Rabu, 23 November 2016

HAND OUT PEMASANGAN IMPLANT



HAND OUT PEMASANGAN IMPLANT

Mata Kuliah                               : Keluarga Berencana
Kode Mata Kuliah                      : Bd. 308
Beban Sks                                : 2 SKS
Sub Pokok Bahasan                  : Pemasangan Implant                 
Sasaran                                    : Semester III
Pertemuan                                : -
Hari/Tanggal                              :
Waktu                                       : 2 x 60 menit
Dosen                                       : Fitria DN


Objek Prilaku Siswa
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.       Menjelaskan tentang kontrasepsi implan
2.       Menjelaskan cara kerja kontrasepsi implan
3.       Menyebutkan keuntungan dan kekurangan kontrasepsi implan
4.       Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi pemakaian KB kontrasepsi implan
5.       Menjelaskan waktu yang tepat untuk pemasangan kontrasepsi implan
6.       Melakukan pemasangan implant


Refrensi
1. Siregar, E. Latihan Penyegaran IUD, Implant. Buku  Panduan untuk Pelatih. Jakarta : Penerbit BKKBN, JHPIEGO, POGI. 1994. Hal. 49 – 50.
2.       Saifuddin, A.B., Affandi, B., & Lu, R.E. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit YBP SP, JHPIEGO. 2008

Metode Kontrasepsi Modern (AKBK/Implant)

 Sejarah Kontrasepsi Implan
     Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima di masyarakat sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar sebagai pemakai Norplant. Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Pada tahun 1982, telah dipasang Norplant di Rumah Sakit sebanyak 10.000. Pada tahun 1987, telah ditingkatkan tempat pemasangan Norplant dengan program ekstended field trial dengan jumlah 30.000 jumlah wanita. Pemasangan norplant makin lama makin meningkat dengan alasan pemasangan sederhana, pemakaian selama 5 tahun dan komplikasi tidak terlalu tinggi. Pemasangan Norplant sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah pencabutan susuk KB memerlukan perhatian karena sangat sulit dicari metode yang murah, mudah dan aman. Jumlah yang memerlukan pelayanan pencabutan makin besar. Sering dijumpai penyulit dan komplikasi saat pencabutan. (Manuaba, Ida Bgaus gde. 1998. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga    berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC)

Penelitian tentang implan diarahkan untuk mengurangi silasik implan yang diinsersikan (sebagai vehikel) dan memilih hormon yang tepat baik jenis dan dosisnya. Pada awalnya implan ada 6 batang, kemudian disusul 2 batang dan 1 batang. Pada awalnya silasik implan di isi levonorgestrel kemudian disusul dengan nestorone.
Dilihat dari segi efektifitasnya, implan sangat rendah kegagalannya. Implan 2 batang (jadena dan indoplan) sangat ideal untuk penjarangan jarak kelahiran, karena habis masa pengaruhnya pada sekitar 3 tahun.  

1.                  DEFINISI IMPLAN
KB implan adalah tabung kecil yang diletakkan di bawah kulit. Tabung ini mengandung hormon progesteron yang bekerja mencegah kehamilan dengan cara mengeluarkan hormon progesteron ke dalam darah. Progesteron ini akan menghentikan ovulasi dengan cara membentuk cairan kental di mulut rahim. Dengan cara inilah KB implant menghentikan sperma masuk ke dalam rahim.

2.                  PROFIL
a)       Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk jadena, indoplan atau implanon
b)       Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
c)       Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
d)       Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
e)       Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenore
f)        Aman dipakai pada masa laktasi

3.                  JENIS
a)       Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b)       Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.




4.                   CARA KERJA
a.       Lendir servik menjadi kental karena akibat adanya kerja hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi Implan.
b.       Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi karena kerja hormon progesteron menekan hormon estrogen.
c.       Mengurangi transportasi sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital menjadi relaksasi sehingga tidak dapat mendorong ovum.
d.       Menekan ovulasi karena hormon estrogen ditekan hormon progesteron yang telah ada sejak awal.

5.                  EFEKTIVITAS
Sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan).


6                  INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi
Kontraindikasi
a)       Usia reproduksi
b)       Menghendaki kontrasepsi dengan efektivitas tinggi dan mencegah kehamilan jangka panjang
c)       Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d)       Pascapersalinan dan tidak menyusui
e)       Pasca keguguran
f)        Tidak menginginkan anak lagi dan menolak sterilisasi
g)       Tekanan darah < 180/110 mmHg
h)       Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
a)   Hamil/ diduga hamil
b)   Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c)   Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d)   Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e)   Mioma uterus dan kanker payudara




7.                   KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN

Keuntungan
Kekurangan
a)       Perlindungan jangka panjang
b)       Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat
c)       Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
d)       Tidak mengganggu kegiatan sanggama
e)       Tidak mengganggu ASI
f)        Klien hanya perlu ke klinik bila ada keluhan
g)       Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

a)   Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea serta amenorea
b)   Timbulnya keluhan: nyeri kepala, peningkatan/ penurunan BB, nyeri payudara, mual


c)   Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi/ pencabutan
d)   Tidak melindungi dari IMS termasuk AIDS
e)   Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini




8.                   WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN
a)       Setiap saat selama siklus haid (hari ke 2 – 7)
b)       Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak hamil bila diinsersi setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seks atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
c)       Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil
d)       Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat
e)       Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan


9.                  JADWAL KEMBALI KUNJUNGAN
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik bila ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a)       Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
b)       Perdarahan yang banyak dari kemaluan


c)       Rasa nyeri pada lengan                                                                 
d)       Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah 
e)       Ekspulsi dari batang implan
f)        Sakit kepala hebat/ penglihatan menjadi kabur
g)       nyeri dada hebat
h)       Dugaan adanya kehamilan



10. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
1.       Hamil atau diduga hamil.
2.       Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3.       Miom uterus.
4.       Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5.       Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara 
6.       Gangguan toleransi glukosa.


11. Waktu Mulai Menggunakan Implan
a.       Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
b.       Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsresi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c.       Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d.       Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
e.       Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
f.        Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
g.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak perlu metode kontrasepsi lain.
h.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat dilakukan setiap saat, asalkan diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
i.         Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
j.         Pascakeguguran, implan dapat segera diinsersikan.


12. Instruksi untuk Klien
1.       Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Tujuannya untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
2.       Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu di khawatirkan.
3.       Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi.
4.       Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
5.       Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
6.       Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

13. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1.       Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
2.       Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
3.       Obat – obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas implan.
4.       Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek – efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
5.       Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
6.       Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan nama klinik.
7.       Implan tidak melindungi dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.




Peringatan Khusus Bagi Pengguna Implan

a. Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan.
b. Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
c. Terjadi perdarahan banyak dan lama.
d. Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi implant
e. Ekspulsi batang implan (Norplant).
f.   Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan kabur.

Penanganan Efek Samping atau Masalah yang Sering Ditemukan
Efek samping/ masalah
Penanganan
Amenorea
a.        Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
b.        Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implan dan anjurkan kontrasepsi lain.
c.        Bila terjadi kehamilan dank lien ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormone untuk memancing timbulnya perdarahan.
Perdarahan bercak (spotting) ringan
 Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering terjadi ditemukan pada tahun pertama. Bila tidak ada masalah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3 – 7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari.
Ekspulsi 
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda – tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
Infeksi pada daerah insersi
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari. 
Berat badan naik/ turun
Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1 – 2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.



Penatalaksanaan Umum
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku, di daerah medial lengan atas (gambar 2). Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang digunakan.


Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antispetik dan suntik anestesi local. Buat insisi kecil hanya sekedar menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus (nomor 10) dan dipasang tepat dibawah kulit.
Tidak diperlukan penjahitan untuk menutup luka insisi, cukup dengan band aid.

Ingat: Yang terpenting kapsul dipasang superficial, tepat di bawah kulit (dermis). Pemasangan yang dalam akan menyebabkan pencabutan menjadi sulit.


Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien:
1)            Sedang minum obat yang dapat menurunkan  efektivitas implan,
2)            Sudah mendapat anestesi local sebelumnya, dan
3)            Alergi terhadap obat anestesi lokak atau jenis obat lainnya.

Persiapan Pemasangan
1)        Langkah 1
Persilakan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir, serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antiseptic tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
2)        Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping, bila ada) dengan kain bersih.
3)        Langkah 3
Persilakan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan pemasangan (gambar 3).
4)        Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan siku.

5)        Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
6)        Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mankok steril.


Ingat : Kapsul yang tersentuh kapas atau bahan lain akan menjadi lebih reaktif (lebih sering menyebabkan perlekatan atau jaringan parut karena partikel kapas menempel pada kapsul silastik).
                                     
Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkok yang didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DTT saat melakukan pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DTT.

Catatan : Bila kapsul jatuh ke lantai, kapsul tersebut telah terkonta-minasi. Buka kemasan baru dan teruskan pemasangan. (Jangan melakukan sterilisasi ulang pada kapsul yang terkontainasi).

6.    Tindakan Sebelum Pemasangan
1.       Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
2.       Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Catatan : Jangan menggunakan bedak untuk memakai sarung tangan. Butir-butir bedak yang halus dapat jatuh ke tempat insisi dan menyebabkan terjadinya jaringan parut (reaksi jaringan ikat). Bila sarung tangan diberi bedak, bersihkan dengan kasa seril yang direndam dengan air steril atau air mendidih.


3.       Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
4.       Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (Bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan  dilakukan insisi kea rah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptic yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
5.       Langkah 5
Bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.

  Langkah 6
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa Epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.

 Langkah 7
Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang terdekat dengan siku) kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak tidak masuk ked ala pembuluh darah. Suntikan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm (gambar 5). Hal ini akan membuat kulit (dermis) terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyakl 1 ml diantara tempat untuk memasang kapsul.


Catatan : Untuk mencegah toksisitas, dosis total tidak boleh melebihi 10 ml (10 g/l) dari 1% anestesi local tanpa Epinefrin.
 7.   Pemasangan Kapsul
  Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau scalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45O, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
        Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus di pegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas . Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan kebawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap dibawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap keatas dan pendorong didalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari mkiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar kedepan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada dibawah kulit (2-3 mm dari akhir ujung tajam) . Memasukkan trokat jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya.




Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan – lahan dan hati – hati kearah tanda (1) dekat pangkal . Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. ,masuknya trokar akan lancer bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Catatan: jangan menyentuh trokar terutama bagian tabung yang masuk ke bawah kulit untuk mencegah trokar terkontaminasi pada waktu memasukkan dan menarik keluar.

Langkah 5
 Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari trokar.


Langkah 6

Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau partikel lain. (untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan kedalam trokar, letakkan satu tangan dibawah kapsul untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh) .
  Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul keareah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa (akan terasa tahanan pada saat sekitar setengah bagian pendorong masuk kedalam trokar).

Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat ditempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kearah luka insisi sampai tanda (2) muncul ditepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong . Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap ditempatnya dan tidak mkendorong kapsul kejaringan.

    Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2) harus terlihat ditepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah . Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar




Catatan: pasangkan trokar yang berulang akan memendekkan trokar sehingga mengurangi jarak ketanda (2), karena itu saat memakai trokar yang diasah, jangna menarik trokar terlalu jauh kebelakang karena akan keluar dari tepi luka insisi.
Hal yang penting adalah kapsul bebas dari ujung trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.

Langkah 10
Tanpa memgeluarkan seluruh trokar, putar ujung trokar kearah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula  untuk memastikan kapsul pertama bebas.




Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25O. untuk melakukan itu, mula- mula fiksasi kapsul petama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan- pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai, masukkan kapsul berikutnya kedalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya (langkah 5-9) sampai seluruh kapsul terpasang.

 Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi risiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi. 

Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.


Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi (sekitar 5 mm). bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati – hati dan dipasang kembali ditempat yang tepat.

Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1menit untuk menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa berantiseptik.



Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
Menutup Luka Insisi
1.      Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kasa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
2.      Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi  memar ( perdarahan subkutan ).

                        Perawatan Klien 
a.       Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan. (Gambar sederhana yang memperlihatkan kira-kira tempat pemasangan kapsul pada lengan klien, akan sangat membantu ).
b.       Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangann , kalau bisa diberikan secara tertulis.

2.       Petunjuk Perawatan Luka Insisi Di Rumah
a. Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama beberapa hari. Hal ini normal .
b. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakain.
c. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
d. Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka didaerah tersebut atau menambahkan tekanan.
e. Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan dengan tekanan normal.
f.  Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.


      Bila Terjadi Infeksi
a.        Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal.
b.        Bila terjadi abses ( dengan atau tanpa ekspulsi kapsul ) cabut semua kapsul.

4.      Petunjuk Untuk Menjaga Agar Trokar Tetap Tajam
a.       Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali pemasangan.
b.       Setelah selesai di pakai, pisahkan trokar dari pendorongan ( hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
c.       Bila trokar tampak telah menjadi tumpul, harus diasah seperti pengasah pisau atau gunting denganm menggunakan batu asah yang halus.
d.       Pada waktu mengasah trokar, jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokat tidak dapat dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ketanda (2) dengan ujung trokar.
e.       Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yeng berlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar terdapat dibawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
f.        Setelah kira-kira 50-100 kali pemasangan, trokar harus diganti, tidak boleh dipasang lagi.