kehamilan

Dukungan Yang diberikan berupa :
Dengan memberikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung.

Dukungan Emosional dan Psikologis (Menurut Verney)
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Misalnya pada metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
Pendekatan untuk  mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
a.       menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua)
b.       pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri
c.       relaksasi dan pernafasan
d.       istirahat dan privasi
e.       penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f.        asuhan diri

Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit
a.       kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support
b.       perubahan posisi dan pergerakan
c.       sentuhan dan massase
d.       counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
e.       pijatan ganda pada pinggul
f.        penekanan pada lutut
g.       kompres hangat dan kompres dingin
h.       berendam
i.         pengeluaran suara
j.         visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
k.       musik yang lembut dan menyenangkan ibu


2.8       Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain:
(a)             Social
(b)             Ekonomi
(c)             Budaya
(d)             Lingkungan
(e)             Pengetahuan
(f)              Umur
(g)             Pendidikan

2.9       Tujuan Pemberian Dukungan Pada Kala I
a.       Membantu mengurangi nyeri pada sumber nyer
b. Membantu memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri atau menghambat rasa sakit
c.       Membantu mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit