HAND
OUT PARTOGRAF
Mata Kuliah :
Komunikasi dalam Pelayanan Kebidanan
Topik :
Asuhan kala I
Sub Topik :
1. Penggunaan parrtograf
2. Memberikan dukungan persalinan
Dosen : Fitria Desi
Natalina, SST
Waktu :
100 menit
OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
a.
Menjelaskan asuhan kala I
b.
Menjelaskan penggunaan partograf
c.
Menjelaskan dukungan persalinan
REFRENSI
APN. 2012. Asuhan Persalinan Normal Asuhan
Asensial Bagi Ibu bersalin & Bayi baru Lahir Serta Penataksanaan komplikasi
segera Pasca Persalinan & Nifas. Jakrta : JNPK - KR
Depkes, APN. 2008. Asuhan Persalinan Normal
dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : JNPK-KR
Farrer, Helen. 2007. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Ida Bagus Gde Manuaba, 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : ECG
Saifuddin, AB. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
URAIAN MATERI |
PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang memantau
kenajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
Partograf atau partogram adalah metode grafik
untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan
Partograf merupakan alat untuk mencatat
informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam
persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama
kala I persalinan
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang
digunakan pada setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal
atau komplikasi.
Partograf adalah catatan grafik kemajuan
persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, menemukan adanya persalinan
abnormal, yang menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan
menemukan disproporsi kepala panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet.
A. Partograf Harus Digunakan Untuk:
1.
Semua ibu dalam
fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan partograf
harus digunakan, baik tanpa ataupun dengan adanya penyulit.
2.
Selama persalinan
dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan, swasta, Rumah
sakit, dll)
3.
Secara rutin oleh
semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan, asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (Spesialis obgyn, bidan, Dr umum, Residen, dan
mahasiswa bidan serta mahasiswa kedokteran) wajib melaporkan Partografnya.
4.
Penggunaan
partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan
yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang
dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
B. Kegunaan Utama Dari Partograf Adalah :
1.
Mengamati dan
mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama
sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
2.
Menentukan apakah
persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan
dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
3.
Data pelengkap
yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru lahir.
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru lahir.
4.
Jika digunakan
secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu penolong persalinan
untuk :
§
Mencatat kemajuan
persalinan.
§
Mencatat kondisi
ibu dan janinnya.
§
Mencatat asuhan
yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
§
Menggunakan
informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
§
Menggunakan
informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
C. Partograf Mulai Diisi Bila :
- Ibu
yang masuk dalam persalinan :
§
fase laten
(pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’, lamanya<20″.
§
fase aktif
(pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’, lamanya<20″.
- Masuk
dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
§
bila infus
oksitosin dimulai
§
bila persalinan
dimulai
- Masuk
untuk induksi persalinan :
§
pemecahan ketuban
(amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
§
induksi medis
(infus oksitosin, balon kateter atau pemberian prostaglandin)
§
bila persalinan
dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
D. Partograf Tidak Dibuat Pada Kasus-Kasus :
- Partus
prematurus
- Pada
saat MRS pembukaan > 9 cm
- Akan
dilakukan seksio sesar elektif
- Pada
saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
- Bekas
seksio sesar 2 kali
- Bekas
seksio sesar klasik
- Kasus
preeklampsia dan eklampsia
E. Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan
dicatat secara seksama, yaitu :
- DJJ
setiap ½ jam
- Frekuensi
dan lamanya kon taksi uterus setiap ½ jam
- Nadi
setiap ½ jam
- Pembukaan
serviks setiap 4 jam
- Penurunan
kepala setiap 4 jam
- Tekanan
darah setiap 4 jam
- Produksi
urin dan protein urin
F. Halaman Depan Partograf
Halaman depan Partograf mencantumkan
hasil-hasil observasi atau pemeriksaan yang dilakukan fase aktif persalinan
yang mencakup :
- Informasi
tentang ibu
- Nama, umur
- Gravida ,para, partus
- Nomor, catatan medis/ nomor puskesmas
- Tempat dan waktu dimulainya dirawat
- Waktu pecahnya selaput ketuban
- Kondisi
Janin
§
DJJ Normal antara
120-160 kali per menit. Denyut jantung janin dihitung dan dicatat setiap 30
menit lalu menghubungkan setiap titik
§
Warna dan adanya
air ketuban
U : ketuban
utuh, belum pecah
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban
sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Ketuban
sudah pecah dan bercampur darah
K : Ketuban
sudah pecah dan tidak ada air ketuban
§
Molase (Penyusupan
kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau
disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase)
yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan.
Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau
kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang
sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas
kesehatan rujukan. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan
kepala janin, catat temuan dikotak yang sesuai. Gunakan lambang-lambang sebagai
berikut :
0
: Tulang-tulang kepala janin terpisah,
sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1
: Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2
: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih, tapi masih bisa dipisahkan
3
: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih, dan tidak bisa dipisahkan.
- Kemajuan
Persalinan
a) Pembukaan serviks
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase,
yaitu :
§
Fase I (fase
laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
§
Fase II (fase
aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat
pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.
- Setiap
kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika
ditemukan tandatanda penyulit).
- Cantumkan
hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. - Pada
persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian
terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.
- Tulisan
“Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks.
- Berikan
tanda ‘0’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika
hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5 maka
tuliskan tanda “0” di garis angka 4.
- Hubungkan
tanda ‘0’ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
c) Garis waspada dan garis bertindak
- Garis
waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per
jam.
- Pencatatan
selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit
(misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri
hipotonik, dll)
- Pertimbangkan
perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya :
persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau
puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat
darurat obstetri.
- Garis
bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis
waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah
kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan
untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada ditempat
rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4. Kontraksi Uterus
Dibawah
lajur waktu partograf terdapat lajur kotak dengan tulisan kontraksi per 10
menit disebelah luar kolom paling kiri, setiap kotak menyatakan satu kontraksi
setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dalam 10 menit dan lamanya kontraksi
dalam satuan detik.
- Jam
dan Waktu
§
Waktu mulainya
fase aktif persalinan
§
Waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan
- Obat-obatan
dan cairan yuang diberikan
§
Oksitosin
§
Obat-obatan lain
dan cairan infus
- Kondisi
Ibu
§
Nadi, tekanan
darah, temperatur tubuh
§
Volume urine,
protein dan asupan
§
Ukur dan catat
jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).
§
Jika memungkinkan,
setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin
§
Jika memungkinkan,
untuk tujuan praktis, gunakan kertas celup berbagai indikator (strip-test) :
dapat juga mendeteksi pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya,
dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.
- Asuhan
pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom lainnya)
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan
keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah
tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat
catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
a)
Jumlah cairan yang
diberikan per oral
b)
Keluhan sakit
kepala/ penglihatan kabur
c)
Konsultasi dengan
penolong persalinan lainnya
d)
Persiapan sebelum
melakukan rujukan
e)
Upaya Rujukan
G.
Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf.
Halaman belakang partograf merupakan bagian
untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran,
serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai
persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini
disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada
ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan
penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik
yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat
keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan
pasca persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan
lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana
telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.
Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur
berikut :
1.
Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan,
tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat
rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat
yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping
jawaban yang sesuai.
2. Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
3. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping
persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan
hasilnya.
4. Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III,
pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus,
plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi
jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping
jawaban yang sesuai.
5. Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri
dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir,
pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi
jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping
jawaban yang sesuai.
6. Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah,
nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah
terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan
kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan
setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil
pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang
telah disediakan (Depkes RI, 2007).
Dukungan Persalinan
Definisi
Persalinan
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil
konsepsi yang diawali dengan kontraksi uterus secara teratur yang memuncak pada
saat pengeluaran bayi sampai plasenta dan selaputnya dengan melalui jalan lahir
atau jalan luar yang dapat hidup diluar kandungan.
Pada kala I dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
2.2
Definisi Dukungan Persalinan
Dukungan Persalinan adalah asuhan yang
sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam
kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana
ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya,
misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
Idealnya pendampingan ini dilaksanakan
semenjak pra persalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat
persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.
2.3
Macam-macam Dukungan Persalinan
1. Dukungan fisik
Dukungan
fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan oleh
keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
2. Dukungan emosional
Dukungan emosional
adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan
menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami,
yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
2.4
Metode Dukungan Persalinan
1.
Menghadirkan
seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat :
suami,orang tua)
2.
Pengaturan posisi.
Duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring
miring ke kiri.
3.
Relaksasi dan
pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung,
membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas
melalui mulut)
4.
Istirahat dan privasi
5.
Memberi rangsangan
alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit
6.
Kompres hangat,
kompres dingin dan sentuhan atau pijatan (pada daerah punggung atau tumit)
2.5
Dukungan Bidan Pada Kala I
a.
Memberi dukungan
emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri anugerah yang telah
diberikan oleh Allah SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik anak dengan baik
b.
Mengatur posisi
yang nyaman bagi ibu
c.
Cukup asupan
cairan dan nutrisi
d.
Keleluasaan untuk
mobilisasi, termasuk ke kamar kecil
e.
Penerapan prinsip
pencegahan infeksi yang sesuai
f.
Pendampingan
anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
g.
Menghargai keinginan
ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
h.
Peran aktif
anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
1)
Mengucapkan
kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
2)
Membantu ibu
bernafas dengan benar saat kontraksi.
3)
Melakukan massage
pada tubuh ibu dengan lembut.
4)
Menyeka wajah ibu
dengan lembut menggunakan kain.
5)
Menciptakan
suasana kekeluargaan dan rasa aman.
i.
Memberikan cairan
nutrisi dan hidrasi. Memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh
karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.
j.
Memberikan
keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan. Kandung
kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunnya
kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih pasca persalinan.
k.
Pencegahan infeksi.
Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih
dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi baru lahir.
2.6
Dukungan Keluarga pada Kala I
Salah satu yang
dapat mempengaruhi psikis ibu adalah dukungan dari suami atau keluarga.
Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman serta
memberi penguatan pada saat proses menuju persalinan berlangsung hasilnya akan
mengurangi durasi kelahiran.
2.7
Dukungan Saat Perubahaan Fisik, Emosi dan Psikologi pada Kala I
A. Perubahan fisik ibu hamil
1. Pembesaran pada Payudara
Pada saat hamil
perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara menjadi tegang, areola (
puting ) menjadi lebih menonjol dan daerah sekitar puting menghitam (
hiperpigmentasi ). hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan persediaan
darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan
pembuluh-pembuluh vena dibawah
2. Sering BAK
Disini ibu merasa
ingin kencing secara terus menerus karena pada saat janin semakin membesar,
kandung kemih ( vesica urinaria ) tertekan oleh rahim ( uterus ). Namun, dalam
hal ini ibu tidak perlu mengurangi asupan cairan pada tubuh karena pada saat
hamil sangat membutuhkan cairan lebih dari sebelum hamil.
3. Konstipasi
Konstipasi atau
sulit BAB terjadi karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi
otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat Besi ( tablet tambah darah )
yang diberikan oleh dokter biasanya menyebabkan masalah konstipasi dan juga
dapat menyebabkan warna feses menjadi kehitaman.
4. Mual Muntah ( Morning Sickness )
Sebagian besar
pada wanita hamil di bulan - bulan awal kehamilan sering mengalami Mual muntah,
hal ini disebabkan oleh peningkatan hormonal. Mual muntah dapat diatasi dengan
cara makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau
porsi besar karena hal itu akan membuat rasa mual dalam perut. apabila mual
muntah terjadi terus menerus sehingga membuat ibu tidak dapat beraktifitas (
Hiperemesis Gravidarum ), maka segera periksa ke tenaga kesehatan untuk
mendapatkan penanganan.
5. Cepat Lelah
Kelelahan terjadi
karena ibu bekerja aktif untuk menyesuaikan diri pada kehamilannya dan karena
waktu istirahat yang kurang.
6. Sakit Kepala
Hal ini bisa
terjadi karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat
juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi. Dalam kehamilan lanjut, sakit
kepala dapat menjadi tanda gejala pre - eklampsia.
7. Kram Perut
Pada trimester
awal, anda mungkin mengalami kram perut atau kram seperti menstruasi atau rasa
sakit seperti ditusuk yang timbul sebentar dan tidak menetap. Hal ini sering
terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat
apabila kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, segera hubungi
dokter karena kedua tanda ini berhubungan dengan keguguran.
8. Perubahan Emosional
Bulan - bulan awal
kehamilan juga berpengaruh pada emosional yang menjadi tak stabil, hal ini
karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai
seorang calon ibu.
9. Berat Badan Naik
Peningkatan berat
badan yang banyak terjadi karena rahim anda berkembang dan memerlukan ruang dan
ini semua karena pengaruh dari hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran
rahim dan hormone progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air. Peningkatan
berat badan yang masih normal pada ibu hamil adalah 0,5 kg/ minggunya.
B. Perubahan psikologis pada kala I
Ø pengalaman sebelumnya
Ø persiapan menghadapi persalinan (fisik,
mental, materi dsb)
Ø lingkungan
Ø mekanisme koping
Ø sikap terhadap kehamilan
Dukungan
Yang diberikan berupa :
Dengan memberikan support emosi dan fisik,
libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan
berlangsung.
Dukungan
Emosional dan Psikologis (Menurut Verney)
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian
dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu
mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
melalui proses persalinan normal.
Misalnya pada metode mengurangi rasa nyeri
yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang
bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan,
hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
Pendekatan untuk mengurangi rasa sakit
dapat dilakukan dengan cara:
a.
menghadirkan
seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua)
b.
pengaturan posisi
:duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri,
berbaring miring ke kiri
c.
relaksasi dan
pernafasan
d.
istirahat dan
privasi
e.
penjelasan
mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f.
asuhan diri
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi
rasa sakit
a.
kehadiran seorang
pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang
yang memberikan support
b.
perubahan posisi
dan pergerakan
c.
sentuhan dan
massase
d.
counterpressure
untuk mengurangi tegangan pada ligament
e.
pijatan ganda pada
pinggul
f.
penekanan pada
lutut
g.
kompres hangat dan
kompres dingin
h.
berendam
i.
pengeluaran suara
j.
visualisasi dan
pemusatan perhatian (dengan berdoa)
k.
musik yang lembut
dan menyenangkan ibu
2.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran
pendamping persalinan antara lain:
(a)
Social
(b)
Ekonomi
(c)
Budaya
(d)
Lingkungan
(e)
Pengetahuan
(f)
Umur
(g)
Pendidikan
2.9
Tujuan Pemberian Dukungan Pada Kala I
a.
Membantu
mengurangi nyeri pada sumber nyer
b. Membantu memberi
perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri atau menghambat
rasa sakit
c.
Membantu mengurangi
reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit