KEGIATAN KELOMPOK SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN
BIDAN
Manusia pada hakekatnya
adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari
kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral
kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial,
kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan hidup.
Angka kematian di Indonesia masih tinggi.
Setiap tahun sejumlah 18.000 ibu meninggal dunia, dua nyawa melayang setipa
satu jam,karena kehamilan dan atau persalinan. Kematian ibu ternyata tidak
hanya diikuti oleh tingginya angka kematian bayi tetapi juga meninkatkan jumlah
balita yang piatu baru (± 36.000 setiap tahun).
Risiko kematian ibu akibat kehamilan,persalinan,dn
nifas serat bayi, dapat dikurangi bila ada upaya persiapan persalinan dan
kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Salah satu ujung otmbak
pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan bayi adalah bidan. Namun, pada
kenyataannya walaupun hmapir semua pemeriksaan antenatal datang pada bidan,
sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu lebih percaya kepada dukun beranak dibandingkan dengan
bidan.
Salah satu penyebab keadaan tersebut
diatas adalah rendahnya kualitas keterampilan komunikasi dan konseling tenaga
kesehatan (bidan). Penelitian di Jawa Barat menyimpulkan bahwa keterampilan
teknis medis semata tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang memuaskan ibu.
Kualitas komunikasi bidan yang rendah akan berdampak
terhadap transfer pesan kepada klien yang kurang baik, bidan menjadi kurang
peka dan kurang mampu menggali kebutuhan dan masalah klien, tidak tanggap
terhadap perasaan klien, klien tidak puas dan selanjutnya dapat diperkirankan
kredibilitas bidan tersebut diragukan.
Dari penelitian di Indonesia (Januari 1997 di
dua propinsi yaitu Jabar dan Jateng) tentang interaksi bidan-klien menunjukkan
bahwa banyak bidan yang tidak menggunakan keterampilan konseling yang baik,
misalnya : Para bidan cenderung mendominasi sesi konseling (63% ucapan
didominasi oleh bidan), kurang memberi kesempatan kepada klien untuk berbicara
panjang lebar atau mengungkapkan keinginan dan perasaannya. Para bidan lebih
banyak mengajukan pertanyaan tertutup (pertanyaan yang sifatnya mengarahkan
pada jawaban ya dan tidak). 23 % ucapan bidan adalah pengulangan kata-kata
bidan itu sendiri. Pelatihan keterampilan komunikasi interpersonal/konseling
(KIP/K) untuk bidan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bidan dalam
bidang komunikasi interpersonal dan konseling sehingga kualitas pelayanan pada
ibu hamil dan melahirkan lebih baik.
1.
Definisi
Komunikasi
kelompok adalah suatu bentuk komunikasi antara dua atau lebih orang yang
berinteraksi satu dengan yang lain untuk satu tujuan. Orang-orang yang terlibat
biasanya mengisi peran-peran dan mentaati peraturan-peraturan serta norma-norma
yang secara implisit disetujui para anggotanya (Singgsih, 2003).
Komunikasi
kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sma lain dan memandang
mereka sebagi bagian dari kelompok tersebut. Contohnya kelompok keluarga,
kelompok study dan kelompok diskusi. (Kelompok Sarjana Komunikasi Amerika,
1980)
2.
Kegunaan
Berdasarkan
batasan tersebut diatas, kegunaan dalam bidang kebidanan tentulah sangat
menunjang tujuan bagi kesehatan ibu dan anak. Utamanya ketika dilakukan suatu
kegiatan-kegiatan bagi para bidan dalam sistem komunikasi kelompok tersebut,
selama melalui forum tersebut dimanfaatkan seefektif mungkin dalam berbagai
bentuk dan tujuan, yakni berfokus pada kesehatan ibu dan anak tersebut. Dalam
hal ini, Handy (1985) memberikan pengertian mengenai pentingnya kegunaan
komunikasi kelompok, yakni :
a) Memenuhi kebutuhan sosial
b) Membentuk konsep diri
c) Memberi/menerima dukungan dan bantuan
d) Berbagai dengan orang lain
A. Kepemimpinan dalam Kelompok
Ciri-ciri
kepemimpinan dalam kelompok harus mengacu untuk kepentingan bersama. Untuk itu
harus memenuhi persyaratan dibawah ini :
a.
Berorientasi
pada tugas
b.
Menggunakan
waktu secara efektif, menentukan prioritas secara jelas dan sering membuat
keputusan eksekutif
c.
Berorientasi
pada orang
d.
Lebih
peduli pada perasaan-perasaan dan masalah-masalah anggota kelompok.
B. Ciri-ciri Kelompok yang Kompak
Kemudian
setelah kita mengenal cirri-ciri kepemimpinan seperti diatas, maka kita harus
tahu bagaimana ciri-ciri kelompok yang kompak itu, ciri-ciri kelompok yang
kompak adalah :
a.
Organisasi
yang baik
b.
Hubungan
yang baik
c.
Riwayat
keberhasilan yang baik
Adapun salah satu bentuk ketiga cirri
tersebut diatas ialah bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam kelompok itu
dimulai dengan kelompok pembuat keputusan, ada personal atau tim yang ditunjuk
oleh manajer untuk menyelesaikan masalah tertentu. Anggota kelompok yang lain
memberikan sumbang saran, cepat, agar terjadi pemahaman dalam penyelesaian
masalah. Itulah tanda adanya cirri-ciri kelompok kompak dan prakteknya.
Disamping itu, pada kelompok yang kompak
memiliki empat dasar pelaksanaan sumbang saran yang harus ditaati, yakni :
a.
Tidak
boleh dilakukan penilaian pad aide-ide sampai acara selesai
b.
Kelompok
harus menganggap dirinya sebagai penghasil sejumlah besar ide dan tidak
mengkhawatirkan kualitas dari ide-ide
c.
Anggota
kelompok harus dibiarkan untuk berfikir dengan bebas
d.
Ide-ide
yang ditawarkan anggota kelompok harus dihargai dan dikembangkan oleh anggota
kelompok lain.
Gaya kepemimpinan dalam suatu kelompok
komunikasi ada dua yakni :
1.
Gaya
tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi kelompok
2.
Gaya
Eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota kelompok atau
berdasarkan pembagian pada tugas
Karakteristik kelompok menurut Hargreavest
(1975) adalah
1.
Anggotanya
memiliki hubungan tatap muka
2.
Terdapat
lebih dari satu anggota
3.
Anggotanya
memiliki tujuan atau maksud bersama
4.
Anggotanya
dibeda-bedakan kedalam struktur
5.
Anggotanya
menganut sekumpulan norma-norma
Sekarang
bagaimana kekompakan sutu kelompok didasarkan besar kecilnya kelompok? (Luft
1984)
1.
Kekompakan
kelompok besar lebih lemah jika dibandingkan dengan kelompok kecil
2.
Kekompakan
kecil mempunyai karakteristik kekompakan yang unik diantar anggotanya
3.
Kekompakan
besar cenderung lebih resmi
Apa kemudian fungsi – fungsi organisasi yang
dapat dicapai oleh kelompok agar kelompok tetap kompak? Handy (1985) membagi 10
fungsi fungsi organisasi yang dapat
dicapai oleh kelompok yang kompak, yakni :
1.
Pembagian
kerja
2.
Penyesuaian
masalah dan pengambilan keputusan
3.
Pengolahan
informasi
4.
Pengumpulan
informasi dan ide
5.
Pengelolaan
dan pengendalian kerja
6.
Menguji
dan meratifikasi keputusan
7.
Koordinasi
dan penghubung
8.
Meningkatkan
komitmen dan keterlibatan
9.
Penyelesaian
konflik
10.
Penyelidikan
ke masa lalu
Sifat dari kelompok Charles H. Cooley membuat
penggolongan kelompok sosial dalam penggolongan utama yaitu :
1.
Primary
Group : kelompok primer lebih intensif dan lebih intensif dan lebih erat antara
anggotanya (Face to Face)
Kelompok primer penting, karena disinilah manusia pertama
– tama dididik dan berkembang menajdi manusia social, memperoleh kerangka untuk
mengembangkan sifat- sifat social : mengidahkan norma – norma, melepaskan
kepentingan diri demi kepentingan kelompok sosialnya, ingin belajar dan bekerja
sama dengan orang lainh. Sifat komunikasi kelompok bercorak kekeluargaan dan
berdasarkan simpati
2.
Secondary
group : kelompok sekunder
Komunikasi
dalam kelompok sekunder merupakan komunikasi dalam hubungan yang tidak
langsung, tidak akrab, kurang bersifat kekurangan dan bersifar formal, lebih
objektif. Dalam berkomunikasi kelompok ini ada beberapa prinsif agar efektif :
a.
Suasana
: hendaknya memberi kesan kepada semua anggota bahs=wa mereka dianggap setaraf
b.
Rasa
aman :thred reduction) berkomunikasi dengan rasa man tanpa ancaman dari anggota
yang lain. Kecurigaan dari anggota yang lain akan menghambat produktifitas,
oleh karena kecurigaan dan ketakutan menyebabkan seseorang tidak ikut serta
dengan seluruh kemmapuannya
c.
Kesadran
berkelompok : komunikasi dalam kelompok dengan menimbulkan pengertian akan
kebutuhan – kebutuhan anggota kelompok masing – masing dalam perannya apda
kelompok itu, dan akan memahami kebutuhan teman – temannya, serta dirinya
sendiri dalam timbal baliknya hubungan anggota kelompok.
Saling
pengertian dan saling merasa keperluan – keperluan anggota – anggota lainnya
merupakan syarat penting agar tercapai kerjasama yang produktif antara anggota
kelompok. Jadi anggota kelompok harus belajar mengerti dan merasakan keperluan
– keperluan anggota lainnya, apabila ingin bekerja secara efektif.
Strategi
Bidan umtuk membangun hubungan anggota kelompok yang negative (Smith dan Bass
1982)
a.
Menciptkan
perasan memiliki
b.
Menciptakan
lingkunagn yang berbeda
c.
Mendorong
partisipasi dan kontribusi
d.
Menghargai
pendapat yang berbeda
e.
Menciptakan
perasaan komitmen
Keuntungan kegiatan kelompok adalah :
a.
Efisien
karena dalam waktu bersamaan banyak orang memeproleh informasi
b.
Menjembatani
pertukaran pengalaman dan saling memberi dukungan
c.
Merupakan
sebuah forum yang mendorong anggota kelompok untuk saling membantu.
Agar
Kegiatan Kelompok Bisa Efektif Bidan Perlu Mencermati Materi yang akan
disampaikan sesuai kebutuahn dan bermanfaat bagi anggota kelompok. Para anggota
kelompok baik itu ibu – ibu, dukun bayi, toma, kader sdb mereka termasuk orang
deswasa. Selain penjelasan yang masuk akal orang dewasa juga sudah
berpengalaman dan cenderung menganalisa sesuatu berdasarkan pengalaman mereka.
Hal – hal ini perlu disadasari oleh Bidan agar kegiatan berjalan efektif dan
diterima kelompok.
C. Pengorganisasian Kegiatan kelompok
Langkah – langkah penyelengaran kegiatan kelompok
1.
Merencanakan
pengorganisasian kegiatan kelompok
a)
Merencanakan
masalah atu topic
b)
Siapa
yang akan menjadi peserta kegiatan
c)
Sasaran
ekgiatan
d)
Kapan
atau waktu pelaksanaan atau tempat kegiatan
e)
Metode
pengajaran yang akan digunakan
f)
Perlangkapan
yang akn dibutuhkan (alat bantu visul/audio)
g)
Jenis
pencairan kelompok yang digunakan
h)
Evaluasi
kegiatan
2.
Mempersiapkan
tempat
a)
Mempersiapkan
ruangan dan perlengakapn
b)
Persiapan
alat tulis, alat bantu visual, materi cetak dalam jumlah yang cukup
c)
Pengeras
suara baikMeletakkan alat bantu sesuai keinginan
3.
Melaksanakan
kegiatan
Sebuah
kegiatan kelompok yang baik harus mempunyai struktur berkesinambungan. Oleh
karena itu setiap kegiatan kelompok mempunyai bagian – bagian sbb :
a)
Pembukaan
yang efektif
Pembukaan akan menentukan jalannya presentasi/diskusi
kelompok pembukaan dapat membuat sukses atau menggagalkan kegiatan tersebut,
pembukaann yang baik akan :
1.
Menarik
perhatian segera
2.
Membina
hbungan baik dengan peserta
3.
Memperkenalkan
topic, tujuan kegiatan dan mengapa penting
4.
Mengantisipasi
kelanjutan presentasi/diskusi
b)
Bagian
utama kegiatan
Mencakup materi – materi utama yang perlu diberikan
selama kagiatan
c)
Bagian
penutup
Merupakan
bagian terpenting dari seluruh kegiatan. Biasa dialukan dengan meringkas.
Keterampilan mengakhiri merupakan tehnik dalam proses konseling. Mengakhir ini
dapat dilakukan dengan cara :
1.
Mengatakan
bahwa waktu sudah habis
2.
Merangkum
isi pembicraan
3.
Menunjukkan
pada peretemuan yang akan datang
4.
Berdiri
5.
Isyarat
gerak tangan
6.
Menunjukkan catatan – catatan singkat
7.
Memberikan
tugas tugas terentu
4.
Mengevaluasi
kegiatan
Evaluasi
terjadi pada setiap tahap dari kegiatan kelompok.
Merupakn bagian penting dalam komunikasi karena
dapat :
1.
Mengetahi
kebutuhan peserta untuk memeprsiapkan
2.
Menganalisa
kebutuhan para peserta untuk mempersiapkan pembicaraan dimasa mendatang
3.
Memperbaiki
pelaksanaan kegiatan yang kan datang
4.
Mengetahui
dampak kegiatan yang akan datang
5.
Mengetahui
dampak kegiatan kelompok dan menentukan apakah tujuan telah dicapai.
D. Membangun Tim atau Kelompok / Team bulding
Pengertian
1.
Team
bulding adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja
kelompok dalam suatu organisasi.
2.
Perlunya
membangun tim/ team bulding
Pada prinsipnya kita memerlukan team bulding
untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi
yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team bulding antara lain :
a.
Kondisi
kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim
b.
Puncak
pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian sebuah kelompok
c.
Terjadi
kurang pengertian antara sesame anggota kelompok, tidak ada arahan dan semangat
kerja yang timbul dalam suatu kelompok sehingga kelompok kehilangan arah kerja
d.
Dalam
kelompok baru dinama terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat
bekerja bersama dalam kelompok
e.
Kurangnya
rasa percayma diri antara sesama tim dan adanya ketidaktahuan akan kemungkinan
peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.
3.
Manfaat
membangun Tim/ Team bulding
Team
bulding yang dilakukan secara benar dan berkesinabungan akan memberikan hasil
perubahan yang sering kali jauh lebih baik dari dugaan semula.
A. Bagi pimpinan tim/ kelompok
1.
Pimpinan
tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2.
Pimpinan
tim utama menyesuaikan gaya kepemimpinannya, dengan lebih memperhatikan
kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
3.
Terdapat
apresiasi yang lebih besar dari pimpinan
tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim
4.
Pimpinan
menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim
sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan
anggota tim
5.
Pimpinan
tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya
6.
Pimpinan
mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki
harapan yang lebih besar.
B. Bagi individu anggota tim/kelompok
1.
Sebagai
besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi
lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa
terikat oleh hirarki
2.
Komunikasi
dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas dan terbuka, yang
selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok
3.
Terdapat
‘ ruang’ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan
pribadi, bahkan kadang kala tidak jarang yang mengundurkan dirikarena kesadaran
sendiri.
4.
Banyak
masalah antara pribadi sesama anggota tim/ kelompok selama ini mengganjal dapat
dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim
C. Bagi pelaksana kerja tim/ kelompok
1.
Pertemuan
tim/ kelompok menjadi lebih struktur dan efektif
2.
Hasil
yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama
peserta
3.
Terjadi
perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam
mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional
4.
Tingkat
komunikasi dalam dan antara kelompok menjadi lebih komprehenshif dan efektif,
walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
5.
Komitmen
yang lebih kuat terdapat sasaran-saran baru
6.
Terciptanya
otonomi yang lebih besar pada tingkat manajemen
7.
Lebih
banyak waktu digunakan untuk bekerja untuk bekerja sama dengan kkolega dan
bekerja sama dalam mencapai tujuan
D. Strategi menghadapi kelompok peserta yang
kurang mendukung kelancaran kegiatan (Tarigan, 2002)
1.
Tipe
pasif
a.
Anjuran
pertanyaan langsung pada peserta bersangkutan
b.
Mintalah
mereka berbagi rasa berpasang-pasangan
c.
Mintalah
untuk menulis komentar atau jawaban pertanyaan
d.
Berikan
insentif kecil\
e.
Merubah
metode penyampaian dengan kegiatan yang lebih menarik atau permainan
2.
Tipe
agresif
a.
Anjurkan
pertanyaan tentang sebab sikap agresifnya
b.
Beri
kesempatan dan curahkan perasaan-perasaan tentang keadaan
c.
Jangan
menganggap orang tersebut mewakili kelompok , cek dengan kelompok (apakah semua
orang berpikir seperti itu)
d.
Persentasikan
data
e.
Prakarsai
diskusi secara pribadi
3.
Banyak bicara
a.
Beri
tanggung jawab tertentu atau berikan kesempatan berperan sebagai pimpinan
kelompok
b.
Hindarkan
pandangan terhadap peserta yang banyak bicara atau hadapkan tubuh pemandu
kearah peserta lain
c.
Jika
perlu beritahu peserta yang banyak bicara ini secara halus bahwa pendapatnya
menarik, tapi kita juga membutuhkan pendapat yang lain.
d.
Jika
perlu beritahu peserta yang banyak bicara ini secara halus bahwa pendapatnya
menarik
e.
Beri tugas
menulis secara rinci tentang pendapatnya pada secarik kertas
4.
Tipe
Pesimis
a.
Jadilah
pendengar aktif
b.
Beri
jawaban yang lebih positif atas ungkapan ungkapan pesimisnya
c.
Tanyakan
pendapat anggota lainnya tentang pendapat si pesimis tersebut
5.
Tipe
Pelawak
a.
Beri
mereka tanggung jawab
- b. Ajukan pertanyaan atau mintalah pendapat dan abaikan kata-kata lawakan mereka. Pertimbangkan bahwa lawakan tertentu dapat mencairkan suasana