HAND OUT PEMASANGAN IMPLANT
Mata Kuliah : Keluarga Berencana
Kode
Mata Kuliah :
Bd. 308
Beban
Sks : 2 SKS
Sub
Pokok Bahasan : Pemasangan Implant
Sasaran : Semester III
Pertemuan : -
Hari/Tanggal :
Dosen : Fitria DN
Objek Prilaku Siswa
Setelah
mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan
tentang kontrasepsi implan
2. Menjelaskan
cara kerja kontrasepsi implan
3.
Menyebutkan keuntungan dan
kekurangan kontrasepsi implan
4.
Menyebutkan indikasi dan
kontraindikasi pemakaian KB kontrasepsi implan
5.
Menjelaskan waktu yang tepat
untuk pemasangan kontrasepsi implan
6.
Melakukan pemasangan implant
Refrensi
1. Siregar, E. Latihan Penyegaran
IUD, Implant. Buku Panduan untuk
Pelatih. Jakarta : Penerbit BKKBN,
JHPIEGO, POGI. 1994. Hal. 49 – 50.
2. Saifuddin, A.B., Affandi, B., & Lu, R.E. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit YBP SP, JHPIEGO. 2008
Metode Kontrasepsi Modern (AKBK/Implant)
Sejarah Kontrasepsi
Implan
Susuk
KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima di masyarakat
sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar sebagai pemakai Norplant. Susuk KB
disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Pada tahun 1982, telah dipasang Norplant di
Rumah Sakit sebanyak 10.000. Pada tahun 1987, telah ditingkatkan tempat
pemasangan Norplant dengan program ekstended field trial dengan
jumlah 30.000 jumlah wanita. Pemasangan norplant makin lama makin meningkat
dengan alasan pemasangan sederhana, pemakaian selama 5 tahun dan komplikasi
tidak terlalu tinggi. Pemasangan Norplant sederhana dan dapat diajarkan, tetapi
masalah pencabutan susuk KB memerlukan perhatian karena sangat sulit dicari
metode yang murah, mudah dan aman. Jumlah yang memerlukan pelayanan pencabutan
makin besar. Sering dijumpai penyulit dan komplikasi saat pencabutan. (Manuaba,
Ida Bgaus gde. 1998. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC)
Penelitian tentang implan
diarahkan untuk mengurangi silasik implan yang diinsersikan (sebagai vehikel)
dan memilih hormon yang tepat baik jenis dan dosisnya. Pada awalnya implan ada
6 batang, kemudian disusul 2 batang dan 1 batang. Pada awalnya silasik implan
di isi levonorgestrel kemudian disusul dengan nestorone.
Dilihat dari segi
efektifitasnya, implan sangat rendah kegagalannya. Implan 2 batang (jadena dan
indoplan) sangat ideal untuk penjarangan jarak kelahiran, karena habis masa
pengaruhnya pada sekitar 3 tahun.
1.
DEFINISI IMPLAN
KB implan adalah tabung kecil yang diletakkan di bawah kulit. Tabung ini
mengandung hormon progesteron yang bekerja mencegah kehamilan dengan cara
mengeluarkan hormon progesteron ke dalam darah. Progesteron ini akan
menghentikan ovulasi dengan cara membentuk cairan kental di mulut rahim. Dengan
cara inilah KB implant menghentikan sperma masuk ke dalam rahim.
2.
PROFIL
a) Efektif
5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jadena, indoplan atau implanon
b) Dapat
dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
c) Pemasangan
dan pencabutan perlu pelatihan
d) Kesuburan
segera kembali setelah implan dicabut
e) Efek
samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenore
f)
Aman dipakai pada masa laktasi
3.
JENIS
a) Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
b) Implanon.
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
c) Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
4.
CARA
KERJA
a. Lendir servik menjadi kental
karena akibat adanya kerja hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi
Implan.
b. Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi karena kerja hormon progesteron
menekan hormon estrogen.
c. Mengurangi transportasi sperma
karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital menjadi relaksasi
sehingga tidak dapat mendorong ovum.
d. Menekan ovulasi karena hormon
estrogen ditekan hormon progesteron yang telah ada sejak awal.
5.
EFEKTIVITAS
Sangat
efektif (0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan).
Indikasi
|
Kontraindikasi
|
a) Usia
reproduksi
b) Menghendaki
kontrasepsi dengan efektivitas tinggi dan mencegah kehamilan jangka panjang
c) Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi
d) Pascapersalinan
dan tidak menyusui
e) Pasca
keguguran
f)
Tidak menginginkan anak lagi dan menolak
sterilisasi
g) Tekanan
darah < 180/110 mmHg
h) Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
|
a) Hamil/
diduga hamil
b) Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c) Benjolan/
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d) Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e) Mioma
uterus dan kanker payudara
|
7.
KEUNTUNGAN
DAN KEKURANGAN
Keuntungan
|
Kekurangan
|
a) Perlindungan
jangka panjang
b) Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat
c) Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
d) Tidak
mengganggu kegiatan sanggama
e) Tidak
mengganggu ASI
f)
Klien hanya perlu ke klinik bila ada keluhan
|
a) Dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting),
hipermenorea serta amenorea
c) Membutuhkan
tindak pembedahan minor untuk insersi/ pencabutan
d) Tidak
melindungi dari IMS termasuk AIDS
|
8.
WAKTU
MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN
a) Setiap
saat selama siklus haid (hari ke 2 – 7)
b) Insersi
dapat dilakukan setiap saat, asal tidak hamil bila diinsersi setelah hari ke 7
siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seks atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
c) Bila
klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil
d) Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat
e) Pasca
keguguran implan dapat segera diinsersikan
9.
JADWAL KEMBALI
KUNJUNGAN
Klien
tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin
mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik bila ditemukan hal-hal
sebagai berikut:
a) Amenorea
yang disertai nyeri perut bagian bawah
c) Rasa
nyeri pada lengan
d) Luka
bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
e) Ekspulsi
dari batang implan
f)
Sakit kepala hebat/ penglihatan menjadi kabur
g) nyeri
dada hebat
h) Dugaan
adanya kehamilan
10. Yang Tidak
Boleh Menggunakan Implan
1.
Hamil
atau diduga hamil.
2.
Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3.
Miom
uterus.
4.
Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5.
Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6.
Gangguan
toleransi glukosa.
11. Waktu Mulai
Menggunakan Implan
a. Setiap saat selama siklus haid
hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsresi setelah hari
ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c. Bila klien tidak haid, insersi
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
d. Bila menyusui antara 6 minggu
sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila
menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
e. Bila setelah 6 minggu
melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat,
tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
f.
Bila
klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya
adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak perlu metode kontrasepsi lain.
h. Bila kontrasepsi sebelumnya
adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya
dengan implan, insersi implan dapat dilakukan setiap saat, asalkan diyakini
klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
i.
Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7
hari saja. AKDR segera dicabut.
j.
Pascakeguguran,
implan dapat segera diinsersikan.
12. Instruksi
untuk Klien
1. Daerah insersi harus tetap
dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Tujuannya untuk mencegah
infeksi pada luka insisi.
2. Perlu dijelaskan bahwa mungkin
terjadi sedikit perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini
tidak perlu di khawatirkan.
3. Pekerjaan rutin harian tetap
dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah
insersi.
4. Balutan penekanan jangan dibuka
selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5
hari).
5. Setelah luka sembuh, daerah
tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
6. Bila ditemukan adanya tanda –
tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama
beberapa hari, segera kembali ke klinik.
13. Informasi Lain
yang Perlu Disampaikan
1. Efek kontrasepsi timbul
beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi Norplant dan 3
tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
2. Sering ditemukan gangguan pola
haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan
mengalami berhentinya haid sama sekali.
3. Obat – obat tuberkulosis
ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas implan.
4. Efek samping yang berhubungan
dengan implan dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri
payudara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang
dengan sendirinya.
5. Norplant dicabut sebelum 5
tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan
meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
6. Berikan kepada klien kartu yang
ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan nama klinik.
7. Implan tidak melindungi dari
infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, perlu
menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
Peringatan Khusus Bagi Pengguna
Implan
a. Terjadi keterlambatan haid
yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan.
b. Nyeri perut bagian bawah yang
hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
c. Terjadi perdarahan banyak dan
lama.
d. Adanya nanah atau perdarahan
pada bekas insersi implant
e. Ekspulsi batang implan
(Norplant).
f. Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang
yang berat, atau penglihatan kabur.
|
Penanganan
Efek Samping atau Masalah yang Sering Ditemukan
Efek samping/ masalah
|
Penanganan
|
Amenorea
|
a. Pastikan hamil atau tidak, dan bila
tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
b. Bila klien tetap saja tidak dapat
menerima, angkat implan dan anjurkan kontrasepsi lain.
c. Bila terjadi kehamilan dank lien
ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak
berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk.
Tidak ada gunanya memberikan obat hormone untuk memancing timbulnya
perdarahan.
|
Perdarahan bercak (spotting)
ringan
|
Jelaskan bahwa
perdarahan ringan sering terjadi ditemukan pada tahun pertama. Bila tidak ada
masalah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan
dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5
hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2
tablet pil kombinasi untuk 3 – 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu
siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau
1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari.
|
Ekspulsi
|
Cabut kapsul yang ekspulsi,
periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda –
tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih
berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat yang ada dan
pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan
metode kontrasepsi lain.
|
Infeksi pada daerah insersi
|
Bila terdapat infeksi tanpa
nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik. Berikan antibiotik
yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali 1
minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada sisi
lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan
abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implan, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
|
Berat badan naik/ turun
|
Informasikan kepada klien
bahwa perubahan berat badan 1 – 2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien
apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan
berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
|
Penatalaksanaan Umum
Kapsul implan dipasang tepat di
bawah kulit di atas lipat siku, di daerah medial lengan atas (gambar 2). Untuk
tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang digunakan.
Pertama, cuci lengan dengan air
dan sabun, kemudian usap dengan antispetik dan suntik anestesi local. Buat
insisi kecil hanya sekedar menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku.
Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus (nomor 10) dan dipasang tepat
dibawah kulit.
Tidak diperlukan penjahitan
untuk menutup luka insisi, cukup dengan band
aid.
Ingat: Yang terpenting kapsul dipasang
superficial, tepat di bawah kulit (dermis). Pemasangan yang dalam akan
menyebabkan pencabutan menjadi sulit.
|
Sebelum memulai tindakan,
periksa kembali untuk memastikan apakah klien:
1)
Sedang
minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan,
2)
Sudah
mendapat anestesi local sebelumnya, dan
3)
Alergi
terhadap obat anestesi lokak atau jenis obat lainnya.
Persiapan Pemasangan
1)
Langkah
1
Persilakan
klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir, serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan
efektivitas antiseptic tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang
menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan
penyakit.
2)
Langkah
2
Tutup
tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping, bila ada) dengan
kain bersih.
3)
Langkah
3
Persilakan
klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga
dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan pemasangan (gambar 3).
4)
Langkah
4
Tentukan tempat
pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan siku.
5)
Langkah
5
Siapkan tempat
alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
6)
Langkah
6
Buka dengan
hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul dalam mankok steril.
Ingat : Kapsul yang tersentuh kapas atau bahan lain akan menjadi lebih
reaktif (lebih sering menyebabkan perlekatan atau jaringan parut karena
partikel kapas menempel pada kapsul silastik).
|
Bila tidak ada mangkok steril,
kapsul dapat diletakkan dalam mangkok yang didisinfeksi tingkat tinggi (DTT)
atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian
kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DTT saat melakukan
pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam
kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DTT.
Catatan : Bila kapsul jatuh ke lantai, kapsul tersebut telah terkonta-minasi. Buka
kemasan baru dan teruskan pemasangan. (Jangan melakukan sterilisasi ulang
pada kapsul yang terkontainasi).
|
6. Tindakan Sebelum Pemasangan
1. Langkah 1
Cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
2. Langkah 2
Pakai sarung tangan
steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
|
3. Langkah 3
Atur alat dan
bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
4. Langkah 4
Persiapkan tempat
insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang
kasa berantiseptik. (Bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan,
hati-hati jangan sampai
mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi kea rah luar dengan
gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum
memulai tindakan. Hapus antiseptic yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah
dibuat tidak terlihat.
5. Langkah 5
Bila ada gunakan
kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain
steril.
Langkah 6
Setelah memastikan
(dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3
ml obat anestesi (1% tanpa Epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum
tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang terdekat dengan siku) kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak tidak masuk ked ala pembuluh
darah. Suntikan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah
kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis)
sekitar 4 cm (gambar 5). Hal ini akan membuat kulit (dermis) terangkat dari
jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk
jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyakl 1 ml diantara tempat untuk
memasang kapsul.
Catatan : Untuk mencegah toksisitas,
dosis total tidak boleh melebihi 10 ml (10 g/l) dari 1% anestesi local tanpa
Epinefrin.
|
7. Pemasangan
Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi
dengan jarum atau scalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat anestesi telah
bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45O,
buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi
yang panjang atau dalam.
Langkah
2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada
trokar. Trokar harus di pegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas . Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas
trokar dimasukkan kebawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2)
dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap dibawah kulit setelah
memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam
menghadap keatas dan pendorong didalamnya masukkan ujung trokar melalui luka
insisi dengan sudut kecil. Mulai dari mkiri atau kanan pada pola seperti kipas,
gerakkan trokar kedepan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada dibawah
kulit (2-3 mm dari akhir ujung tajam) . Memasukkan trokat jangan
dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat
dibawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar
perlahan – lahan dan hati – hati kearah tanda (1) dekat pangkal .
Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar
harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. ,masuknya trokar akan
lancer bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Catatan: jangan menyentuh trokar
terutama bagian tabung yang masuk ke bawah kulit untuk mencegah trokar
terkontaminasi pada waktu memasukkan dan menarik keluar.
|
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut
pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke
dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk
mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel lain.
(untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan kedalam trokar, letakkan
satu tangan dibawah kapsul untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh) .
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk
mendorong kapsul keareah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan
mendorong dengan paksa (akan terasa tahanan pada saat sekitar setengah bagian
pendorong masuk kedalam trokar).
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat
ditempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk kearah luka insisi sampai tanda (2) muncul
ditepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong . Hal
yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap ditempatnya dan
tidak mkendorong kapsul kejaringan.
Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh
pegangan pendorong, tanda (2) harus terlihat ditepi luka insisi dan kapsul saat
itu keluar dari trokar tepat berada di bawah . Raba ujung kapsul
dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar
Catatan: pasangkan trokar yang
berulang akan memendekkan trokar sehingga mengurangi jarak ketanda (2),
karena itu saat memakai trokar yang diasah, jangna menarik trokar terlalu
jauh kebelakang karena akan keluar dari tepi luka insisi.
|
Hal yang penting adalah kapsul
bebas dari ujung trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar
digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa memgeluarkan seluruh
trokar, putar ujung trokar kearah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi
semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.
Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25O. untuk melakukan itu, mula- mula fiksasi
kapsul petama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan- pelan
sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini
akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk
kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai, masukkan kapsul
berikutnya kedalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya (langkah 5-9) sampai
seluruh kapsul terpasang.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul
berikutnya, untuk mengurangi risiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung
kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba
kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus
tidak ada pada tepi luka insisi (sekitar 5 mm). bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati – hati dan dipasang
kembali ditempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya
dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan
tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1menit untuk menghentikan
perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa berantiseptik.
Tindakan Setelah Pemasangan
Kapsul
Menutup
Luka Insisi
1.
Temukan
tepi kedua insisi dan gunakan band
aid atau plester dengan kasa
steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat
menimbulkan jaringan parut.
2.
Periksa
adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar ( perdarahan subkutan ).
Perawatan
Klien
a. Buat catatan pada rekam medik
tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama
pemasangan. (Gambar sederhana yang memperlihatkan kira-kira tempat pemasangan
kapsul pada lengan klien, akan sangat membantu ).
b. Amati klien lebih kurang 15
sampai 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain
sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangann , kalau bisa diberikan secara tertulis.
2.
Petunjuk Perawatan Luka Insisi
Di Rumah
a. Mungkin akan terdapat memar,
bengkak atau sakit di daerah insisi selama beberapa hari. Hal ini normal .
b. Jaga luka insisi tetap kering
dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka insisi dapat mengalami infeksi
bila basah saat mandi atau mencuci pakain.
c. Jangan membuka pembalut tekan
selama 48 jam dan biarkan band
aid ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
d. Klien dapat segera bekerja
secara rutin. Hindari benturan atau luka didaerah tersebut atau menambahkan
tekanan.
e. Setelah luka insisi sembuh,
daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan dengan tekanan normal.
f. Bila terdapat tanda-tanda
infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas atau sakit yang
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
Bila Terjadi
Infeksi
a.
Obati
dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal.
b.
Bila
terjadi abses ( dengan atau tanpa ekspulsi kapsul ) cabut semua kapsul.
4. Petunjuk Untuk
Menjaga Agar Trokar Tetap Tajam
a. Pemakaian yang berulang-ulang
akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati
setelah setiap 10 kali pemasangan.
b. Setelah selesai di pakai,
pisahkan trokar dari pendorongan ( hal ini untuk menjaga trokar agar tetap
tajam).
c. Bila trokar tampak telah
menjadi tumpul, harus diasah seperti pengasah pisau atau gunting denganm
menggunakan batu asah yang halus.
d. Pada waktu mengasah trokar,
jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya
sehingga trokat tidak dapat dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan
memperpendek trokar, mengurangi jarak ketanda (2) dengan ujung trokar.
e. Masalah lain yang ditimbulkan
karena pengasahan yeng berlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong
sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung
tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar terdapat dibawah
kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya
tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
f.
Setelah
kira-kira 50-100 kali pemasangan, trokar harus diganti, tidak boleh dipasang
lagi.